Kepada para sahabatku yang sentiasa menceriakan blog ini. Sebagai mukmin yang bertakwa setiap kita pasti mendambahkan lelaki sholeh dan wanita sholehah untuk dijadikan pasangan hidup. Artikel ini membincangkan tentang KEUTAMAAN WANITA SALEHAH DALAM ISLAM. Renungkan bersama.....
Baru globalisasi saat ini dari hari ke hari semakin membutakan mata manusia untuk mengenal tata cara kehidupan yang bernuasa Islami terutama bagi umat muslim saat ini.
Mendengar kata singkat “wanita“ yang memiliki sejuta makna yang terkandung dalamnya, seperti kita mendengar kehidupan seolah-olah tidak ada tanda-tanda kehidupan tanpa wanita. Ia bagai embun pagi yang tak pernah henti-hentinya memberi kesegaran.
Dengan adanya wanita shalehah, dunia akan tercipta dengan keharmonisan, kedamaian serta keberkahan baik dalam kehidupan individu maupun masyarakat.Allah telah memberikan sebuah penghargaan yang begitu besar kepada para wanita-wanita yang shalehah dengan sebuah sandangan “ummu warabbah al-bait” (ibu dan pengatur rumah tangga). Di dalam rahim setiap ibu berdenyut sebuah kehidupan baru.Bahkan jika kita ingin cinta suci, temukanlah di batin wanita. Wanita ibarat lebah muda yang selalu dipercaya dan selalu memberi kekuatan,kemuliaannya tidak bisa diukur dengan ukuran dunia. Karena para wanita shalehah yang akan menjadi bidadari syurga nanti. Untuk mencari wanita yang shalehah pada zaman era globalisasi ini tidak semudah yang kita pikirkan. Ulama fiqah mengatakan di dalam kitab “Iannatutthalibin” bahwa mencari wanita yang shalehah ibarat kita mencari burung gagak yang putih. Lalu apa sebenarnya makna dari wanita yang shalehah? Sekian banyak definisi dari wanita yang tahu dan hanya menguraikan bahwa wanita shalehah adalah nafas kehidupan atau perhiasan dunia yang paling berharga.
Sabda Rasulullah Saw, dalam salah satu hadist yang diriwayatkan Muslim
berbunyi:
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalehah” Perlu kita akui bahwa untuk menemukan wanita shalehah tidak semudah yang kita bayangkan dikarenakan pada zaman era seperti ini begitu hebatnya pengaruh budaya Barat, berbagai macam cara usaha mereka untuk merusak generasi muda Islam. Wanita shalehah merupakan dambaan bagi setiap laki-laki dan ia kelak akan menjadi permata hati bagi suami dan menjadi penerang bagi kehidupan keluarga jika ia menjadi seorang istri (Abdurrahman, 1999: 5). Kita akan mencoba menguraikan beberapa keutamaan-keutamaan wanita shalehah dalam Islam yang tujuan dan maksudnya tertuju bagi saudari-saudari kitayang lagi sedih, berkecil hati, akan masalah perbedaan antara laki-laki dengan perempuan serta kelebihan laki-laki dengan perempuan. Kita harus ingat, bahwa ini bukan lagi zaman Jahiliah yang mereka itu selalu merendahkan dan meremehkan kaum wanita dan menganggap wanita si pembawa sial, maka saya rasa tidak sepantasnya kita menyalahkan satu sama lain dikarenakan Allah SWT sendiri telah menempatkan wanita dan laki-laki pada tingkatan dan derajat yang sama. Dengan kata lain wanita memiliki semua bakat untuk berkembang, tanpa cacat dan kesalahan, dan ia juga memiliki seluruh faktor kesempurnaan sebagaimana pria. Di dalam penulisan yang singkat ini terdapat beberapa keutamaan-utamaan wanita yang mungkin bisa kita jadikan arah serta pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari.
1. Wanita Shalehah Merupakan Perhiasan Dunia yang Terbaik
ALLAH SWT dalam QS An-Nisa’ ayat 34, berfirman:
…
“... Istri-istri shalehah adalah isteri-isteri yang taat lagi setia kepada suami dan memelihara kehormatannya sewaktu ditinggal suaminya.“ Dari firman Allah di atas, dapat kita tahu bahwa mereka adalah para wanita dan tidak mau digunakan untuk kepentingan bisnis, baik atas nama iklan,peragaan busana, artis sinetron maupun bintang-bintang lainnya. Mereka tidak ingin dikenal oleh orang banyak, mereka akan merasa rugi jika auratnya ada yang melihat selain muhrimnya. Wanita shalehah ibarat madu yang selalu melihat dengan mata dan mencium dan berkata-kata dengan mulut dan mendengar dengan telinga untuk segala hal-hal yang baik. Ia tidak akan pernah hinggap di tempat-tempat kotor dan ia juga memilih makanan yang halal dan baik dalam artikata wanita shalehah tidak akan tinggal di tempat yang penuh dengan kemaksiatan
(Anonim, 1978: 67).
Begitu banyak anggapan orang awam yang mengatakan bahwa wanita hanyalah pemberi kepuasan bagi laki-laki semata. Padahal jika kita sadari wanita tidak ubahnya seperti cahaya yang selalu menjadi penerang dalam kegelapan.Hadist Nabi mengatakan bahwa: baik buruknya dunia karena wanita.Hadits ini mengingatkan kita untuk selalu menjadi wanita yang shalehah dan menjadi perhiasan dunia yang baik yang akan menyinari kehidupan di dalam dunia ini. Allah memuliakan mereka dengan kemulian yang pas, imbang, tengah-tengah, manis, dan adil. Allah juga memerintahkan kepada mereka untuk berhijab sebagai perindungan serta membebaskan para wanita dari kezaliman syahwat,Allah tak pernah melarang mereka untuk beramal ibadah dalam interaksi dengan
sangat nyaman dengan laki-laki dan membebaskan mereka dari tuduhan-tuduhan yang syubhat lagi yang mengekang (Mahridi, 2004: 37).
2. Wanita Shalehah Sama Derajatnya dengan Laki-Laki
RASULULLAH Saw, bersabda dalam Hadits yang diriwayatkan Muslim (dikutip dari Mahridi, 2004: 34): “Sesungguhnya wanita merupakan mitra sejajar dengan laki-laki.” Islam menempatkan mereka sejajar dengan kaum Adam, baik di lapangan pendidikan, ekonomi, sosial, maupun politik. Begitu juga halnya dalam memperoleh syurga. Islam menempatkan sama, dalam arti kata wanita shalehah tidak hanya berdiam diri di rumah saja, tetapi ia juga berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Firman Allah SWT dalam QS Al-Baqarah ayat 228 (Anonim, 1978: 28),berbunyi:
…
“... dan para wanita mempunyai hal yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suani mempunyai satu tingkatan kelebihan dari pada istrinya.”
Banyak sekali kita dapati sekarang wanita diperlakukan semena-mena,padahal Allah sendiri telah menyatakan dalam Al-Qur’an, bahwa wanita dan laki-laki sama derajatnya.
Islam memperlakukan wanita dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, bahwa wanita dengan shalehah dianggap tiang negara yang kokoh, Islam tidakpernah mendiskreditkan salah satunya, baik laki-laki maupun perempuan. Hanya para kaum Jahiliah saja yang menganggap bahwa wanita tidak sama derajat dengan lelaki, mereka beranggapan bahwa wanita lemah tidak bisa diajak kompromi. Tapi ketika Islam datang wanita diangkat derajatnya menjadi sama dengan laki-laki, mereka menjadi layak untuk di puji.
Allah SWT dalam QS Al-Hujarat ayat 13 berfirman bahwa: “tiada beda antara laki-laki dengan si wanita di mata Allah dan sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah hanyalah orang bertaqwa”. Secara fisik lelaki memang lebih kuat dari wanita, tetapi secara psikologis wanita juga mempunyai sifat yang sangah mudah dipahami oleh anak-anak dalam mendidiknya.
Rasulullah Saw pernah bersabda bahwa hanya orang mulialah yang menghormati kaum wanita dan hanya orang hinalah yang merendahkan kaum wanita. Dengan melihat hadits tersebut, timbul pertanyaan, mengapa masih ada sebagian orang yang menghina kaum wanita? Begitu banyak harga diri wanita yang telah dihancurkan oleh sebagian laki-laki yang menganggap wanita hanya pemuas nafsu belaka. Orang yang belum membuka mata terhadap siapa wanita itu, perlu dari sekarang untuk belajar menghargai dan menjaga kaum hawa. Sebagaimana sabda Rasullah Saw dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Boihaqi: “Sesungguhnya wanita adalah belahan yang tak terpisah dari laki-laki.”
3. Wanita Shalehah dalam Naungan Islam
MEREKA telah mendapatkan ketenteraman dan harga diri sebagai wanita mulia sejak lahirnya Nabi Muhammad Saw sebagai bukti Islam sangatlah menghormati wanita, mereka bukanlah makhluk kedua, bukan pula pelengkap penderita, mereka adalah sosok yang punya andil dalam kemajuan peradaban. Para wanita shalehah yang akan menjadi cermin bagi kemajuan peradaban, jika mereka baik maka dunia pun akan menjadi indah. Karena kedudukan yang sangat tinggi mereka junjung saat ini, maka mereka patut untuk dibanggakan demi kemajuan dan kedamaian suatu negara. Kita harus tahu bagaimana para wanita-wanita Arab menjaga dirinya dari yang bukan muhrimnya, mereka yang menjaga auratnya dari ujung rambut sampai ke ujung kaki karena mereka tahu bagaimana Allah telah memberikan kemuliaan dan naungan yang sangat mulia kepada mereka.
Kutipan yang saya ambil dari Kitab “Uqudul Lijjain” (Syaikh Muhammad Umar, 1294 H: 8), menyebutkan tiga ciri wanita shalehah, yakni:
(a) menutup aurat atau wajah dari pandangan ajnabi;
(b) taat kepada suami dan kepada orang tua;
(c) memelihara dirinya dari harta suami pada saat suami berada di luar rumah.
Adapun ciri wanita shalehah juga adalah melaksanakan shalat lima waktu dan berpuasa. Ciri-ciri ini merupakan ciri utama bagi wanita shalehah. Namun demikian, keshalehan itu juga ditentukan oleh sejauhmana seorang wanita itu shaleh dengan lingkungan sekitarnya.Dalam buku yang saya baca, Ahmad Muhammad Jamal (2002) Stein royen menyatakan: “kamu wanita telah menemukan apa yang mereka cari terus-menerus dalam naungan Islam, sebab agama telah menempatkan mereka pada posisi sentral ketika agama lain menghina mereka.”Dalam kutipan di atas jelas bahwa Islam telah mengangkat kaum wanitadari berbagai fungsi, posisi, serta peran, Islam membawa wanita dari dapur, sumur, dan ranjang para kaum awam melangkah menuju perpustakaan alam semesta yang penuh dengan ayat-ayat Allah SWT.Banyak yang mengira pandangan dan perlakuan merendahkan terhadap wanita hanya ada di kalangan masyarakat Arab Jahiliyah. Tapi sebenarnya berlanjut pada masa-masa setelah Jahiliyah. Nilai wanita masih bermasalah dalam segala kekejian persepsi dan perlakuan yang dilakuakan oleh para filsuf dan masyarakat Yunani, peradaban Romawi Tiongkok, Persia, raja-raja Eropa abad pertengahan, abad kegelapan hingga abad revolusi para kaum Yahudi. Hanya Islam yang dari awal berkehendak membebaskan wanita dari diskriminasi semacam ini. Islam sangatlah jeli dalam mengarah dan membina wanita, bahkan sebahagian ulama berpendapat bahwa wanita haram keluar rumah, kecuali dengan muhrimnya. Timbul pertanyaan dalam benak kita, apakah wanita yang berdakwah sekarang bukanlah wanita shalehah? Tentu saja tidak seperti itu. Maksud shalehahdi sini bukan berarti ia tidak boleh meneruskan dakwah untuk kemajuan Islam, tetapi wanita shalehah di sini adalah wanita yang selalu bisa memberi ide cemerlang serta dorongan di mana saja ia berada asalkan ia masih berada dalam aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam agama Islam. Ini merupakan sebuah bukti bahwa Islam tak pernah membiarkan para wanita berkeliaran dengan kezaliman yang hanya membuat mereka akan hina pada pandangan orang banyak. Timbul pertanyaan, kenapa wanita sekarang begitu dekat dengan budaya-
budaya Barat? Itu semua disebabkan mereka tidak pernah tahu bahwa Allah telah
memberikan sebuah kemuliaan yang tak tertandingi.
Islam benar-benar memberikan penghargaan dan perlindungan, Islam tidak memandang wanita dalam dengan kehinaan, memperbudak bahkan martabatnya direndahkan, harga diri mereka dilecehkan dan penganiaan yang bermacam-macam. Tetapi Islam malah sebaliknya, Islam memperlakukannya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Sementara di kalangan orang Arab masa dahulu, meskipun wanita diberi kebebasan yang cukup memadai, tetapi mereka masih saja menindas dan memperlakukan wanita dengan kasar. Semua yang dilakukan oleh bangsa-bangsa sebelum Islam datang tidak pernah terjadi ketika Islam sudah datang. Islam merupakan agama yang paling mulia derajatnya dan paling tinggi kedudukannya, Islam adalah agama Allah yang tidak kenal dengan kebatilan dari sisi manapun, Islam membersihkan wanita dengan menghargai martabatnya dan meninggikan kedudukan para wanita yang hilang haknya, mengaruniainya kehormatan yang tidak boleh diinjak-injak, Islam memberikan keputusan yang bijaksana kepada wanita dan hak untuk mengelola apa yang ia miliki. Islam berjuang mengakhiri penindasan orang zalim yang telah menzalimi kaum wanita, melepaskan belenggu perbudakan darinya dan mengeluarkannya dari kegelapan ke alam yang terang benderang, mengeluarkannya dari kegelapan kehinaan dan penyiksaan yang pedih serta memanjakan hak-haknya dengan benteng yang kokoh.
4. Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu
SUDAH tidak asing lagi bagi kita tentang sebuah hadist yang menyatakan bahwa
“Syurga di bawah telapak kaki ibu.”
Hadist tersebut menunjukkan bahwa keridhaan Allah terletak pada keridhaan ayah dan ibu, begitu juga sebaliknya jika Allah murka, itu juga karena murka kita pada ibu dan bapak. “Ketika seorang pemuda bertanya kepada Rasulullah: kepada siapa aku harus berbakti? kemudian Rasul menjawab: ibumu, kemudian ia bertanya lagi, kemudian kepada siapa lagi ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: ibumu, kemudian ia bertanya lagi, Rasulullah juga menjawab: ibumu. Dan hingga kali keempat ia bertanya, baru Rasulullah
menjawab: bapakmu.” Begitu besarnya derajat seorang ibu, jangan pernah kita menyia-nyiakan mereka, jangan pernah menyakiti mereka, mengatakan “ah” saja Allah begitu murka kepada kita, apalagi menyakiti hatinya. Ini merupakan keutamaan yang paling berharga yang telah diceritakan oleh Allah kepada kita para wanita. Wanita shalehah merupakan kunci utama bagi seseorang untuk masuk ke dalam syurga Allah, jika kita durhaka kepada mereka, jangankan mendapat syurga, merasakan nikmatnya saja jangan pernah bermimpi.
Oleh karena itu hormatilah wanita sebagaimana Sabda Rasulullah Saw:
“yang terbaik di antara kalian adalah orang yang paling baik memperlakukan isterinya.”
Semua ini merupakan ungkapan keunggulan wanita dalam Islam. Islam juga menempatkan wanita pada posisi yang sangat terhormat, sedangkan agama lain hanya menganggap sebagai keranjang sampah, hina dan menyesatkan.
5. Di Belakang Kesuksesan Laki-Laki Ada Wanita Shalehah
SUDAH tidak dapat dipungkiri lagi, memang sudah menjadi lumrah jika wanita merupakan penunjang dalam karir serta kesuksesan para laki-laki. Sebagai bukti wanita sebagai penunjang kesuksesan, akan kita uraikan kisah Rasulullah saat beliau berada di Gua hirak.
Ketika Rasulullah berada di Gua hirak, Malaikat Jibril menghampiri beliau sambil berkata “bacalah”, kemudian Rasul menjawab: “saya tidak bisa membaca.” Kemudian Jibril berkata lagi “bacalah” dengan seraya Rasul merasa gugup, ketakutan dan berkeringat dingin membasahi tubuhnya, dan menghampiri sang istri tercinta (Khadijah), saat itu Khadijah melihat Rasulullah sangat ketakutan dan Khadijah segera menyelimuti Rasulullah, khadijah menanyakan apa yang telah terjadi dengan Rasulullah. Rasulullah menceritakan apa yang semua dialaminya di Gua Hira.
Kemudian Khadijah mengajak Rasulullah untuk menemui sang pamannya (Warakah bin Nofal), ia merupakan seorang pendeta, setelah keduanya bertemu dengan Waraqah, mereka menceritakan apa yang dialami oleh Rasulullah di Gua Hira, Warakah mengatakan: “wahai keponakanku bersyukurlah kamu, bahwa suamimu itu merupakan seorang utusan Tuhan, yang akan membawa ajaran-ajaran yang benar dan yang berada di Gua Hira itu adalah seorang malaikat (Jibrilnamanya).
Kemudian Rasulullah pulang bersama Khadijah untuk mengajarkan ajaran-ajaran Allah dan wanita pertama masuk Islam adalah Khadijah. Saat itu Khadijah-lah yang memberi dorongan kepada Rasullah untuk melangsungkan dakwahnya, Khadijah memberikan sejumlah hartanya untuk berbekalan Rasullah dalam berdakwah, ini merupakan sebuah kemulian Islam terhadap para wanita-wanita shalehah. Masih banyak lagi para wanita-wanita yang menjadi pendorong dalam kesuksesan menyebarkan dakwah tentang ajaran Allah mereka adalah: Fatimah Az Zuhra, Umu Salamah, Zainab, Hamidah, Sausan, Halimah, dan
Aisyah.
6. Wanita Shalehah Merupakan Tokoh Utama dalam Kehidupan
SEBUAH fakta bahwa wanita merupakan tokoh utama dalam kehidupan baik dia seorang isteri maupun telah menjadi seorang ibu, walaupun wanita dikatakan sebagai fitnah, tapi kata fitnah ini harus kita artikan dengan makna yang positif, dengan demikian wanitalah yang akan mewarnai kehidupan dengan corak ragam yang nyata, ia merupakan pendidik utama dalam pangkuan seseorang, wanitalah seorang yang bisa menepati ke jenjang yang lebih tinggi.
Singkatnya wanita dalam lingkup kelurga merupakan arena penyokong utama kemajuan dan kenyamanan dalam kehidupan, tidaklah benar kalau ia yang menjadi penyebab kedewasaan orang lain, wanita sejati dan shalehah adalah mitra istimewa dalam kehidupan.
Dengan demikian wanita sebagai seorang ibu atau isteri merupakan pilar keluarga sama dengan peran yang diembankan oleh seorang ayah bahkan dapat kita simpulkan posisi wanita dalam keluarga lebih unggul dari pada posisi laki-laki. Wanita adalah pendidik dan pengasuh para wanita dan pria terhormat, dari pangkuan seorang wanitalah seorang laki-laki menempati jenjang yang tinggi di pangkuan wanita merupakan tempat pendidik orang-orang besar, wanita dan lelaki.“
Perlu kita ingat bahwa pendidikan utama yang dibutuhkan oleh si anak adalah didikan dari keluarga, sedangkan yang berperan sebagai pendidik yang lebih mengetahui dalam keluarga ialah seorang ibu, mereka tidak akan menjadikan anak yang shaleh dan shalehah, jika dalam keluarga hancur,porak poranda jika penuh dengan caci maki.
Jika seorang ibu berhasil mendidik anak-anaknya dengan sempurna dalam keluarga, maka kita tidak perlu gelisah, Insya Allah mereka akan terbawa ke jalan yang diridhai oleh Allah SWT, tetapi jika seandainya peran seorang ibu gagal dalam mendidik keluarga maka janganlah kita heran kenapa mereka begitu sulit menuju kejalan yang benar, begitu juga jika seorang wanita berperan sebagai seorang isteri, karena isteri merupakan salah satu penunjang keberhasilan dalam melakukan dakwah sang suaminya.
Jangan pernah kita menyia-yiakan kemuliaan serta kelebihan yang telah diberikan oleh Allah kepada kita, yaitu dengan julukan “ummu warabbah al-bait wanita sebagai pengatur rumah tangga yang baik). Wanita shalehah-lah yang selalu memahami akan fitrahnya, ia akan menjadi cahaya bagi peradaban yang akan datang.
7. Wanita Tempat Berbagi Suka dan Duka
SEBAGAI wanita shalehah, dibebankan kita untuk melaksanakan tiga kewajiban, yaitu kewajiban kepada Allah, kewajiban kepada suami, dan kewajiban kepada anak-anak.
Kewajiban kepada Allah merupakan kewajiban yang paling utama yang harus dipenuhi oleh seorang wanita. Seorang wanita shalehah-lah yang selalu taat kepada sang suami ia akan mendapat indahnya nikmat syurga bila ia memenuhi kewajibannya kepada seorang suami. Wanita merupakan tempat curahan suka dan duka sang suami jika ia menjadi seorang isteri kelak, alangkah indahnya jika seorang wanita selalu menjadi tempat curahan bagi suami. Kala susah wanitalah yang menjadi arahan dan dorongan sebagai penunjang kesuksesan, dengan senyuman saja keputusan bisa menjadi sebuah harapan serta kegelapan bisa menjadi terang. Saat duka datang, wanitalah yang membuat ketenangan, ia selalu memberi kesejukan, kedamaian yang tak tertandingi. Kemudian yang terakhir adalah kewajiban seorang wanita terhadap anak-anak, seorang anak bisa tersenyum lebar bila seorang ibu selalu berada di dekatnya, semua suka duka yang ia hadapi hanya nasehat seorang ibu yang bisamembuat ia menjadi lebih bahagia dan tenang.
Ibu merupakan kata penegasan pendidikan pertama, tempat seorang anak mempertanyakan sesuatu yang belum ia mengerti dengan bahasa yang begitu akrab, berjuta harapan serta keinginan yang sangat mendalam tentang semua yang belum ia mengerti, ia merupakan tempat pengaduan yang paling tepat pada saat iasedang terluka, belaian yang paling tenteram saat ia gelisah dan dekapan yang paling aman pada saat ia merasa ketakutan.
Wanita shalehah adalah perpustakaan yang paling lengkap, lapangan yang paling luas, kelas yang paling nyaman. Dan pribadi seorang wanita shalehah tidak bisa tertandingi ketika seseorang membutuhkannya. Betapa besar peranan ia dalam membangun kemajuan bangsa sebuah kisah di antara wanita shalehah yang ia seorang wanita yang paling mahir bersyair, ia mendidik anak-anaknya serta mengorbankan hidupnya untuk membesarkan mereka, ia selalu memberikan semangat kepada anak-anaknya saat anak-anaknya ingin berperang dan ia selalu berpesan kepada anak-anaknya: apabila kalian telah melihat peperangan maka janganlah kalian mundur selangkahpun supaya kalian mendapatkan fahala di akhirat, di negeri keabadian.
Inilah salah satu bukti bahwa betapa besarnya peranan wanita dalam membangun dan mengembangkan generasi Islam. Wanita shalehah bertanggungjawab penuh terhadap pendidikan si buah hatinya, mengenai hal ini ia tidak pernah mau berpindah tangan kepada orang lain, untuk itu dikatakan bahwa rumahlah madrasah pertama bagi anak-anak, sebegitu pentingnya peranan seorang ibu dalam pendidikan anaknya. Oleh karena itu, jika di dunia modern seperti saat ini masih ada yang menyia-nyiakan kaum wanita shalehah dan selalu menzaliminya, mudah-mudahan Allah SWT mempertahankan mereka dengan laki-laki yang beriman di akhirat kelak, seperti seorang laki-laki yang mulia. Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyah ini merupakan doa istri Rasullullah Aisyah ra.
8. Wanita adalah Sebagai Manusia Individu
DARI sekian banyak keutamaan-keutamaan yang telah penulis tulis dalam karangan ini, penulis ingin menguraikan tentang wanita dalam Al-Qur’an sebagai manusia individu yang diciptakan oleh Allah SWT dengan sempurna. Berbicara tentang perbedaan antara wanita sebagai individu dengan wanita sebagai bagian dari masyarakat ialah Al-Qur’an telah memperlakukan wanita sebagai manusia individu baik laki-laki maupun perempuan secara sama, berkenaan dengan spritualitas hak perempuan tidak berbeda dengan hak lelaki. Di dunia ini, setiap individu telah diberikan tanggung jawab dan kemampuan dalam berbicara, berbicara akan kemampuan Allah SWT tidak pernah membeda-bedakan
di antara wanita dan laki-laki.
Perlu diketahui, bahwa para pengarang muslim telah mengeluarkan penafsiran inipun mengakui bahwa Al-Qur’an bertujuan untuk menegakkan keadilan. Wanita muslimah pada awal munculnya Islam ikut berperang mendampingi kaum pria, perawat pasukan yang terluka, membantu membalut bandej untuk menghentikan darah yang mengalir, memperkuat tulangnya yang patah meningkatkan semangat perjuangan, berpatroli di antara barisan pasukan, mempertaruhkan nyawanya menentang kematian, merelakan tubuhnya dihantam
anak panah. Semua ini yang akan penulis sebut nantinya sudah pernah dilakukan oleh
wanita-wanita muslim yang telah terdahulu. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada mereka, mereka telah menjadi wanita-wanita yang terbaik di dunia ini.
WANITA adalah mata air kebahagian dalam kehidupan, sumber kasih sayang dan kelembutan wanita adalah tiang dan rahasia kesuksesan laki-laki dalam bekerja.
Wanita dapat membagikan keberanian dan semangatnya, wanita adalah teman hidup suaminya, sekaligus menjadi sumber ketenangan batin di dalam kehidupan Islam. Tetapi mengapa masyarakat Arab Jahiliah sangat benci kepada anak perempuan, padahal Allah SWT telah berfirman dalam QS An-Nahlu ayat 58-59 yang artinya: ”Dan apabila seorang dari mereka diberi kabar dengan kelahiran anak perempuan, hitamlah mukanya dan ia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya, apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan
ataukah menguburnya ke dalam tanah hidup-hidup? Ketahuilah alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.”
Berbicara mengenai wanita dalam Islam akan panjang sekali tetapi nyaman, menarik, dan jauh dari sasarannya manis menegakkan jiwa dan menarik hati semenjak menyingsingnya mentari Islam, telah menyempatkan iman kepada Allah semata tidak ada sekutu baginya. Di dalam Islam, wanita dicipatakan untuk ikut berbagi manis dan pahitnya kehidupan bersama pria, agar ia menjadi tempat bagi pria menyampaikan ceritanya dengan demikian, wanita adalah penasehat pertama bagi manusia sekaligus menjadi pendidik, dan tempat belajar sebelum seseorang mengenal berbicara, wanita shalehah-lah yang menanam kebiasaan-kebiasaan yang baik dan sifat-sifat terpuji pada diri manusia sehingga ia menjadi orang yang terpandang dan berani.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar