Izinkan Aku Untuk Melamarmu

Sebelumnya kumohonkan maaf atas kelancanganku menulis rangkaian kata ini, tidak lain atas rasa maluku akan dirimu. Mudah-mudahan kelancangan ini bukanlah hal yang melanggar syar'i.

Aku ingin memastikan tidak ada ikhwan lain yang ingin atau sedang berta'aruf atau bahkan telah mengkhitbahmu. Setelah meyakinkan diri, kutuliskan kata-kata ini, agar hatiku tak lagi terpenjara oleh kebodohan rasa ini.

Aku ingin bertanya lewat sahabat-sahabatmu, tetapi aku terlalu malu, jika mereka akan berkata bahwa engkau telah atau akan segera berta'aruf dengan ikhwan lain atau sedang tidak bercita untuk segera menikah. Jika aku bertanya lewat sahabatku, aku tak siap jika harus mendengar penolakanmu dari lidah mereka, kuingin mendengarnya langsung dari hatimu, dalam perkenanmu. Jika aku harus mengatakan langsung padamu dengan lidahku, aku tak sanggup merangkai kata yang baik dan indah..

Tulisan ini tak lain atas niat suci yang terlalu besar hingga aku tak mampu jika harus memikulnya terlalu lama, sendiri. Berawal dari niat suci, hingga tak ingin jika sampai dikotori oleh kesalahanku yang bodoh ini. Dan ingin ku akhiri dengan kesucian hati yang tak ternoda oleh rangkaian kata-kata usang ini.

Jika engkau berkenan, Insya Allah, ya Ukhti, aku ingin sekedar bisa menyampaikan niat tulusku untuk mengenalmu, mengenalmu, dan mengenalmu. Walau aku sungguh, jika melihat diri ini, merasa tak layak jika harus mengenalmu. Karena jika ikhwan yang baik memiliki 100 kriteria baik, aku hanya punya satu saja. Jika ikhwan yang baik punya 1000 kriteria baik, aku hanya punya satu saja. Insya Allah, aku hanya memiliki keinginan dan semangat untuk belajar. Karena untuk urusan ilmu, tiada kata cukup dan berpuas hati hingga ajal menjelang..

Namun, jika tiada perkenan darimu, kurela dan ikhlas menerima sepenuh hati, Insya Allah.

Maaf tak terkira kusampaikan, atas kelancangan dan kebodohan yang tertulis dalam putihnya harapan ini. Rasulullah saw bersabda, "Diamnya seorang wanita adalah persetujuannya." Tetapi jika ada diammu atas tulisan ini, kuanggap sebagai tiadanya perkenanmu...

Ya Allah…

Aku berdo'a untuk seorang wanita yang nantinya akan menjadi bagian dalam hidupku. Seorang wanita yang sungguh-sungguh mencintai-Mu lebih dari apapun, sehingga ia bisa mencintaiku apa adanya. Seorang wanita yang akan meletakkanku di posisi kedua di hatinya setelah Engkau Ya Allah...

Seorang wanita yang hidup bukan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk-Mu dan untukku. Seorang wanita yang memiliki hati yang bijak dan otak yang cerdas. Seorang wanita yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormatiku. Seorang wanita yang tidak hanya memujiku tetapi juga menasehatiku ketika aku berbuat salah.

Seorang wanita yang mencintaiku bukan hanya karena ketampananku tetapi lebih kepada hatiku. Seorang wanita yang mampu menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu. Seorang wanita yang dapat membuatku merasa sebagai laki-laki sejati ketika ia butuh bantuanku.

Seorang wanita yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya. Seorang wanita yang membutuhkan doaku dalam setiap perjalanan hidupnya. Seorang wanita yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi lebih sempurna. Dan seorang wanita yang selalu membutuhkan senyum dan tawaku untuk mengatasi kesedihannya.

Aku ingin meminta seorang wanita yang sempurna tidak hanya secara fisik, tetapi juga memiliki hati yang sungguh-sungguh mencintai dan ingin selalu dekat dengan-Mu Ya Allah. Aku juga meminta buatlah aku menjadi laki-laki yang dapat membuatnya merasa bangga memilikiku. Berikanlah aku hati yang sungguh-sungguh mencintainya seperti aku yang juga sungguh-sungguh mencintai-Mu dengan seluruh cintaku. Namun yang paling penting, berikanlah ia hati yang cantik. Sehingga ku kan selalu bersyukur atas segala kesempurnaan yang telah engkau berikan.

Dan bilamana akhirnya kami bertemu nanti, aku berharap kami berdua dapat mengatakan, “Maha Besar Engkau Ya Allah, karena telah memberikan kepada kami pasangan yang benar-benar membuat hidup kami menjadi lebih sempurna…”

Aku sama sekali tidak tahu siapa wanita yang telah Kau pilihkan untukku. Tapi aku sangat meyakini bahwa Engkau akan mempertemukan kami pada waktu yang tepat. Dan akan membuat segala sesuatunya menjadi sangat indah pada waktu yang telah Engkau tentukan nanti. Amin Ya Rabbal'alamin....

Bismillah...

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ (وَيُسَمِّى حَاجَتَهُ) خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ (أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ) فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ (أَوْ قَالَ: فِيْ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ) فَاصْرِفْهُ عَنِّي َاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ

Allahumma inni astakhiruka bi 'ilmika,wa astaqdiruka bi qudratika wa as'aluka min fadlikal 'adzim,fa innaka taqdiru wa laa aqdiru wa ta'lamu wa laa 'alamu wa anta allamul guyub,Allahumma inkunta ta'lamu anna hadzal amra ( WA YUSAMMI HAJATAHU ) khairan lii fi dini wa ma'asyi wa 'aqibati amri ( Aw qala : 'ajilihi amri wa ajilihi) faqdurhu lii yassirhu lii tsumma barik lii fiihi,wa inkunta ta'lamu anna hadzal amra  syarrun lii fi diini wa ma'asyi wa aqibati amri ( Aw qala : 'ajilihi amri wa ajilihi ) fashrifhu anni washrifni anhu,waqdur liil khaira haitsu kaana tsumma ardinii.

“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu-Mu dan aku memohon kekuatan kepada-Mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan ke-Maha kuasaan-Mu. Aku mohon kepada-Mu sesuatu dari anugerah-Mu yang Maha agung, sungguh Engkau Maha kuasa sedang aku tidak kuasa, Engkau Maha Mengetahui sedang aku tidak mengetahui dan Engkaulah yang Maha Mengetahui yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (Dalam keinginanku untuk Mengkhitbah dia) lebih baik dalam agamaku, penghidupanku, dan akibatnya terhadap diriku (atau Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘..di dunia atau akhirat) takdirkan (tetapkan)lah untukku, mudahkanlah jalannya, kemudian berilah berkah atasnya. Akan tetapi, apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini membawa keburukan bagiku dalam agamaku, penghidupanku, dan akibatnya kepada diriku (atau Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘...di dunia atau akhirat’) maka singkirkanlah persoalan tersebut, dan jauhkanlah aku darinya, dan takdirkan (tetapkan)lah kebaikan untukku di mana saja kebaikan itu berada, kemudian berikanlah keridhaan-Mu kepadaku.”

Amin Ya Rabbal 'alamin.......

DIBALIK RAHASIA BERSEDEKAH

Dari Sayyidah Aisyah Ra, Beliau menceritakan tentang pertemuan wanita dengan Nabi Muhammad SAW, yang tangan kanannya dalam keadaan lumpuh. Wanita itu berkata : “Wahai Nabi Allah sudikah kiranya engkau momohon kepada Allah SWT semoga Dia (Allah) menyembuhkan tanganku.” Nabi bersabda kepadanya : ”Apa yang menyebabkan tanganmu lumpuh?”, wanita itu menceritakan kepada Rasulullah SAW : ”Ya Rasulullah, pada suatu malam aku bermimpi seakan-akan hari kiamat akan tiba, neraka jahanam telah menyala-menyala dan surga telah terbentang dengan indah. Dan saya mengetahui bahwa ibu saya berada didalam neraka jahanam sedang ditangannya terdapat sepotong lemak dan ditangan satunya terdapat sepotong kain lap, dengan kain lap dan lemak itu ibuku menahan panasnya api neraka, maka pada waktu itu saya berkata kepadanya : “Mengapa ibu di dalam jurang api neraka? Bukankah ibu seorang yang ta’at kepada Allah, dan ayah telah merelakan?” Ibu menjawab : “Hai anakku, aku didunia kikir dan disini tempat orang-orang yang kikir”, saya bertanya lagi kepadanya : “Apalah arti lemak dan kain lap yang ada ditangan ibu?”. Ibuku menjawab : “Keduanya ini pernah ibu dermakan sedekah dan saya tidak pernah bersedekah didunia ini kecuali keduanya.”
Saya bertanya : “Dimana ayah?”. “Ayahmu orang dermawan maka dia tinggal bersama orang yang dermawan.” maka sayapun datang kesurga dan ternyata ayah sedang berdiri di telaga bersama engkau ya Rasulullah, dan saya berkata kepada ayah : “Wahai ayahku sungguh ibu dan juga istrimu sekarang berada di neraka terbakar, sedangkan engkau memberi minum orang-orang dari telaga ini, oleh karena itu berilah ibu air minum dari telaga ini ayah.” Kata ayahku “Wahai anakku sesungguhnya Allah telah mengharamkan orang-orang yang kikir untuk meminum air telaga dari Nabi Muhammad SAW.”. Maka dengan tanpa izin ayahku aku mengambil air telaga dan memberi ibuku segelas air untuk menghilangkan kehausannya, tiba-tiba suara yang menyeramkan berkata : “Semoga Allah melumpuhkan tanganmu karena engkau telah memberi minum kepada orang yang kikir dari telaga Nabi Muhammad SAW”. Maka saya terbangun dan ternyata tangan saya telah lumpuh seperti ini.
”Setelah Nabi Muhammad SAW mendengar wanita tadi Nabi lalu meletakkan tongkatnya pada wanita itu seraya berdo’a kepada wanita itu : “Ya Allah demi zat-Mu yang mulia dengan pengaduan kebenaran mimpinya yang telah dia ceritakan kepadaku maka sembuhkanlah tangannya, maka tangannya sembuh seperti semula. Demikian cerita keutamaan sedekah.

BANYAK UMAT SAYIDINA MUHAMMAD SAW MENGIKUTI KEBIASAAN ORANG NON MUSLIM

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لَتَتَّبِعُنَّ سُنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ سَلَكُوْا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوْهُ ، قُلْنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ اَلْيَهُوْد وَالنَّصَارَى ، قَالَ فَمَنْ ؟

“ Sungguh kalian ( banyak diantara ummatku ) yang akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, lalau sehasta demi sehasta . Kami ( para sahabat ) berkata : “ wahai Rasulullah, kebiasaan orang sebelum kami maksudnya siapa?, Yahudi dan Nasrani kah?, rasul bersbada: “ siapa lagi kalau bukan mereka ? “ ( Shahih Al Bukhari )



حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِيْ هَذَا الْجَمْعِ اْلعَظِيْمِ

Limpahan puji ke hadirat Allah , Maha Penguasa setiap ruh dan jiwa , Maha menerangi jiwa dan sanubari dengan cahaya khusyu’ , Maha menenangkan jiwa dengan lezatnya doa , Maha memberi kemuliaan dalam sanubari agar terang benderang dan menjauh dari segala perbuatan hina dan selalu ingin dekat dengan Yang Maha Bercahaya , Allah Sang Penerang tunggal seluruh langit dan bumi , menerangi sanubari hamba-hamba-Nya , menuntun mereka dengan tuntunan-tuntunan keluhuran dengan perantara hamba-hamba-Nya yang dipimpin oleh kekasih-Nya , sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang dengan mencintai beliau maka sampailah seseorang kepada kesempurnaan iman , seraya bersabda :

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ

“ Belum sempurna iman seorang diantara kalian sampai aku lebih dicintainya dari ayah dan ibunya, dari anak-anaknya dan dari seluruh manusia “.

Berkata Hujjatul Islam wabarakatul anam Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari , menukil perkataan Hujjatul Islam Al Imam Qadhi Iyadh yang berkata : “ Belum sempurna iman seseorang sebelum benar-benar memahami tingginya derajat sang nabi melebihi seluruh makhluk-Nya Allah” , makhluk Allah yang paling mulia sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , makhluk Allah yang menjadi rahasia kelembutan Ilahi yang abadi bagi hamba-hamba yang terpilih untuk mencapai keluhuran Allah subhanahu wata’ala .

Maka terangkaltlah derajat para sahabat rasul radiyallahu ‘anhum wa ardhahum , sebagaimana yang telah saya sampaikan di malam Selasa yang lalu bahwa ketika gunung Uhud berguncang , Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

اُثْبُتْ أُحُد فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِيٌّ وَصِدِّيْقٌ وَشَهِيْدَانِ
“ Tenanglah wahai Uhud sesungguhnya di atasmu ada nabi , shiddiq , dan dua orang syahid “

Mereka adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alihi wasallam , sayyidina Abi Bakr As Shiddiq , sayyidina Umar bin Khattab dan sayyidina Utsman bin Affan Radiyallahu ‘anhum , namun nabi tidak menyebut namanya , tidak menyebut ada Abu Bakr , Umar dan Utsman tetapi beliau menyebut dengan “ Nabiy , Shiddiq , Syahiidan “. Kalau Shiddiq berarti bukan Abu Bakr As Shiddiq saja , siapapun para shiddiqin yang berkesinambungan dari masa ke masa , maka dengan keberadaan seorang As Shiddiq di atas sebuah gunung maka tidak pantas gunung itu berguncang dengan instruksi nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Maka yang seharusnya ada musibah yang terjadi akan menjadi jauh dengan keberadaan para shiddiqin yaitu orang yang bersungguh-sungguh dalam mencapai keridhaan Allah mereka adalah para wali Allah ,Ulama , dan Shalihin .

Namun sebaliknya, Rasul selalu menghindari tanah atau tempat-tempat yang dimurkai Allah , wilayah-wilayah bekas injakan orang-orang yang dimurkai Allah . Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa ketika rasul shallahu ‘alaihi wasallam dalam perjalanan menuju Tabuk , rasul melewati tempat atau kampung bekas kaum tsamud ribuan tahun yang lalu , maka Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Jangan ambil sesuatu dari tempat itu , dan jangan meminum air dari sumur-sumurnya karena Allah pernah menurunkan bala’ di tempat ini kepada kaum Tsamud “. Demikian tempat-tempat yang pernah diturunkan musibah oleh Allah di masa-masa lalu (tempat-tempat yg pernah dimurkai Allah swt), Rasulullah tidak mau berhenti untuk mengambil air atau makanan dari tempat itu , lewat saja dengan segera dan tidak mau berhenti .

Namun sebaliknya , tempat-tempat suci dan mulia maka para nabi dan rasul ingin selalu dekat dengannya . Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa nabi Musa ketika telah mendekati ajal , nabi Musa selalu ingin banyak beribadah maka diutuslah malaikat Izrail untuk mengujinya , ketika malikat Izrail datang ia ditampar oleh nabi Musa yang ketika itu ia berwujud manusia hingga keluar matanya dari tempatnya, maka kembalilah malaikat Izrail kepada Allah dan berkata : “ wahai Allah , Engkau mengutus aku kepada orang yang tidak mau mati , orang yang bisa melawan kepadaku “ , maka Allah subhanahu wata’ala menjawab : “ kembali kau kepada Musa katakan kepadanya jika dia ingin terus hidup maka tempelkan tangannya di kulit seekor kerbau dan berapa jumlah rambut ynag tersentuh telapak tangannya maka usianya akan bertambah sebanyak rambut kerbau yang tersentuh tangannya itu “ .

Maka datanglah malaikat Izrail as kepada nabi Musa as dengan wujud manusia dalam keadaan matanya telah disembuhkan oleh Allah dan berkata kepada nabi Musa : “Allah berkata jika kau ingin tetap hidup maka tempelkan tanganmu di seekor kulit kerbau dan berapa banyak rambut kerbau yang tersentuh maka sebanyak itulah akan bertambah nyawamu“ , nabi Musa as bertanya : “lalu setelah itu apa ?“ , malaikat Izrail as menjawab : “ setelah itu kau wafat “ maka nabi Musa berkata : “jika memang akhirnya wafat juga maka sekarang saja“ , maka nabi Musa as memohon kepada Allah agar jenazahnya didekatkan ke wilayah yang dekat dengan tanah suci“ (Shahih Bukhari), yaitu Palestina . Demikian permohonan nabi Musa yang meminta agar diwafatkan di tanah yang suci , jika tadi Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam di tanah yang dimurkai Allah beliau hanya sekedar melintas, tapi di wilayah para shalihin justru disanalah banyak diturunkan rahmat dan keberkahan .

Demikian pula sayyidina Umar Ibn Khattab radiyallahu ‘anhu , diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari yang berdoa :

اَللّهُمَّ ارْزُقْنِي شَهَادَةَ في بَلَدِ رَسُوْلِك
“ Wahai Allah berilah kepadaku mati syahid di kota utusan-Mu “

Sayyidina Umar meminta mati syahid tapi di kotanya Rasul saw, ingin dimakamkan disana di Madinah Al Munawwarah jangan di tempat yang lain . Demikian sayyidina Umar dan para sahabat yang lainnya . Sampailah kita pada hadits rasul shallallahu ‘alaihi wasallam , beliau bersabda :

لَتَتَّبِعُنَّ سُنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ سَلَكُوْا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوْهُ ، قُلْنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ اَلْيَهُوْد وَالنَّصَارَى ، قَالَ فَمَنْ ؟
“ Sungguh kalian ( banyak diantara ummatku ) yang akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, lalau sehasta demi sehasta . Kami ( para sahabat ) berkata : “ wahai Rasulullah, kebiasaan orang sebelum kami maksudnya siapa?, Yahudi dan Nasrani kah?, rasul bersbada : “ siapa lagi kalau bukan mereka ? “ ( Shahih Al Bukhari )

Maka ummat ini semakin hari akan terus mengikuti adat non muslim dan akan semakin jauh dari sunnah nabi Muhammad (saw), meskipun seandainya non muslim itu masuk ke lubang biawak niscaya mereka akan ikut juga ke lubang biawak . Maksudnya meskipun itu adalah hal-hal yang hina maka akan diikuti juga oleh sebagian orang dari ummat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam , maka ketika itu para sahabat bertanya : “ siapa mereka yang akan diikuti oleh ummatmu kelak di akhir zaman , apakah mereka yahudi dan nashrani kah “ ? maka rasul menjawab : “ kalau bukan mereka siapa lagi “ !.

Kebiasaan-kebiasaan baik dari non muslim itu sunnah diikuti , tetapi kebiasaan-kebiasaan buruk tidak dibenarkan untuk diikuti , sebagaimana diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika Rasul melewati orang Yahudi yang berpuasa ‘asyura ( tanggal 10 Muharram ) maka ditanya oleh Rasul (Saw) : “ kenapa kalian puasa wahai orang-orang yahudi “ ? maka orang yahudi menjawab : “ kami berpuasa karena hari ini hari keselamatan Musa “ , maka rasul menjawab : “ kami juga lebih berhak memuliakan Musa daripada kalian” , maka Rasul saw juga memerintahkan ummatnya untuk puasa ‘Asyura . Bukankah ini juga mengikuti adat yahudi ?! , tapi tentunya ada manfaat dan kemuliaannya, padahal nabi Musa juga termasuk orang yang berada di bawah payung nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , yang telah disumpah oleh Allah untuk setia kepada nabi Muhammad dalam firman-Nya :

وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ لَمَا آَتَيْتُكُمْ مِنْ كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ وَلَتَنْصُرُنَّهُ قَالَ أَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَى ذَلِكُمْ إِصْرِي قَالُوا أَقْرَرْنَا قَالَ فَاشْهَدُوا وَأَنَا مَعَكُمْ مِنَ الشَّاهِدِينَ

( آل عمران : 81 )
“ Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi, “ketika Aku memberikan kitab dan hikmah kepada kalian (wahai para Nabi), lalu seorang rasul muncul (Nabi Muhammad saw di akhir zaman) dan membenarkan apa yang ada pada kalian, niscaya kalian mesti sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya, apakah kalian setuju dan menerima perjanjian dengan-Ku atas yang demikian itu?” mereka menjawab : “ kami berjanji” . (lalu Allah berfirman) : kalau begitu bersaksilah kalian ( para nabi ) dan Aku menjadi saksi bersama kalian” . ( QS. Al Imran : 81 )

Seluruh nabi adalah pendukung nabi Muhammad saw, di masa mereka masing-masing telah mendakwahkan bahwa akan datangnya nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebelum beliau saw lahir ke muka bumi . Maka jelas sudah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berbijaksana atas hal-hal yang bermanfaat dan boleh diikuti , tetapi yang tidak bermanfaat jangan diikuti seperti yang telah disabdakan nabi saw memasuki lubang biawak , maksudnya adalah mengikuti hal-hal ynag tidak bermanfaat seperti memakai anting di hidung atau di lidahnya , hal ini tidak membawa manfaat mengapa diikuti ?! namun sebagian dari ummat Islam mengikutinya , sebagian diantara ummat terdahulu ada yang homoseksual, lesbian dan lainnya maka ummat di zaman sekarang ada yang mengikutinya , wal’iyazubillah . Semoga Allah menjaga kita semua dari maksiat .

semakin kedepan semakin banyak orang-orang yang menginginkan hal-hal seperti mulia tersebarluas , mereka menginginkan juga orang-orang yang memusuhi nabi semakin banyak , supaya yang mengaku nabi semakin banyak , supaya yang mengaku Tuhan semakin banyak , yang mengaku malaikat semakin banyak , mereka ingin semua itu ada .

Maka tugas kita sebagai pengikut sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak boleh sekedar diam, tapi masing-masing mempunyai cara, ada yang dengan cara terjun ke politik, kalau kita tidak terjun ke politik, kita berjalan dengan manhaj (tuntunan) Guru mulia kita , kita tetap membenahi umat dengan kedamaian , dengan ketenangan , dengan zikir , dengan shalawat, dengan budi pekerti yang baik, tidak ada daripada Majelis Rasulullah yang mendukung gerakan demo, kita membenahi dengan cara lain jadi tidak ada permusuhan dengan mereka yg berdemo karena satu niat dan satu tujuan.

Seandainya dicontohkan satu saudara kita jatuh ke jurang dan tersangkut hampir jatuh ke dalamnya, ketika itu ada dua orang yang mau menolong , yang satu dengan cara turun langsung ke jurang untuk menolong, sedangkan yang satu lagi dengan cara menurunkan tali, keduanya sama-sama ingin menolong tetapi dengan cara yang berbeda . Jadi jangan saling menyalahkan karena sama-sama untuk menyelamatkan Islam . Majelis Rasulullah mempunyai cara , dan yang lain juga mempunyai cara , kaum muslimin muslimat berjalan dengan caranya sendiri tanpa ada permusuhan dengan siapapun , yang masih mengakui “ Laa ilaaha illallah Muhammadurrasulullah “ maka mereka masih saudara kita , jika ia baik maka ia lebih kita cintai , jika ia jahat , fasiq , zhalim dan selalu bermaksiat maka kita ajak dan doakan ia agar mendapat hidayah , itulah budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam .

Sebagaimana wasiat guru mulia kita kemarin ketika di Senayan bahwa orang orang muslim yang bermaksiat jangan dihardik, dicaci atau dimaki, tapi sampaikan kepadanya kemuliaan dengan lemah lembut dan doakan dan kasihani , seperti itu peringatan Guru mulia kita ketika di Senayan kemarin, mungkin sebagian besar diantara kalian telah mendengarnya.

Keadaan yang telah disampaikan nabi terjadi saat ini, kebanyakan ummat beliau telah menjauh dari sunnah-sunnahnya , dan gerakan Majelis Rasulullah mengembalikan ummat untuk kembali kepada ajaran sayyidina Muhammad saw, sunnah nabi Muhammad saw. Semoga gerakan-gerakan seperti ini di bangkitkan oleh Allah menjadi semakin makmur . Kini semakin besar gerakan-gerakan yang merusak tuntunan kedamaian sang nabi , semakin banyak muncul ajaran-ajaran sesat , semoga Allah makmurkan majelis-majelis nabi Muhammad saw, Allah makmurkan panggung-panggung dakwah sayyidina Muhammad saw yang membawa kedamaian , yang membawa kesejahteraan , sejahtera pada masyarakat dan juga pada alam , jika ketika ada Abu Bakr As Shiddiq di atas gunung Uhud maka gunung itu tidak boleh guncang , demikian yang disabdakan sang Nabi .

Ya Allah , perbanyak para shiddiqin di wilayah kami agar semakin reda musibah , jika ada As Shiddiq dalam suatu wilayah maka musibah akan menjauh , karena mendapat larangan langsung dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam . Allah perintahkan kepada alam semesta untuk taat kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , Bulan ketika dipanggil oleh rasulullah saw maka bulan itu datang , diperintah terbelah maka bulan itu terbelah , diperintah kembali bulan itu kembali . Ketika pohon dipanggil maka pohon itu datang ia keluar dengan mencabut akarnya bergerak ke kiri dan ke kanan ke depan dan ke belakang untuk mengeluarkan seluruh akarnya dari bumi , dan menyeret akarnya yang penuh tanah datang ke hadapan rasululullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bersalam kepada beliau saw, demikian yang telah disampaikan oleh Al Imam Qadhi Iyadh di dalam kitab As Syifaa . Oleh sebab itu para shiddiqin dan shalihin inilah yang seharusnya kita makmurkan lagi , karena para zhalimin sudah begitu banyak , orang-orang fasik sedemikian banyak dan semakin bertambah , semoga semakin banyak pula orang yang bertobat .

Ya Rabb, makmurkan majelis-majelis yang mendukung pada bangkitnya para shalihin dan shiddiqin . Dan jangan lupa bahwa tidak sempurna iman kita jika belum sempurna cinta kita kepada sayyidina Muhammad . Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah adalah seorang yang sangat mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang digelari “ Madinah Al ‘ilm “ ( kota ilmu ) , Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari, Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

ياَ عَلِيُّ أَنْتَ مِنِّيْ وَأَنَا مِنْكَ
“ Wahai Ali kau adalah bagian dariku dan aku adalah bagian dari kamu”

Diriwayatkan juga di dalam Shahih Al Bukhari , rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah :

أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُوْنَ مِنِّي بِمَنْزِلَةِ هَارُوْنَ مِنْ مُوْسَى

( صحيح البخاري )
“ Apakah engkau tidak ridha kedudukanmu di sisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa ” ( Shahih Al Bukhari )

Begitu dekat kedudukan sayyidina Ali di sisi Rasul saw , namun ketika sayyidina Ali memegang khilafah dan banyak terjadi permasalahan , maka sayyidina Ali berkata :

اقْضَوْا كَمَا كُنْتم تَقْضُوْنَ فَإِنِّيْ أَكْرَهُ اْلِإخْتِلاَفَ حَتَّى يَكُوْنَ لِلنَّاسِ جَمَاعَةً أَوْ أَمُوْتَ كَمَا ماَتَ أَصْحَابِيْ

“ Musyawarahkan dan putuskan apa yang kalian inginkan, sungguh aku benci perpecahan dan perselisihan sampai ada persatuan pada manusia, atau aku wafat seperti sahabat-sahabatku”

Yang dimaksud Sahabat beliau adalah sayyidina Abu Bakr , sayyidina Umar dan sayyidina Utsman radhiyallahu anhum, yaitu khalifah khalifah sebelum beliau . Cita-cita beliau adalah persatuan, kalau tidak bisa menyatukan maka beliau memilih wafat menyusul para sahabatnya terdahulu. Demikian sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah yang sangat dicintai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam .

Balasan Terhadap Pencuri & balasan pahala yang berjalan di jalan Allah swt

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ ظَلَمَ قِيْدَ شِبْرٍ مِنَ الْأَرْضِ طُوِّقَهُ مِنْ سَبْعِ أَرَضِيْنَ

( صحيح البخاري )

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “ Barangsiapa mengambil tanah milik orang lain walaupun sejengkal niscaya akan dikalungkan padanya tujuh lapis bumi”.( Shahih Al Bukhari )



حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِيْ هَذِهِ الْمُنَاسَبَة وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ



اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي، وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ، وَوَعْدِكَ، مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

“ Wahai Allah..Engkau Tuhanku, Tiada Tuhan selain Engkau, Engkau yang menciptakanku, dan aku adalah Hamba Mu, dan Aku ada pada janji dan sumpah setiaku (syahadat), dan aku berbuat semampuku (menunaikan janji dan sumpahku itu), aku berlindung padaMu dari keburukan yang kuperbuat, aku sadari kenikmatanMu atasku, dan aku sadari pula perbuatan dosa dosaku pada Mu, maka ampunilah aku, karena tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau ”




اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي

“ Wahai Allah, Engkau Tuhanku ”

Rabb dalam bahasa Arab memiliki 3 makna , yaitu : Pemilik , Pengasuh dan Tuhan Yang disembah . Ketiga makna ini berpadu pada Rabbul ‘alamin , Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Memiliki, Yang Maha memelihara dan Tuhan Yang Maha disembah . Yang Memelihara kita siang dan malam dan pemeliharaanNya akan lebih indah bagi mereka yang mau memperindah hari-harinya dengan tuntunan Yang maha indah . Wahai Allah, Engkaulah Yang Maha Mengasuhku , dan mengasuh seluruh sel tubuhku , Yang Maha Mengetahui kapan waktuku lahir dan kapan waktuku wafat , Yang Menciptakan ayah ibuku dan seluruh manusia dan menciptakan keturunanku hingga akhir zaman , Kau Maha Melihat dan mengatur kejadian yang pernah terjadi pada ayah ibuku dan seluruh nenek moyangku dahulu hingga kejadian yang akan terjadi pada semua keturunanku kelak , Engkaulah Yang Maha Ada wahai Allah. Engkaulah Yang Maha Mengasuhku dan mengasuh alam semesta, Engkaulah Yang menciptakan aku , aku adalah hamba-Mu dan aku berada dalam sumpah setia kepada-Mu “ Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah ” bahwa aku tidak akan menyembah kepada selain-Mu dan nabi Muhammad adalah utusan-Mu , dan ucapan itu juga merupakan sumpah setia Allah kepada kita , bahwa orang yang tidak menyembah selain Allah dan mengakui nabi Muhammad sebagai utusan Allah , dan sumpah setia Allah adalah jika ia wafat dalam keadaan seperti itu , maka ia telah diharamkan dari api neraka , sebagaimana sabda sang nabi riwayat Shahih Al Bukhari :

مَنْ قَالَ لَاإلهَ إِلَّا الله خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ فَقَدْ حَرَّمَهُ اللهُ مِنَ النَّارِ

( صحيح البخاري )

“ Barangsiapa yang mengucapkan “Laa ilaaha illallah” dengan ikhlas dari hatinya maka Allah haramkan ia dari api neraka ”( Shahih Al Bukhari )

Wahai Allah , terangi hari-hari kami dengan cahaya “Laa ilaaha illallah” . Hadirin hadirat , Dialah Yang menamakan diri-Nya Maha Bercahaya. Detik-detik ibadah adalah detik-detik cahaya , shalat adalah detik-detik cahaya , langkah menuju majelis dzikir atau majelis ta’lim , atau bekerja untuk menafkahi keluarga karena mencari keridhaan Allah maka langkah itu adalah langkah-langkah cahaya , demikian pula ucapan-ucapan dzikir dan doa itulah kalimat-kalimat yang bercahaya , cahayanya tidak terlihat mata namun dilihat oleh Yang Maha menciptakan semua mata , yaitu Rabbul’alamin subhanahu wata’ala . Mata tidak bisa melihat cahaya dzikir yang kita ucapkan , demikian pula langkah kaki kita menuju keluhuran , Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

مَنْ اغْبَرَّتْ قَدَمَاهُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ

“Barangsiapa yang kakinya berdebu di jalan Allah, niscaya Allah akan haramkan baginya api neraka”.

sabda nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam riwayat Shahih Al Bukhari :

مَنْ ظَلَمَ قِيْدَ شِبْرٍ مِنَ الْأَرْضِ طُوِّقَهُ مِنْ سَبْعِ أَرَضِيْنَ

( صحيح البخاري )

“ Barangsiapa mengambil tanah milik orang lain walaupun sejengkal niscaya akan dikalungkan padanya tujuh lapis bumi ” .

Di sisi lain , Al Imam Ibn Hajr Al Asqalany di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari mensyarahkan bahwa yang lebih memberatkan lagi adalah mencuri jalanan muslimin , misalnya; si fulan sudah memiliki rumah didepan rumahnya ada jalan , maka tanah untuk jalanan itu diambil untuk rumahnya, maka dalam hal ini ia akan ditindih dengan tujuh bumi oleh Allah di hari kiamat dan ia akan menyeret tujuh bumi itu untuk menghadap kepada Allah dihadapan seluruh manusia di padang mahsyar , meskipun hanya satu jengkal tanah maka bagaimana jika lebih banyak!? . Hadirin hadirat, kita lihat bahwa bumi ini bisa membawa musibah pada kita walau sampai di akhirah, dan juga bumi bisa membawa rahmah walaupun sampai ke akhirah , apa buktinya? Hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang tadi saya sampaikan :

مَنْ اغْبَرَّتْ قَدَمَاهُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ

Bukan sejengkal tanah , jika hadits yang sebelumnya adalah sejengkal tanah, tapi dalam hadits ini hanya terkena debunya saja , kemana pun saat kita pergi baik mengendarai motor atau mobil maka kaki pasti akan terkena debunya , kecuali jika kita terbang di udara sampai di majelis mungkin tidak akan terkena debunya , tetapi selama masih di atas bumi walaupun di atas mobil maka kaki akan terkena debunya, dengan mengendarai motor maka lebih banyak debunya , berjalan kaki lebih banyak lagi debunya . Sebagian orang mengatakan bahwa ini adalah untuk orang-orang yang berjihad di jalan Allah , tidak demikian karena Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari menjelaskan bahwa hadits ini diucapkan oleh sang nabi ketika beliau menuju shalat Jum’at , menunjukkan bahwa hal ini dimaksudkan juga bagi orang yang menuju majelis dzikir atau majelis ta’lim , dan jika ia wafat di hari itu maka kakinya telah diharamkan Allah dari api neraka , sebab debu-debu yang ia injak menuju jalan Allah subhanahu wata’ala .

Sang Maha Lembut selalu mengimbangi hal-hal yang memberatkan hamba-Nya dengan hal yang lebih besar meringankan hamba-Nya, demikian indahnya Allah subhanahu wata’ala . Dan Allah subhanahu wata’ala menyampaikan kepada sang nabi dalam riwayat Shahih Al Bukhari , dan sang nabi menyampaikan kepada kita ; “ bahwa orang yang menolong orang lain yang dalam kesulitan , maka ia dijanjikan Allah akan ditolong di hari kiamat , seraya bersabda Rasululullah shallallahu ‘alaihi wasallam diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari :

مَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ الدُّنْيَا فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتٍ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ

(صحيح البخاري )

“Barangsiapa yang menghilangkan dari seorang muslim suatu kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia, maka Allah akan menghilangkan dari orang itu suatu kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat.”

Seseorang tidak apa-apa jika tidak dibantu dalam kesulitan dunia, mungkin puncak kesulitan itu akhirnya mati kelaparan, misalnya. Tetapi di akhirat akan berhadapan dengan penjara yang kekal dan abadi, disaat itu pertolongan Allah muncul bagi mereka yang menolong orang lain yang kesulitan di dunia , maka lakukanlah. Menolong orang lain bisa dengan harta , bisa dengan ucapan atau perbuatan , bisa dengan sms , bisa dengan senyum , bisa dengan budi pekerti . Jadi jangan dikelompokkan pada satu hal saja melainkan banyak hal yang semestinya kita bisa menolong orang lain . Terkadang seseorang meremehkan doa , padahal para ahlu ma’rifah billah, para muqarrabin dan shiddiqin dijelaskan bahwa ia mendapatkan seluruh pahala hidayah orang yang bertobat kepada Allah dan orang yang beribadah kepada Allah di segala penjuru dunia, semua orang yang masuk Islam maka ia kebagian pahalanya , semua orang yang beribadah di dunia ia kebagian pahalanya , kenapa? karena ia mendoakan seluruh ummat di dunia ini . Sebagaimana di dalam surah Al Fatihah kita mendoakan orang lain,

إِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ

( الفاتحة : 6 )

“ Tunjukkan kami ke jalan yang lurus”( QS. Alfatihah : 6)

Kalimat “kami” kita maknakan seluruh penduduk bumi , maka mereka yang masuk Islam , mereka yang mendapat hidayah , mereka yang bertobat , orang shalih yang beribadah , maka kita akan mendapatkan semua pahalanya karena kita mendoakan mereka semua . Dan setiap orang yang mendoakan saudara lainnya maka malaikat berkata :

آمِيْن وَلَكَ مِثْلُهُ

“ Amin , dan untukmu sebagaimana doamu ”

Jika seseorang mendoakan shalihin maka pahalanya kembali kepada dirinya juga, mendoakan orang-orang di luar Islam supaya mendapatkan hidayah kemudian orang itu masuk Islam maka ia mendapatkan pahalanya padahal (mungkin) mereka tidak saling mengenal satu sama lain. Berapa milyar penduduk bumi di barat dan timur yang mendapat hidayah dan pertolongan dari Allah, mka ia mendapatkan pahalanya hanya karena keluasan hatinya dalam munajat , didalam relung jiwa ia menyeru kepada Allah subhnahu wata’ala. Hati kita ini kecil hanya sebesar gepalan tangan manusia tetapi ia menyimpan rahasia keluhuran Ilahi , rahasia keagungan Rabbul ‘alamin , maka hanya dengan beberapa kalimat yang diucapakan ia bisa merangkul sedemikian banyak pahala karena ma’rifahnya kepada Allah subhanahu wata’ala , Allah jadikan aku dan kalian termasuk diantara mereka , semoga Allah bukakan jiwa kita seluas-luasnya hingga Allah subhanahu wata'ala menjadikan ibadah kita yang sedikit dan tidak berarti, berubah menjadi gelombang yang sangat luas bahkan lebih luas dari samudera . Diriwayatkan didalam Shahih Al Bukhari bahwa Allah Maha Mampu melipatgandakan dosa yang sebesar biji gandum hingga menjadi gunung yang besar , Allah Yang Maha Melipatgandakan , dan bagaimana melipatgandakannya ? tentunya sebagaimana hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

“Sesungguhnya segala perbuatan tergantung pada niat"

Semoga Allah membukakan keluhuran niat kepada kita semua, Amin . Dan janganlah tertipu dengan datangnya musibah , karena kesedihan itu dibalas dengan kebahagiaan yang berlipatganda lebih dari kesedihan itu . Diantara contohnya adalah sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diriwayatkan didalam Shahih Al Bukhari :

مَا مِنَ النَّاسِ مُسْلِمٌ يَمُوْتُ لَهُ ثَلَاثَةٌ مِنَ اْلوَلَدِ لَمْ يَبْلُغُوا الْحنَثَ إِلَّا أَدْخَلَهُ اللهُ الْجَنَّةَ بِفَضْلِ رَحْمَتِهِ إِيَّاهُمْ

"Tidaklah seorang muslim yang meninggal tiga anaknya yang belum baligh, kecuali Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga berkat kasih sayang-Nya kepada anak-anaknya"

Maka salah seorang sahabat berkata : " bagaimana jika hanya dua yang meninggal wahai Rasulullah ?" , maka Rasul menjawab : " Meskipun dua anaknya yang meninggal maka ia diampuni dosa-dosanya oleh Allah dan dimasukkan ke surga" , kenapa ? karena ia telah melewati kesedihan yang berat . Allah tidak tega melihat hamba yang melewati kesedihan yang berat , maka Allah gantikan kesedihan itu dengan kebahagiaan yang kekal . Seseorang yang kehilangan anaknya satu,dua,atau tiga maka kesedihannya akan hilang dalam beberapa tahun dan setelah itu ia akan lupa, tetapi balasan dari Allah atas kesedihan itu akan abadi . Demikian Sang Maha Indah mengganjar setiap kesedihan , maka berbahagialah dan bersenang-senanglah dengan Yang Maha Indah. Jadikan langkah-langkah kita cahaya , ucapan kita cahaya , perbuatan kita cahaya , ibadah kita cahaya, pekerjaan kita cahaya , siang dan malam kita cahaya , dan jika kita terjebak dalam dosa maka mintalah kepada Yang Maha Bercahaya untuk menerangi kita dengan cahaya pengampunannya .


Demikianlah Allah subhanahu wata’ala memuliakan para hamba-Nya . Dan doa serta munajat sangat banyak membuka keluhuran hidup, dan telah kita dengar bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau adalah orang yang paling banyak berdoa , dan beliau bersabda riwayat Shahih Al Bukhari dalam kitab Adab Al Mufrad :

أَعْجَزُالنَّاسِ أَعْجَزُهُمْ عَنِ الدُّعَاءِ

“ Orang yang paling lemah adalah yang paling lemah dari berdoa “

sebagaimana yang telah kita dengar tentang sayyidina Ali Zainal Abidin As Sajjad Ar, beliau digelari As Sajjaad karena setiap malam ia shalat sebanyak 1000 kali sujud yaitu 500 rakaat , dan dalam riwayat lain disebutkan sebanyak 2000 kali sujud yaitu 1000 rakaat . Al Imam Ali putra sayyidina Husain putra sayyidah Fathimah Az Zahra’ Ra dari sayyidina Ali bin Abi Thalib , cucu sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam digelari As Sajjaad karena ia banyak bersujud . Ketika suatu waktu Al Imam Thawus Ar yang datang ke Masjidil Haram ingin shalat di maqam Ibrahim ( sebagaimana yang disunnahkan ), ia melihat ada seseorang yang telah mendahuluinya. Al Imam Thawus ini disebutkan dalam kitab Al Ghurar oleh Al Imam Al Hafizh Muhammad bin Alawy Ar , beliau adalah ulama pada abad ke-9 H . Maka Al Imam Thawus shalat di tempat lain sambil menunggu orang itu keluar dari maqam Ibrahim, tetapi orang itu terus melakukan shalat tiada henti-hentinya hingga mendekati waktu subuh barulah ia berhenti shalat dan terus berdoa lagi , maka Al Imam Thawus ingin mnyingkirkannya supaya bergantian shalat di maqam Ibrahim, tetapi setelah ia pandangi dari arah kiri dan kanannya , iapun mengenalinya dan ternyata orang itu adalah Al Imam Ali Zainal Abidin As Sajjaad putra sayyidina Husain bin Ali , cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam , maka ia pun mundur dan mendengarkan doa yang diucapkan oleh sayyidina Ali Zainal Abidin :

عَبْدُكَ بِفَنَائِكَ ,مِسْكِيْنُكَ بِفَنَائِكَ,فَقِيْرُكَ بِفَنَائِكَ,سَائِلُكَ بِفَنَائِكَ

“ Wahai Allah hamba-Mu dihadapan-Mu, hamba-Mu yang miskin dihadapan-Mu, hamba-Mu yang fakir dihadapan-Mu, si pengemis dihadapan-Mu ”

Al Imam Ali Zainal Abidin As Sajjad adalah orang yang juga setiap malam selesai shalat isya' ia selalu keluar membawa gandum yang dipikul di atas punggungnya kemudian dibagikan kepada anak yatim dan fakir miskin, diletakkan di depan rumah mereka tanpa mereka tau siapa yang memberinya . Dan hal itu diketahui ketika Al Imam Ali Zainal Abidin wafat maka ditemukan di bahunya bekas yang menghitam seperti kuli , jika seorang kuli bangunan yang sering membawa sesuatu dipundaknya maka kulitnya akan menghitam tebal karena selalu memikul beban berat dipundaknya. Tetapi kapan Al Imam Ali Zainal Abidin memikul beban berat?! beliau adalah seorang imam besar yang mulai pagi sampai malam mengajar , ternyata beliaulah yang di malam hari membagi-bagikan gandum kepada setiap fakir miskin di wilayah itu, karena kemudian banyak orang miskin yang mengadu disekitar wilayah yang sebelumnya mereka tidak termasuk dalam golongan fakir miskin , maka si Amir (penguasa) di wilayah itu kebingungan yang ketika itu banyak yang menjadi fuqara, padahal sebelumnya tidak pernah meminta sumbangan dan setelah mereka ditanya , mereka berkata : “ Dulu setiap beberapa hari ketika malam hari selalu ada orang yang menaruh gandum di depan rumah kami tanpa kami ketahui siapa orangnya, dan orang itu tidak ada lagi setelah wafatnya Al Imam Ali Zainal Abidin As Sajjad Ar” , dialah orang itu setelah dilihat dari bekas hitam di bahunya akibat memikul beban yang berat, demikian Al Imam Ali Zainal Abidin . Adapun putra beliau Al Imam Muhammad Al Baqir Ar yang bersambung sanadnya Al Imam Malik dan Al Imam Hanafi kepada beliau , adalah seorang Imam besar yang juga menjadi rujukan luasnya syariah al muthahharah , dan ia juga seorang pendoa yang sangat indah doanya , seorang imam besar yang memiliki ratusan ribu murid dari kalangan para imam, para ulama’ , dan shalihin yang menjadi murid beliau, bagaimana ia lewati malam-malamnya? Ia selalu berdoa :

اَللَّهُمَّ أَمَرْتَنِيْ فَلَمْ أَعْتَمِرْ وَنَهََيْتَنيِْ فَلَمْ أَنْزَجِرْ هَاأَناَ عَبْدُكَ بَيْنَ يَدَيْكَ مُذْنِبٌ مُخْطِئٌ مُقِرٌّ بِذَنْبِيْ فَلَا أَعْتَذِرُ

" Wahai Allah Engkau banyak memberiku perintah tapi banyak yang belum aku kerjakan, Engkau banyak menyampaikan larangan tapi tidak aku tinggalkan, inilah hamba-Mu dihadapan-Mu dalam keadaan berdosa dan bersalah dan aku mengakui seluruh dosaku, dan aku tidak menutupi dosaku dengan alasan apapun"

Demikianlah Al Imam Muhammad Al Baqir Ar, begitupula putranya Al Imam Al Imam Ja'far As Shadiq Ar, seorang imam besar yang ketika berdoa ia berdoa dengan satu nama Allah, maka lisannya terus menyeru “ Ya Rabb , Ya Rabb ” dan tidak berhenti sampai nafasnya selesai , ketika nafasnya selesai ia ganti dengan lafadz yang lain “ Ya Allah , Ya Allah ” terus diserukan sampai nafasnya selesai dan kemudian diganti dengan dzikir asma Allah yang lain, ia ingin melewatkan satu nafas panjang itu berlalu dengan menyebut nama Allah Yang Maha Luhur .


Demikian para shalihin dan para muqarrabin yang selalu mendekatkan kita kepada cahaya kemuliaan doa , kepada keluhuran , kepada munajat , kepada keindahan dunia dan akhirah , sejukkan hatimu dengan doa dan angkat kedua tanganmu satukan jari kelingking kanan dan kirimu ,dan berdoalah kepada Allah dengan air matamu, karena Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

إِنَّ اللهَ حَيِيٌّ كَرِيْمٌ يَسْتَحيِيْ مِنْ العَبْدِ إِذَا مَدَّ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا لَا يَضَعُ فِيْهِمَا خَيْرًا

“Sesungguhnya Allah itu Maha Pemalu dan Pemurah, Dia malu terhadap hamba-Nya apabila mengangkat kedua tangan untuk berdoa lalu mengembalikannya dengan tangan hampa tanpa memberikan suatu kebaikan padanya”

Pengertian Ikhlas

Pokok atau unsur yang penting dari setiap niat ialah ikhlas. Adapun makna ikhlas itu ialah suci-murni, tidak bercampur dengan yang lain. Menurut istilah Syari’ah (Islam), yang dimaksud dengan makna ikhlas itu ialah mengerjakan ibadah atau kebajikan kerana Allah semata-mata dan mengharapkan keridhaanNya.



Sayid Sabiq merumuskan definisi ikhlas itu sebagai

berikut:



“Bahawa menyengaja manusia dengan perkataannya kerana Allah semata-mata dan kerana mengharapkan keridhaanNya. Bukan kerana mengharapkan harta, pujian, gelaran (sebutan), kemasyhuran dan kemajuan.



Amalnya terangkat dari kekurangan-kekurangan dan dari akhlak yang tercela, dan dengan demikian ia menemukan kesukaan Allah.” (Sayid Sabiq: “Islamuna”, 36).



Di dalam AI-Quran, Allah mengibaratkan ikhlas itu laksana susu yang bersih-mumi, yang enak rasanya apabila diminum, bahkan yang dapat menyihatkan dan menyegarkan badan manusia.



Allah berfirman:



“Dan sesungguhnya tentang kehidupan binatang-ternak itu menjadi pelajaran bagi kamu. Kami beri minum kamu dengan apa yang ada dalam perutnya; di antara tahi dan darah (didapati) susu yang bersih-murni (ikhlas), mudah dan sedap ditelan oleh orang-orang yang meminumnya.” (An-Nahl: 66).

Pada ayat tersebut Allah memberikan contoh tentang ikhlas itu laksana susu-murni binatang ternak. Sebelum menjadi susu murni, yaitu tatkala masih berada dalam perut binatang, susu itu terdiri dari dua zat yang kotor dan tidak memberikan faedah, yaitu tahi dan darah. Setelah melalui proses, maka terjadilah susu yang bersih-murni, tidak bercampur dengan kotoran dan zat-zat lainnya.



Allah mengibaratkan bahwa sesuatu amal yang ikhlas tak ubahnya laksana susu-murni itu.



Untuk memahami / menangkap pengertian tentang ikhlas itu, kita jelaskan di sini pandangan seorang Ahli Hikmat yang mengumpamakan ikhlas itu laksana air dalam kehidupan tanam-tanaman. Ilmu diibaratkannya seperti benih; dan amal laksana tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan itu barulah berbuah apabila dirawat, disiram dengan air, sehingga menghasilkan buah yang dapat dimakan dan mendatangkan faedah. Maka air dalam kehidupan tumbuh-tumbuhan itu mempunyai peranan seperti ikhlas dalam sesuatu amal atau perbuatan. Artinya, amal yang akan mendatangkan faedah ialah apabila dilakukan dengan ikhlas.



Sebagai natijah dari sesuatu amal yang ikhlas, kita kutib di sini huraian perbandingan Imam AI-Marzabay mengenai seseorang yang sedang mengerjakan shalat (sembahyang). Beliau berkata: “Seorang yang mengerjakan shalat memerlukan empat hal (keadaan), supaya shalatnya itu diterima Allah. Yaitu :

(1)   hatinya betul-betul hadir;

(2)   akalnya turut mempersaksikan;

(3)   mematuhi rukun-rukunnya;

(4)   tekun (khusyu’) anggota-anggotanya.



Barangsiapa yang sembahyang tanpa hatinya hadir , maka shalatnya adalah sia-sia. Barangsiapa yang sembahyang, sedang akalnya tidak turut mempersaksikan (memikirkan), maka dia adalah seorang pelaksana shalat yang lalai. Barangsiapa yang sembahyang tanpa mematuhi peraturan-peraturannya, maka sembahyangnya batal. Siapa yang mengerjakan shalat sedang anggota-anggotanya tidak khusyu’, maka sembahyangnya itu adalah salah.” (Syarah Matan Al-Arba’in an-Nawawiyah, 9).

ALLAH SWT MENGHARAMKAN API NERAKA UNTUK ANGGOTA SUJUD

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا أَرَادَ اللهُ رَحْمَةَ مَنْ أَرَادَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ أَمَرَ اللهُ الْمَلاَئِكَةَ أَنْ يُخْرِجُوْا مَنْ كاَنَ يَعْبُدُ اللهَ فَيُخْرِجُوْنَهُمْ وَيَعْرِفُوْنَهُمْ بِآثَارِ السُّجُوْدِ وَحَرَّمَ اللهُ عَلَى النَّارِ أَنْ تَأْكُلَ أَثَرَ السُّجُوْدِ فَيَخْرُجُوْنَ مِنَ النَّارِ فَكُلُّ ابْنِ آدَمَ تَأْكُلُهُ النَّارُ إِلَّا أَثَرَ السُّجُوْدِ فَيَخْرُجُوْنَ مِنَ النَّارِ

(صحيح البخاري)

“Jika Allah swt menghendaki kasih sayang untuk penduduk neraka, maka Allah swt memerintahkan penduduk neraka agar dikeluarkan orang orang yg menyembah Allah, maka mereka dikeluarkan, dan dikenali dg bekas sujudnya, dan Allah swt mengharamkan api neraka untuk menyentuh anggota sujud, maka mereka keluar dari anggota sujud, maka para pendosa dari keturunan Adam terbakar api neraka kecuali bekas sujudnya, maka mereka dikeluarkan dari neraka” (Shahih Bukhari)



حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِيْ هَذَا الْجَمْعِ اْلعَظِيْمِ

Puji bagi Allah , yang dengan memuji-Nya terbukalah cinta Ilahi , yang ketika cinta Ilahi terbuka untuk yang memuji-Nya maka terbitlah segala anugerah dari Yang Maha Memberi anugerah , Allah Sang Pemilik segala anugerah , Sang Pemilik setiap nafas , Sang Pemilik setiap ruh , Sang Pemilik setiap sel tubuh kita , Sang Pemilik jiwa dan sanubari , Yang Maha melimpahkan hidayah dan rahmah kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya . Bukalah segala anugerah-Nya dengan memperbanyak pujian kepada-Nya , jadikan hari-harimu terpuji dengan banyak memuji Allah . Adakah orang yang akan lebih terpuji di dunia ini melebihi orang yang memuji Allah?, adakah orang yang lebih banyak memuji Allah dari sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ?, dan adakah orang yang lebih terpuji dan banyak pengikutnya dari sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ?.

Orang yang asyik memuji Allah akan terpuji di dunia dan di akhirah dan dia akan dipuji oleh Allah . Barangsiapa yang mengingat Allah maka ia akan banyak diingat oleh orang lain , dan tentunya ia diingat oleh Allah .

seluruh warna hakikatnya sama, seluruh bentuk hakikatnya sama, seluruh keadaan ; jahat dan baik, bagus dan jelek, tawa dan tangis kesemuanya hakikatnya sama, yaitu fana...

Sedangkan yang abadi adalah jiwa yang tersambung dengan kasih sayang Ilahi . “ Laa ilaaha illallah…” , tiada yang patut disembah dan diagungkan melebihi Allah , tiada yang pantas disembah selain Allah , itu adalah sumpah setia seorang hamba kepada Allah , dan sumpah setia Allah kepada hamba-hamba-Nya adalah firman-Nya :

لَا إِلهَ إِلَّا أَنَا فَاتَّقُوْنِ

( النحل : 2 )

“ Tiada Tuhan selan Aku , maka bertakwalah kepada-Ku “ . ( QS. An Nahl : 2 )

Maka hamba-hamba-Nya menjawab :

لَا إِلهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ

( الأنبياء : 87 )

“ Tiada Tuhan selain Engkau , Maha Suci Engkau sungguh kami termasuk orang-orang yang banyak berbuat dosa “ . ( QS. Al Anbiyaa: 87 )

inilah keindahan jiwa menikmati hubungan dengan Sang Maha Mulia , Sang Maha berlemah lembut dan Maha merubah keadaan manusia dari buruk menjadi baik , dari baik menjadi semakin baik , Yang Maha membolak balikkan sanubari yang ada disekitarmu , dari yang membenci menjadi mencintai atau sebaliknya , dari yang tidak menolong menjadi menolong atau sebaliknya , semua ruh dan perasaan di dalam satu genggaman Ilahiah Rabbul ‘alamin .

Rabby, jiwa kami yang berada dalam genggaman takdir-Mu maka perindahlah.., hari-hari kami yang berada dalam samudera ketentuan-Mu maka muliakanlah, desah nafas-nafas kami dan lintasan pemikiran kami yang itu adalah milik-Mu maka perbaharuilah dengan seindah-indah keadaan wahai Yang Maha Memilikinya , Yang berfirman :

وَالْعَصْرِ، إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ، إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

( العصر : 1-3 )

“ Demi masa , sungguh manusia berada dalam kerugian , kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan serta saling menasihati untuk kebenaran , dan saling menasihati untuk kesabaran “ . ( QS. Al ‘Ashr : 1-3 )

Apa artinya masa ? (yaitu) mulai terciptanya waktu dan alam semesta hingga alam berakhir itulah yang disebut masa . Siang berjuta kali, malam berjuta kali, kesedihan dan kegembiraan, kehidupan dan kematiaan, seluruh kejadian berputar silih berganti dipadu oleh Allah dalam satu kalimat yaitu “masa” , kalimat “masa” telah mengumpulkan seluruh kejadian yang pernah terjadi baik dan buruknya.

“Demi masa” , demi setiap kejadian , setiap kenikmatan dan musibah , setiap kesedihan dan kegembiraan , setiap kelahiran dan kematian , setiap kebencian dan kasih sayang , dan semua yang terjadi di alam , “Demi masa…, sungguh manusia dalam kerugian” . Masa lewat dalam kehidupan manusia antara air mani (sperma) dan bangkai, tercipta dari mani dan berakhir menjadi bangkai, ia dalam kerugian (sebagaimana firman Nya : sungguh manusia dalam kerugian), kata Allah . Kecuali yang beriman kepada Allah dan mengerjakan kebaikan dan mengikuti sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran , merekalah yang tidak merugi . Siapakah mereka yang beriman, beribadah, dan saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran ? inilah aku dan kalian (yg hadir di majelis majelis taklim dan dzikir), inilah kelompok yang tidak merugi , dan seperti inilah keberuntungan.

Demi masa yang terjad, segala musim hujan dan kemarau, segala daratan dan lautan kesemuanya membawa kerugian kecuali untuk yang beriman, beribadah dan menasihati dalam kebaikan dan kesabaran inilah yang mendapatkan keberuntungan. Mereka yang beriaman beruntung, yang menasihati dalam kesabaran beruntung, yang menasihati dalam kebaikan beruntung, selain mereka itu maka tidak mendapatkan apa-apa , selain itu kesemuanya sirna, kesedihan sirna, kegembiraan sirna, harta sirna, kemiskinan sirna.

Tidak ada yang abadi, yang abadi hanyalah iman, amal shalih, saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran.

Ringkasnya, yang abadi adalah mengikuti tuntunan keluhuran sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Berapa menit yang abadi dalam hidup kita dan berapa yang fana, setiap menit yang abadi itu dikalikan sepuluh dari rahasia kelembutan Allah . Yang berdosa siap diampuni oleh Allah , maka siapa lagi yang akan kita seru dan kita mengadu ?! Ya Allah, betapa gelapnya dosa , kemana kami akan mengadu? Jangan Engkau beberkan dosa-dosa kami kelak di hari kiamat , kami telah membeberkannya di hadapan-Mu maka ampunilah , jangan satupun yang hadir di majelis ini bangkit kecuali tidak lagi membawa dosa , Amin . Kita tenggelamkan semua dosa ke dalam samudera pengampunan Allah , yang tidak yakin, berarti ia tidak yakin akan pengampunan Allah , yang yakin berarti ia sudah berprasangka baik kepada Allah maka pasti ia mendapat pengampunan dan lebih , maka yakinlah.

Apakah mungkin semudah itu Allah mengampuni semua dosa ? maka dengan itu kau telah membatasi kasih sayang-Nya maka terbataslah kasih sayang-Nya padamu , tetapi jika kau mengatakan bahwa sangatlah mungkin Allah mengampuniku maka itulah kemuliaan yang berhak atas nama-Nya Yang Maha Mengampuni . Allah subhanahu wata’ala berfirman :

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

( التوبة : 100 )

“Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) dari kelompok muhajirin dan anshar, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah, dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar “ . ( QS. At Taubah : 100 )

Firman Allah subhanahu wata’ala : “ Dan orang-orang terdahulu “ , bukan kita . Muhajirin dan Anshar , Muhajirin adalah orang-orang yang pindah dari Makkah meninggalkan kampung halamannya menuju Madinah, bukan kita, Kaum Anshar yang menyambut kedatangan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berhijrah dari Makkah ke Madinah bukan kita, sedangkan kita tidak mendapat bagian itu. Orang-orang terdahulu adalah para Muhajirin dan Anshar , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang kaum Anshar :

عَلاَمَةُ اْلِإيْمَانِ حُبُّ اْلَأنْصَارِ وَعَلاَمَةُ النِّفَاقِ بُغْضُ الْأَنْصَارِ

“ Tanda keimanan adalah mencintai kaum Anshar dan tanda kemunafikan adalah membenci Anshar “(Shahih Bukhari)

Mengapa demikian ? karena kaum Anshar mencintai sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , dan orang yang mencintai bersama dengan orang yang dicintai , sehingga Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

فَاطِمَةُ بِضْعَةٌ مِنِّي أَبْغَضَنِيْ مَنْ أَبْغَضَهَا وَأَحَبَّنِيْ مَنْ أَحَبَّهَا

“ Fathimah adalah belahan jiwaku , yang membuatnya marah maka telah membuatku marah dan yang membuatnya gembira maka telah membuatku gembira "

Demikian pula keadaan para Muhajirin dan Anshar , sayyidatuna Fathimah termasuk Muhajirin yang hijrah bersama Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam menuju Madinah Al Munawwarah walaupun tidak satu rombongan , jadi Muhajirin dan Anshar itu bukanlah kita.

Tetapi Allah tidak ingin menjauhkan kemuliaan Muhajirin dan Anshar dari kita , yaitu dg firman Nya swt keterusannya : “dan yang mengikuti mereka degan kebaikan” . Kita tadi mendengarkan hadrah hal itu adalah mengikuti kaum Anshar , kita mengikuti dengan kebaikan, kita mencintai kaum Muhajirin dan Anshar maka kita termasuk sekelompok dengan mereka. Bagi mereka yang mengikuti kaum Muhajirin dan Anshar dalam kebaikan maka Allah ridha terhadap mereka, apa itu ridha ? yaitu restu dan cinta . Jika Allah telah merestui dan cinta, maka apalagi cita-cita di atas itu !?. Ketika seseorang telah masuk ke dalam sorga yang paling mewah, indah dan megah , maka Allah memanggil hamba-Nya dan berfirman :

يَا عِبَادِيْ أَلَا أُعْطِيْكُمْ أَفْضَلُ مِنْ ذَلِكَ ؟

“ Wahai hamba-hamba-Ku , maukah kalian Kuberi yang lebih baik dari itu ( surga yang megah dan indah) ? “

Maka hamba-hamba itu berkata :

ياَرَبِّ وَأَيُّ شَيْئٍ أَفْضَلُ مِنْ ذَلِكَ ؟

“ Wahai Allah , apalagi yang lebih baik dari itu ? “

Maka Allah menjawab:

أُحِلَّ عَلَيْكُمْ رِضْوَانِيْ فَلاَ أَسْخَطُ عَلَيْكُمْ بَعْدَهُ أَبَدًا

“ Aku halalkan untuk kalian keridhaan-Ku dan Aku tidak akan murka kepada kalian selama-lamanya “

Jadi ridha Allah itu lebih mahal daripada surga , untuk siapa?, Diantaranya diberikan kepada Muhajirin dan Anshar serta para pengikut Muhajirin dan Anshar, semoga Allah menjadikan aku dan kalian dalam kelompok itu, yaitu pengikut para Muhajirin dan Anshar dengan kebaikan. Yang mana mereka itu ridha terhadap Allah, kita sudah ridha apa belum kepada Allah?, ketika datang ketentuan buruk ngomel, diberi takdir yang menyenangkan tidak bersyukur dan diberi takdir yang tidak menyenangkan tidak juga bersabar.

Tetapi keimanan itu mempunyai derajat , dan seburuk-buruknya imanku adalah aku ridha Allah menjadi Tuhanku , sebesar apapun dosa yang aku perbuat tetapi aku tidak menyembah kepada selain-Mu wahai Rabby. Ia ridha kepada Allah maka Allah pun ridha kepadanya, semakin besar ridha kita kepada Allah maka semakin besar pula ridha Allah kepada kita. Rabby, pupuk dan tanamlah keridhaan kepada-Mu di hati kami Ya Rabb..

Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari :

إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا

( صحيح البخاري )

“Ada diantara manusia itu yang beramal dengan amalan ahli neraka hampir sepanjang hidupnya sampai antara dia dan neraka hanya 1 jengkal saja( Maksudnya 1 jengkal saja adalah nafasnya, nafasnya hanya beberapa nafas lagi dan dia akan wafat dan akan masuk ke dalam neraka) tetapi didahului kehendak Ilahi maka dia beramal dengan amalan ahli surga, bertaubat kepada Allah dan dia masuk ke dalam surga. Ada lagi kelompok yang beramal dengan amalan ahli surga sampai antara dia dan surga tinggal 1 hasta saja, lalu didahului oleh ketentuan Allah terlebih dahulu dia beramal dengan amalan ahli neraka dan dia masuk neraka”. (Shahih Bukhari)

Diantara manusia ada yang beramal dengan amalan ahli sorga dengan segala kebaikannya , tetapi setelah ia begitu dekat dengan sorga seakan-akan satu hasta saja jaraknya dari sorga tetapi Allah menghendaki lain , berbalik hatinya ia menjadi beramal buruk kemudian meninggal dengan su;ul khatimah . Sebaliknya ada diantara mereka yang beramal dengan amalan penduduk neraka , siang dan malam selalu berbuat jahat sehingga jaraknya dan neraka hanya tinggal satu hasta yaitu dari siku sampai ujung jari , maksudnya tinggal beberapa nafas lagi dia akan meninggal , tetapi Allah berkehendak lain seketika ia beramal dengan amal ahli sorga maka ia meninggal dengan husnul khatimah .

Para sahabat bingung dan bertanya kepada Rasulullah : “ Wahai Rasulullah berarti tidak perlu kita beramal kan sudah takdirnya Allah “ , maka Rasulullah menjawab : “ jika kalian mau maka bacalah firman Allah” :

فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى ، وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى ، فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى ، وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى ، وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى ، فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى

( الليل : 5 -10 )

“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga),maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup,serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar” . ( QS. Al Lail : 5-10 )

Maka yang banyak berbuat baik , yang banyak berinfaq dan berbuat kemuliaan maka Allah mudahkan jalannya menuju kebaikan . Sedangkan orang yang tidak mau berbuat baik dan berpaling dari kebenaran , kikir dengan harta , kikir dengan dirinya sendiri , kikir atau pelit bukan soal harta saja , terhadap diri juga bisa pelit seperti tidak mau beribadah , maka Allah mudahkan jalannya menuju kesulitan .

Maka dari hadits tadi kita memahami , dikembalikan kepada makna firman Allah yang tadi ; banyak orang-orang yang beribadah dengan amal ibadah yang baik tapi hatinya busuk , hatinya benci kepada para wali Allah , hatinya benci kepada para shalihin , hatinya benci kepada orang-orang yang dicintai Allah maka meskipun ia beribadah dan bersujud siang dan malam , tetapi Allah tetap murka dan di akhir hidupnya dibalik oleh Allah ia menjadi beramal dengan amalan ahli neraka dan wafatnya su;ul khatimah karena….,

اَلْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ

“ Seseorang bersama dengan orang yang ia cintai “

Banyak orang yang beribadah siang dan malam tetapi hatinya asyik dengan orang yang tidak pernah bersujud kepada Allah , hati-hati di akhir hidupmu Allah membalik keadaanmu agar berkumpul dengan orang yang kau cintai , yang tidak pernah bersujud kepada Allah . Banyak orang yang berbuat dosa siang dan malam setelah bertobat ia terjebak dosa lagi , bertobat lagi terjebak lagi ke dalam dosa , tetapi jiwanya cinta kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Bukan berarti saya memperbolehkan maksiat dan cukup saja mencintai Nabi tidak demikian , karena tentunya cinta Nabi yang hakiki akan menuntun kita kepada keluhuran bukan kepada kehinaan , maka pupuk cinta kita kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam , maka Allah akan memupukkan di dalam hati kita rahasia sifat kemuliaan Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam .

Sampailah kita pada hadits nabawy , Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

إِذَا أَرَادَ اللهُ رَحْمَةَ مَنْ أَرَادَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ أَمَرَ اللهُ الْمَلاَئِكَةَ أَنْ يُخْرِجُوْا مَنْ كاَنَ يَعْبُدُ اللهَ فَيُخْرِجُوْنَهُمْ وَيَعْرِفُوْنَهُمْ بِآثَارِ السُّجُوْدِ وَحَرَّمَ اللهُ عَلَى النَّارِ أَنْ تَأْكُلَ أَثَرَ السُّجُوْدِ فَيَخْرُجُوْنَ مِنَ النَّارِ فَكُلُّ ابْنِ آدَمَ تَأْكُلُهُ النَّارُ إِلَّا أَثَرَ السُّجُوْدِ فَيَخْرُجُوْنَ مِنَ النَّارِ

(صحيح البخاري)

“Jika Allah swt menghendaki kasih sayang untuk penduduk neraka, maka Allah swt memerintahkan penduduk neraka agar dikeluarkan orang orang yg menyembah Allah, maka mereka dikeluarkan, dan dikenali dg bekas sujudnya, dan Allah swt mengharamkan api neraka untuk menyentuh anggota sujud, maka mereka keluar dari anggota sujud, maka para pendosa dari keturunan Adam terbakar api neraka kecuali bekas sujudnya, maka mereka dikeluarkan dari neraka” (Shahih Bukhari)

Ya Allah , alangkah indahnya kasih sayang Allah , Allah mau memberi kasih sayang terhadap penduduk neraka padahal orang-orang di neraka mereka adalah pendosa tetapi Allah masih menyayangi mereka , diantara mereka adalah penjahat, pejudi, pezina, segala macam maksiat telah mereka perbuat , dan ternyata Allah kasihan kepada mereka , maka dikeluarkanlah oleh para malaikat mereka-mereka yang menyembah Allah . Ternyata sebesar apapun dosa, Engkau tidak rela jika orang yang menyembah-Mu itu kekal di neraka , orang yang menyembah-Mu itu pasti akan sampai pada sorga-Mu wahai Yang Maha Indah. Inilah hadits nabi yang kami kenal , kami mabuk cinta dan rindu kepada-Mu wahai Yang Maha Indah .

Neraka itu sangat pedih, karena kami jahat dan kami durhaka tetapi Allah tidak mau jika orang –orang yang menyembah-Nya itu kekal di neraka , dan harus berakhir di sorga juga . Sejahat apapun , sekeji apapun , sedzalim apapun, selama ia menyembah Allah maka pasti ia akan sampai ke dalama sorga-Nya , janji sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , inilah kasih sayang Ilahi . Hadirin hadirat , jika seseorang selama sepuluh ribu tahun menjerit “ Ya Hannaan , Ya Mannaan “ demikian dalam salah satu riwayat dalam kitab-kitab tafsir , maka Allah mengutus malaikat Jibril dan berfirman : “ Wahai Jibril lihatlah hamba-Ku yang memanggil Ya Hannaan Ya Mannaan , sudah seribu tahun ia dalam api neraka “, maka Jibril berkata : “ Wahai Allah sesungguhnya ia telah berada dalam tindihan batu-batu neraka dan sudah terpendam di dasarnya sedalam-dalamnya “, maka Allah menjawab : “ Wahai Jibril temui dia karena sungguh Aku mendengar dia memanggil nama-Ku Ya Hannaan Ya Mannaan ( wahai Yang berkasih sayang, wahai yang seluruh makhluk berhutangbudi kepada-Nya )” , maka ia pun dikeluarkan dari neraka , entah telah berapa ribu kali kulitnya diganti dengan kulit yang baru dan hangus kemudian diganti dengan kulit yang baru dan hangus lagi , maka ia dimandikan dengan air kehidupan kemudian dihadapkan kepada Allah dan berfirman : “ Hamba-Ku , kau sudah terpendam dalam neraka yang terdalam dan kau menjerit kepada-Ku selama beribu-ribu tahun di dalam dasar neraka , wahai hamba-Ku lihatlah keindahan zat-Ku “ maka Allah singkapkan cahaya keindahan Allah . “ wahai Hamba-Ku berapa lama engkau di dalam api neraka ? ” maka ia berkata : “ aku tidak pernah masuk neraka wahai Allah “, ia menjadi lupa karena melihat keindahan zat Allah subhanahu wata’ala , selama 10000 ribu tahun ia dalam jurang api neraka ia lupa dalam sekejap ketika melihat keindahan Allah…...

Kita kembali ke hadits tadi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “ Allah haramkan anggota sujud untuk dibakar api neraka “ yaitu kedua telapak tangan, dahi , kedua lutut dan kedua kaki , tidak bisa disentuh api neraka . Kita cari ilmu kebal yang paling hebat di dunia yang bisa kebal dari api neraka , hal itu tidak akan pernah ada kecuali ahli sujud , orang-orang yang banyak bersujud mereka kebal dari api neraka anggota sujudnya sedangkan yang lainnya terbakar karena Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berkata : ” semua tubuhnya hangus kecuali anggota sujud “, maka Allah keluarkan orang-orang yang bersujud dari neraka walaupun ia seorang pendosa ia tidak akan kekal di dalam neraka ,Inilah kasih sayang Ilahi . Diriwayatkan di dalam Shahih Muslim, ketika sayyidina Tsauban RA ditanya oleh para sahabat : “ wahai Tsauban engkau adalah orang yang paling sering membantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam , apakah amal ibadah yang paling dicintai oleh Allah ?” maka sayyidina Tsauban hanya diam , ketika ditanya lagi ia diam ,sampai ketiga kalinya barulah ia menjawab dan berkata : “ sebenarnya pertanyaan kalian sudah aku tanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam “ maka para sahabat bertanya lagi : “lalu apa ?” , sayyidina Tsauban menjawab : “ Perbanyaklah sujud , itulah amal yang paling dicintai Allah “ .

Tidaklah seorang diantara kalian yang bersujud kecuali ia telah diangkat satu derajat semakin dekat dengan Allah dan gugur dosa-dosanya . Semakin banyak sujud maka semakin runtuh dosanya , semakin dekat dengan Allah , wahai Allah berilah kami cinta sujud kepada-Mu . Jika orang telah mencintai sujud maka makmurlah seluruh dunia ini . Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa di akhir zaman nanti akan muncul gempa bumi , banyak yang mengaku nabi, banyak terjadi pembunuhan , banyak terjadi musibah , semua ini telah terjadi dan yang terakhir Allah akan tumpahruahkan kemakmuran di muka bumi . Tanda-tanda semuanya sudah terjadi , tinggallah yang terakhir yaitu kemakmuran . Yang lain telah terjadi maka yang terakhir pasti akan terjadi yaitu kemakmuran yang melimpah bagi muslimin . Maka para sahabat bertanya : “ Wahai Rasulullah, ketika orang-orang dilimpahi kemakmuran , keadaan muslimin saat itu bagaimana ? “ , maka Rasulullullah menjawab : “Mereka lebih mencintai sujud daripada segala dunia dan seisinya” . Jika mental mereka seperti itu maka tumpah ruahlah kemakmuran apapun yang mereka lakukan ; usahanya, pertaniannya, perdagangannya, rumah tangganya dan segala-galanya dilimpahi anugerah oleh Allah , untuk siapa? Untuk orang-orang yang mencintai sujud.

Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang mencintai sujud. Tidaklah siang dan malam selama 24 jam kita sujud , kita mempunyai keluarga , sebagian saudara saudari kita juga sekolah , ada yang bekerja, ada yang beraktifitas lain , tapi kita juga mempunyai waktu santai di sela-sela waktu itu kita luangkan waktu satu atau dua menit untuk kita berduaan dengan Allah subhanahu wata’ala sehingga setiap hari ada waktu khusus untuk cinta kita kepada Allah subhanahu wata’ala, tentunya selain shalat lima waktu , karena shalat lima waktu itu ibadah wajib . Selain itu bersujudlah untuk ibadah kepada Allah, dua atau empat rakaat setiap hari, tidak lebih dari lima menit untuk itu maka ambillah sedikit waktu agar setiap hari menyaksikanmu bahwa engkau ahli sujud,

matahari terbit dan terbenam menyaksikan sujudmu . Ditanyakan oleh sayyidina Rabi’ah radhiyallahu ‘anhu bagaimana dengan kemuliaan sujud , maka berkatalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

أَقْرَبُ اْلعَبْدُ إِلَى اللهِ مَنْزِلَةً وَهُوَ سَاجِدٌ

“Keadaan yang paling dekat antara seorang hamba dengan Allah SWT yaitu ketika dia sedang sujud”

Oleh sebab itu saat kita bersujud , sujudlah dengan hati kita juga jangan kita bersujud tetapi hati kita pada hal yang lainnya dan semestinya setelah kita sujud hati kita masih dalam mengingat sujud.

Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam pemimpin utama kita , para nabi dan para rasul adalah sebagai pembawa kemuliaan sebelum nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Hadirin hadirat , ketika kita mengingat tentang peristiwa yang terjadi pada nabiyullah Yusuf AS , disaat nabi Yusuf mulai besar dan mulai bisa berbicara maka ia berkata kepada ayahnya , nabi Ya’qub AS :

يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ

( يوسف : 4 )

“Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku." ( QS. Yusuf : 4 )

Maka ayahnya kaget mendengar ucapan itu dan berkata kepada Yusuf : “ Wahai Yusuf jangan kau ceritakan mimpimu itu kepada orang lain karena saudara-saudaramu tidak akan senang “ dan nabi Yusuf pun tidak menceritakannya kepada para saudaranya , tetapi ayahnya lebih mencintai nabi Yusuf karena dia adalah nabi . Nabi Ya’qub mempunyai banyak anak dan diantaranya adalah nabi Yusuf , bukan karena pilih kasih diantara anak-anaknya tetapi karena Yusuf adalah seorang nabi maka pastilah dimanjakan oleh ayahnya . Maka kakak-kakaknya tidak senang melihat Yusuf lebih dicintai ayahnya daripada mereka , maka merekapun memutuskan untuk membunuh Yusuf , diantara mereka ada yang berkata : “ jangan dibunuh , kita masukkan saja Yusuf ke dalam sumur agar orang lain menemukannya dan membawanya“ , maka merekapun datang kepada ayahnya untuk meminta izin membawa Yusuf berburu , tetapi ayahnya melarang Yusuf ikut bersama mereka karena takut celaka, maka mereka berkata : “mengapa kami boleh pergi untuk berburu sedangkan Yusuf tidak boleh diajak, ayah membeda bedakan antara kami” , di dalam Shahih Al Bukhari dijelaskan :

اَلْكَرِيْمُ ابْنِ اْلكَرِيْمِ ابْنِ اْلكَرِيْمِ ابْنِ اْلكَرِيْمِ، يُوسُفُ ابْنِ يَعْقُوْبَ ابْنِ إِسْمَاعِيْلَ ابْنِ إِبْرَاهِيْمَ

“ Orang mulia anak orang mulia anak orang mulia anak orang mulia, adalah Yusuf bin Ya;qub bin Ismail bin Ibrahim”

Dia adalah nabi Yusuf putra nabi Ya’qub putra nabi Ismail putra nabi Ibrahim Alaihimussalam, demikian yang dijelaskan di dalam Shahih Al Bukhari .

Dan akhirnya nabi Yusuf diijinkan oleh ayahnya untuk ikut berburu bersama saudar-saudaranya . Setelah mereka tiba di sebuah sumur merekapun memasukkan nabi Yusuf ke dalam sumur dan mengambil baju nabi Yusuf kemudian dilumuri dengan darah kambing, seakan-akan itu adalah darah nabi Yusuf . Sesampainya di rumah mereka berkata kepada ayahnya bahwa Yusuf telah dimakan oleh binatang buas dan memberikan baju Yusuf yang penuh dengan darah kambing, tetapi ayahnya tidak percaya dan ia tau bahwa itu adalah darah kambing dan ayahnya tau ini karena kecemburuan saudara-saudaranya , maka ayahnya terus menerus menangis karena kehilangan anaknya kesayangannya Yusuf , sampai ia buta matanya karena banyaknya menangis . Ketika nabi Yusuf yang masih kecil itu diturunkan ke dalam sumur ia berkata kepada saudara-saudaranya : “ Saudara-saudaraku kalau kalian lapar maka ingatlah aku , bahwa kalian tinggalkan aku di dalam sumur “ , maka ketika itu nabi Yusuf mendengar seruan Jibril : “ wahai Yusuf janganlah engkau mengadu kepada manusia , Allah yang akan menjagamu “ . Maka tidak lama kemudian datang sesorang untuk mengambil air dari sumur itu , dan setelah dia menarik ember itu ternyata yang keluar bukan air melainkan anak kecil , maka orang itu berkata : “ alangkah indahnya anak kecil ini ceria dan terang benderang “ dan orang itupun membawa Yusuf dan menjualnya sebagai budak .

Maka Yusuf dibeli oleh salah seorang saudagar dan dibesarkan , dan ketika ia telah berumur dewasa maka mulailah istri saudagar itu ( Zulaikha) menyukai nabi Yusuf yang sangat tampan parasnya , maka ia pun ingin berbuat hal yang buruk dengan nabi Yusuf . Suatu hari nabi Yusuf dipanggil untuk masuk ke kamarnya dan kemudian menguncinya dari dalam , dan di saat itu mulailah Zulaikha mendekati Yusuf dan keinginan birahi Zulaikha memuncak , maka nabi Yusuf semakin murka ingin membunuhnya . Zulaikha nafsunya untuk birahi sedangkan nabi Yusuf nafsunya untuk membunuh karena marah telah diajak berbuat dosa , maka ketika itu Allah berikan burhan (petunjuk dan ketenangan) kepada nabi Yusuf , nabi Yusuf menghindar dan lari ke pintu, maka Zulaikha menarik bajunya dari belakang dan robeklah baju Yusuf as kemudian ia keluar dari kamar itu , seketika masuklah suami Zulaikha dan berkata : “ wahai Yusuf apa yang kau perbuat di kamarku? “, maka Zulaikha berkata : “ apa yang kau perbuat jika ada seorang lelaki masuk ke kamar istrimu ? “ maka marahlah saudagar itu dan memerintah agar Yusuf untuk ditangkap , maka Yusuf ditangkap kemudian diadili , Yusuf berkata : “ Demi tuhanku Allah , dialah yang ingin berbuat buruk kepadaku, dan aku ingin lari menghindar “ , maka Zulaikha menjawab : “ Tidak, bahkan dia yang telah masuk ke kamarku dan ingin berbuat mungkar denganku “ , maka hakim berkata : “ lihatlah baju Yusuf , jika robeknya dari depan berarti Yusuf yang menyerang Zulaikha , tetapi kalau bajunya robek di bagian belakang berarti ucapan Yusuf benar bahwa dia ingin lari dan ditarik oleh Zulaikha “, maka dilihatlah baju Yusuf dan ternyata robeknya di bagian belakang .

Habislah dalil dan hujjah Zulaikha , yusuf yang benar . Zulaikha marah karena Yusuf tidak ia dapatkan , tetapi muncul fitnah yang mencela perbuatan Zulaikha bahwa seorang istri saudagar suka dengan budaknya sendiri, Zulaikha tidak terima dengan ucapan mereka, akhirnya para wanita itu diundang ke rumahnya dan masing-masing mereka di beri pisau dan buah dan ketika mereka memotong buah maka ketika itu Yusuf di panggil, Yusuf as pun datang dan lewat di hadapan mereka , maka wanita-wanita itu mengiris jari-jarinya dengan pisau dan mereka tidak terasa bahwa yang mereka iris adalah jari-jari mereka karena terpesona dengan keindahan wajah nabi Yusuf , dan mereka berkata :

حَاشَ لِلَّهِ مَا هَذَا بَشَرًا إِنْ هَذَا إِلَّا مَلَكٌ كَرِيْمٌ

( يوسف : 31 )

“Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia..! Sesungguhnya ini tidak lain adalah malaikat yang mulia..!."

Maka ketika fitnah semakin besar maka nabi Yusuf berkata :

رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ

( يوسف :33 )

“Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku . “ ( QS. Yusuf : 33 )

Nabi Yusuf lebih suka dipenjara , karena dia merasa selalu membuat masalah , istri saudara terkena masalah , wanita-wanita terkena masalah sampai jari-jari mereka teriris oleh diri mereka sendiri , maka nabi Yusuf lebih memilih untuk dipenjara saja , dan Allah kabulkan permohonannya , dan keputusan terjadi maka Yusuf masuk penjara , dan tidak lama kemudian Allah mengeluarkannya kembali . Maka ketika Yusuf bisa menyelesaikan permasalahan yang tidak bisa diselesaikan oleh para raja dan penasehat , dan Yusuf keluar untuk menyebarkan Islam maka Yusuf as diangkat sebagai menteri keuangan , bagian membagikan harta kepada Fuqara’ , nabi Yusuf lah yang menentukan pembagian tersebut . Suatu hari nabi Yusuf melihat kakak-kakaknya datang dan masuk dalam antrian , yang dulunya mereka melemparkan Yusuf ke dalam sumur , ketika itu nabi Yusuf melihat anak kecil yaitu adiknya Bunyamin yang juga dikabarkan bahwa ada nabi yang bernama Bunyamin dialah adik nabi Yusuf, dan tidak disebutkan dalam Alqur’an tetapi dalam hadits nabi banyak disebutkan . Maka ketika itu nabi Yusuf memanggil adiknya dan berkata : “ kau adalah adikku, diamlah jangan berbicara apa-apa “ , kemudian ia memasukkan timbangan emas ke dalam baju Bunyamin . Setelah semua mendapat bagian , Yusuf mengumumkan bahwa emas yang digunakan untuk menimbang telah hilang , dan siapa yang telah mencurinya maka ia harus dihukum maka semuanya digeledah , setelah digeledah ditemukanlah emas itu di dalam baju Bunyamin dan dibawalah Bunyamin . Maka kakak-kakaknya berkata : “ wahai yang mulia, jangan ambil dia”, maka nabi Yusuf berkata : “ kenapa, dia pencuri maka dia harus dihukum “ , kakaknya berkata : “ jangan ambil dia, ambillah salah satu dari kami karena ayahnya sudah tua renta dan buta maka ia akan semakin susah karena kakaknya juga hilang “ , maka nabi Yusuf berkata : “ keputusan tidak bisa dirubah , dialah yang harus dihukum karena dialah yang mencuri , pulanglah kalian dan katakan kepada ayah kalian bahwa anaknya mencuri “ , maka mereka pun pulang membawa kabar itu dan setelah nabi Ya’qub mendengarnya maka ia pun semakin sedih dan berkata : “ kalian tidak boleh kembali ke rumah ini sebelum membawa Yusuf dan Bunyamin ke hadapanku “, merekapun pergi dan kembali menemui menteri keuangan, nabi Yusuf . Setelah mereka sampai di hadapan Yusuf mereka berkata : “ Wahai yang mulia , kami sudah menemui ayah kami dan beliau meminta agar engkau membebaskan adik kami ini dan kami harus mencari lagi kakaknya yang bernama Yusuf “ , maka nabi Yusuf berkata : “ apa yang kalian perbuat kepada Yusuf ?” , maka mereka kaget karena wajahnya mirip Yusuf dan iapun berkata : “ apakah engkau adalah Yusuf ?” , maka nabi Yusuf menjawab : “ iya aku adalah Yusuf dan ini adalah adikku “, mereka menangis dan berkata : “ ampuni kami wahai Yusuf , kami telah membuangmu ke sumur “ , maka nabi Yusuf menjawab : “ aku dibuang ke sumur , dan akhirnya diambil orang kemudian aku difitnah dan masuk penjara dan sekarang aku menjadi menteri keuangan , kalian meminta maaf kepadaku ! , maka kembalilah kepada ayah kalian dan bawalah bajuku ini dan hempaskan di wajah ayahku maka ia akan kembali penglihatannya “ , maka merekapun membawa baju itu kepada ayah mereka , nabi Ya’qub dan baru sampai di depan pintu ayahnya berkata : “ sungguh aku mencium bau Yusuf.., mana Yusuf…??? “ , maka ketika dilemparkan baju itu ke wajahnya , ia pun kembali bisa melihat lagi , ternyata hanya dengan pakaian Yusuf ia pun kembali bisa melihat karena begitu gembiranya . Maka merekapun datang bersama-sama ke kerajaan , kedua ayah dan ibunya serta sebelas keluarganya di samping kanan kiri nabi Yusuf , maka berkata nabi Yusuf : “ wahai ayah ternyata ini makna mimpiku yang dulu , sebelas bintang dan matahari dan bulan memberi penghormatan kepadaku “ kisah ini semuanya firman Allah , silahkan lihat di Alquran . Hadirin hadirat , dua hal yang bisa saya petik dari kisah ini dari kesekian banyak makna . Yang pertama, orang yang mencintai seseorang maka Allah subhanahu wata’ala akan mengumpulkannya bersamanya , karena setelah itu Zulaikha menikah dengan nabi Yusuf As padahal ia adalah wanita yang dahulu memfitnahnya , tapi karena cintanya kepada nabiyullah Yusuf maka Allah kumpulkan ia bersama nabi Yusuf , namun setelah ia menikah dengan nabi Yusuf - inilah berkah mencintai orang shalih , mencintai seorang nabi , mencintai para wali Allah - maka Allah memberikan kesempatan kepada Zulaikha untuk menikah dengan nabi Yusuf , tetapi setelah menikah dengan nabi Yusuf sepanjang malam Zulaikha beribadah , nabi Yusuf berkata : “ wahai istriku , dari dulu engkau sangat mencintaiku sehingga engkau memfitnah aku demi mendapatkanku , sekarang kau selalu beribadah sepanjang malam “, Zulaikha berkata : “ wahai suamiku nabiyullah Yusuf , aku sepanjang siang dan malam merindukan cintamu , tetapi setelah kita menikah , Allah kenalkan aku pada cinta-Nya yang sangat dahsyat sehingga aku lupa dengan cintaku kepadamu wahai Yusuf , kini aku dipenuhi cinta dan rindu kepada Allah “ maka wafatlah Zulaikha dalam puncak cinta dan rindunya kepada Allah . Apa yang membuatnya sampai pada hal itu ? yaitu cintanya kepada nabi Yusuf AS , cintanya kepada orang yang dicintai Allah . Maka cintailah orang-orang yang dicintai Allah , cintailah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Jika ditanyakan manakah yang lebih indah antara wajah nabi Yusuf dan wajah nabi Muhammad ? , di zaman nabi Yusuf para wanita mengiris jari mereka karena indahnya wajah nabi Yusuf, dan hal itu tidak terjadi di masa nabi Muhammad . Berkata Al Imam Muhammad bin Alawy Al Maliky di dalam kitabnya “ Muhammad Al Insaan Al Kaamil “ diriwayatkan di dalam atsar bahwa keindahan wajah nabi Muhammad ditutup sembilan bagian , yang dibuka hanya satu bagian karena jika kesepuluh bagian dibuka , maka orang yang melihatnya tanpa terasa akan mengiris iris jantungnya karena indahnya wajah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , sayyidul anbiyaa wal mursalin .

Kita bermunajat kepada Allah subhanahu wata’ala agar Allah muliakan kita , agar Allah kumpulkan kita bersama kaum Muhajirin dan Anshar dan Allah kumpulkan kita bersama pimpinan Muhajirin dan Anshar, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Rabby, kumpulkan kami bersama para ulama’ dan sahabat dan para ahlul bait . Ya Rahman Ya Rahim , perindah hari-hari kami perindah siang dan malam kami , selamatkan kami dari segala musibah , wahai samudera cahaya kebahagiaan dan anugerah berpijarlah , wahai angin topan kedahsyatan rahmat-Nya berhembuslah , hembus wajah kami, siang dan malam kami dengan keberkahan , wahai samudera pengampunan bergelombanglah , sampaikan kepada kami gelombang pengampunan-Mu yang menghapus seluruh dosa-dosa kami , Ya Allah kami mengadukan bangsa kami , negeri kami yang terus mendapat cobaan , paling banyak yang mengaku nabi di Indonesia , paling banyak terjadi bencana alam di dunia di Indonesia, paling banyak terjadinya kerusakan, perpecahan dan pembunuhan di Indonesia , maka Indonesia paling berhak untuk mendapatkan kemakmuran lebih dari yang lainnya, amin Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzal Jalaaly wal Ikram, dan selamatkan seluruh wilayah muslimin di barat dan timur agar Engkau tolong wahai Rabby mereka yang akan mendapatkan musibah gantikan musibah itu dengan anugerah , dan pastikan seluruh wajah kami melihat keindahan Dzat-Mu Yang Maha Indah , dan pastikan seluruh wajah ini selalu bersyukur karena dihujani anugerah dan rahmah , pastikan seluruh wajah kami ini terbebas dari segala dosa setelah keluar dari majelis ini , tidak tersisa satu dosa pun yang menempel di tubuh ini kecuali telah Engkau maafkan, Ya Rabb Ya Dzal Jalaaly wal Ikram ampuni dosa kami , dosa ayah bunda kami , ayah bunda kami yang masih hidup maka limpahkan keberkahan dalam hidupnya dan panjangkan usianya dalam kemuliaan , dan ayah bunda kami yang telah wafat maka muliakan mereka di alam barzakh dan kumpulkan bersama ruh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para awliyaa’ dan muqarrabiin Ya Rahmaan Ya Rahiim ...

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا ...

Ucapkanlah bersama-sama

يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ الله مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ

Allah Menyayangi Orang Yang Pemaaf

قال رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا سَمْحًا إِذَا بَاعَ وَإِذَا اشْتَرَى وَإِذَا اقْتَضَى

(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw :
“Allah menyayangi orang yg pemaaf dalam jual dan beli, dan pemaaf pada hutang piutangnya” (Shahih Bukhari)



Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Yang Maha Luhur, Maha Menerangi jiwa hamba – hambaNya dengan keluhuran, dan tiadalah yang lebih indah sepanjang kehidupan melebihi iman, melebihi kehadirat untuk dekat kepada Allah, tidak ada kemuliaan dari semua kehidupan yang pernah hidup dari keturunan Adam as Mulai Nabiyullah Adam alaihis salam wa Sayyidatuna Hawa alaiha salam sampai manusia yang terakhir hidup di muka bumi, tidak ada kehidupan yang lebih mulia dari kehidupan para pecinta Allah. Orang – orang yang ingin dekat kepada Allah, orang yang ingin mencapai kesuksesan hakekat dari segenap kesuksesan, puncak dan akhir dari semua karir, jabatan – jabatan tertinggi dari semua jabatan yaitu kedekatan kepada Allah di istana – istana kemewahan yang abadi.

Sehingga mereka yang jiwanya dipenuhi dengan asyik dan rindu kepada Allah, dan itulah seindah – indah jiwa. Mereka tidak lagi terfikirkan pedihnya neraka dan tidak lagi terfikirkan indahnya surga. Tapi yang mereka dambakan adalah dekat dan dicintai Allah. Itulah yang mereka inginkan. Maka kita bertanya, kenapa Sang Nabi saw selalu meminta surga dan minta jauh dari neraka, apakah Sang Nabi saw masih menginginkan surga dan masih risau pada neraka? Bukan itu maksudnya, tapi mereka para shiddiqin dan muqarrabin mengetahui bahwa surga adalah tempat orang – orang yang dicintai Allah dan neraka adalah tempat orang – orang yang dimurkai Allah. Maka mereka meminta surga, karena surga adalah tempat orang – orang yang dicintai Allah.
Image

Allah Swt telah menjamu kita di malam ini dengan mengumpulkan para malaikat yang menyaksikan setiap kehadiran tamu – tamu Allah di masjid – masjid atau orang yang duduk karena untuk beribadah kepada Allah. Sehingga sabda Rasul saw “malaikat laa tazaal yusholli ala ahadikum” (Shahih Bukhari) tiada henti – hentinya malaikat bershalawat dan mendoakan kepada kalian ketika diantara kalian masih duduk didalam masjid dalam keadaan suci atau masih duduk ditempat ia shalat atau ibadah maka malaikat itu terus mendoakannya dengan doa “allahumma shalli a’laihi allahummarhamhu” wahai Allah limpahkan baginya shalawat dan kemuliaan, wahai Allah sayangilah ia. Terus malaikat mendoakan dengan doa itu sepanjang kita masih duduk di majelis ini, didalam istana keridhaan Allah (Masjid), di muka bumi. Betapa Allah memanjakan dan memuliakan kita, betapa indahnya cinta Allah kepada kitas sehingga dikerahkanlah para malaikat untuk mendoakan orang – orang yang ingin dekat kepada-Nya, yang datang bertamu kepada istana keridhaan-Nya, ke masjid – masjid atau ke mushalla atau ke tempat ia ibadah walau hanya sajadahnya sendiri, selama ia masih duduk di tempat itu, malaikat terus dan dan terus – menerus mendoakannya.

Sampailah kita pada hadits mulia di malam ini, riwayat Shahih Bukhari “rahimallahu rajulan samhan idzaa baa’a wa izaa isytaraa wa izaaqtadhaa” kasih sayang Allah selalu berlimpah kepada seseorang yang apabila ia membeli dan menjual (dalam jual belinya) selalu senang memaafkan, memudahkan dan pempermudah. Kalau ia membeli, tidak terlalu sangat banyak menawar, kalau ia menjual tidak terlalu banyak mengambil untung dan tidak menipu pembelinya. “..wa izaaqtadha” dan ketika mereka saling melunasi hutang piutang. Ketika mereka mempunyai hutang kepada orang lain dengan sifat baiknya, ia datangi orang yang ia pinjam uangnya dan ia kembalikan dengan baik , dengan sopan dan dengan mulia. Atau sebaliknya jika ia orang lain berhutang padanya maka ia meminta atau menagihnya dengan sopan dan baik. Orang – orang yang seperti ini dicintai oleh Allah, disayangi Allah. Allah berfirman “wailullilmuthaffifiin; alladzina idzaktaaluu a’lannasi yastawfuun; waidza kaaluuhum awwazanuuhum yukhsiruun; ala yadhunnu ulaaika annahummab’utsun; liyawmin a’dhim; yaumayaquumunnaasu lirabbil a’lamin” (QS. Al Muthaffifiin : 1-5). Allah Swt berfirman : Celakalah orang yang berbuat dhalim dalam timbangan perdagangannya (Qs. Al-Muthaffifiin : 1). Kalau mereka yang belanja, mereka meminta timbangan itu seadil – adilnya, jangan sampai ada berat yang sampai mendhalimi. Jika mereka sendiri yang menjual maka mereka mengurangi timbangannya (Qs. Al-Muthaffifiin : 2), celakalah mereka, kata Allah Swt. Apakah mereka tidak mengira bahwa kelak akan berdiri di satu hari yang sangat dahsyat (Qs. Al-Muthaffifiin : 4-5). Hari yang sangat agung, hari dimana Allah Swt menjadikan manusia itu berdiri satu persatu menghadap-Nya, disaat itu betapa meruginya para pedagang yang berbuat dhalim. Kalau mendhalimi timbangan saja seperti itu, bagaimana mendhalimi penjual dengan penipuan.
Image

Rasul saw menuntun kita kepada seindah – indah tuntunan, kepada semulia – mulia bimbingan dan inilah bimbingan Nabi kita Muhammad Saw. Dan Rasul saw sebaik – baik orang yang beramal. Ketika beliau saw meminjam kepada orang lain, mestilah beliau saw sendiri yang mengembalikannya atau dengan sebaik – baik cara. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, bagaimana Rasul saw meminjam uang kepada seorang yahudi (seorang yang diluar Islam) maka orang yahudi itu, padahal sudah tahu bahwa Rasulullah saw itu adalah orang yang amanah masih meminta jaminan dan Rasulullah saw memberikan jaminan baju besinya. Untuk apa uang itu, untuk menjamu tamunya. Demikian indahnya budi pekerti Sayyidina Muhammad Saw.

Dan beliau saw adalah yang paling sempurna akhlaknya. Sehingga diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika beliau saw berjalan menemukan sebutir kurma yang terjatuh di tanah, seraya mengambilnya dan berkata “lawla antakuna shadaqah la..” kalau bukan takut karena ini kurma shadaqah (karena shadaqah tidak boleh dimakan oleh Rasul saw, namun boleh oleh muslimin lainnya) aku akan memakannya, kata Sang Nabi saw. Dari menghargai rezki yang ada di muka bumi yang asal muasalnya dari Allah. Ini hukumnya luqatah (barang temuan yang tidak berharga). Jadi kalau kita menemukan barang yang tidak ada harganya boleh diambil, tapi kalau barang yang berharga tidak boleh diambil dan waktu penantiannya adalah 1 tahun kalau barang itu barang berharga. Diambil, dipegang saja, dicari orang yang memilikinya atau diumumkan selama 1 tahun. Kalau 1 tahun tidak datang juga pemiliknya, boleh dipakai tapi kalau pemiliknya datang harus dikembalikan atau diganti dengan uang. Demikian hadirin – hadirat, barang temuan.

Ini kita keluar dari pembicaraan ini sudah sangat banyak laporan bahwa para pencopet selalu ikut hadir di majelis ini. Subhanallah!! Orang datang untuk niat berbuat baik dan kau (pencopet) datang untuk mendhalimi orang yang berbuat baik. Tidak terfikir di hati saya, di majelis mulia seperti ini ada orang yang datang dengan niat sengaja untuk mendhalimi dan berbuat jahat kepada orang – orang yang datang kepada keridhaan Allah Swt. Tidak terbayangkan dendamnya Allah di kehidupan mereka di dunia dan di akhirat. Semoga Allah melimpahkan kepada mereka hidayah, tidak terbayangkan kemarahan Allah dan kemurkaan-Nya terhadap mereka yang mendhalimi para tamu-Nya. Orang datang mengaji dan pulang tidak membawa handphone lagi, handphonenya lenyap karena sudah ada orang – orang tertentu yang ingin mengambil handphonenya. Subhanallah, tobatlah!! Wahai engkau yang berniat berbuat jahat di majelis ini karena bala dan musibah akan datang padamu, kemiskinan, kehancuran di dunia dan di akhirat. Semoga Allah memberikan kepada mereka hidayah.
Image

Demikian Sang Nabi saw bersabda diriwayatkan didalam Shahih Bukhari. Rasul saw bersabda “akan datang satu masa kepada manusia ini dimana ia tidak perduli lagi apa – apa yang masuk kepadanya, Apakah dari hal yang halal atau dari hal yang haram”. Ia sudah tidak mau lagi bedakan, mana itu halal mana itu haram. Akan datang masa itu, kata Nabi Saw. Dan masa itu telah datang kepada kita.
Hadirin – hadirat, inilah masa pembenahan bagi kita, inilah pemuda kita dan majelis kita yang selama ini Allah Swt memberikan Inayah selalu semoga kepada kita untuk semakin memakmurkan majelis – majelis kita, majelis – majelis mulia ini. Semoga Allah Swt semakin memakmurkannya, Amin Allahumma Amin. Dan menjadikan orang – orang yang hadir ini dalam kemakmuran dunia dan akhirat.

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari ketika bagaimana indahnya Sang Nabi saw memberikan tarbiyah kepada para sahabat dengan seindah – indahnya tuntunan. Abdullah bin Amr bin Ash alaihimaa ridhwanallah, sampai kabar kepada Sang Nabi saw bahwa Abdullah bin Amr bin Ash ini sepanjang malam shalat malam sambil membaca Alqur’an. Siang hari puasa, tiap hari ia lakukan seperti itu. Maka Rasul saw memanggilnya “apakah engkau betul (shalat sepanjang malam) di malam hari berapa banyak kau membaca Alqur’an?” ia berkata “aku khatam Alqur’an setiap malamnya, wahai Rasulullah”. “Lalu siang hari?”, “siang hari aku puasa setiap harinya wahai Rasulullah”. Rasul saw berkata “jangan kau perbuat!, bacalah Alqur’an 1 bulan sekali khatam (1 hari = 1 juz)” itu yang terbaik dan yang sunnah untuk kita. Orang – orang yang mempunyai kesibukkan dan lainnya disunnahkan untuk membaca 1 juz 1 hari bila mampu. Rasul saw mengajarinya, 1 bulan 1X khatam dan berpuasalah 3 hari setiap bulannya. Maka Abdullah bin Amr bin Ash berkata “Wahai Rasulullah, aku mampu lebih dari itu wahai Rasulullah”. Maka Rasul saw terlihat wajahnya berubah, sudah diberi saran malah didebat saran Sang Nabi saw. Maka Rasul saw berkata “kalau begitu 1 minggu 3 hari puasanya”, ia menjawab “ya Rasulllah aku bisa lebih dari itu”. Terus ia meminta dan meminta, sampai akhirnya Rasul saw berkata “kalau begitu 1 hari puasa 1 hari tidak, yaitu puasa Nabi Daud as, dan tidak ada yang lebih dari itu”. Maksudanya Rasul saw tidak memberi izin untuk puasa lebih dari puasa Nabiyullah Daud as yaitu sehari puasa sehari tidak puasa, besoknya puasa besoknya tidak puasa. Itu sudah puasa yang terbanyak bagi umat Nabi Muhammad Saw.

Sampai tak lama kemudian Rasul saw wafat dan sampai khilafah dan sampai Abdullah bin Amr bin Ash meriwayatkan hadits ini jauh setelah wafatnya Sang Nabi saw. Ia berkata “coba kalau aku terima saran Sang Nabi saw itu dari awal, jangan sampai tidak, apa artinya ibadahku yang sedemikian banyak kalau seandainya ibadahku itu menyinggung perasaan Rasulullah Saw”. Coba kalau dari awal aku terima saran Sang Nabi saw sehingga Sang Nabi saw gembira kepadaku, sehingga Sang Nabi saw menyayangiku karena menerima wasiatnya saw, coba itu maka jauh lebih berharga daripada ibadahku, yang ibadah – ibadah sunnahnya saw. Walau ia berjuang dengan puasa Nabiyullah Daud nya atau berjuang dengan amalan ibadah lainnya, belum tentu ia menemukan kesempatan menggembirakan hati Sang Nabi Muhammad Saw.

wasiat Rasulullah saw di waktu terakhirnya

Dari Ibnu Mas’ud ra bahawasanya Rasulullah SAW bersabda:

Ajalku hampir tiba, dan akan pindah ke hadhrat Allah, ke Sidratulmuntaha dan ke Jannatul Makwa serta ke Arsyila’la.”

Kami bertanya lagi: “Siapakah yang akan memandikan baginda ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: Salah seorang ahli baitku.

Kami bertanya: Bagaimana nanti kami mengafani baginda ya Rasulullah?

Baginda menjawab: “Dengan bajuku ini atau pakaian Yamaniyah.”

Kami bertanya: “Siapakah yang menshalatkan baginda di antara kami?” Kami menangis dan Rasulullah SAW pun turut menangis.

Kemudian baginda bersabda: “Tenanglah, semoga Allah mengampuni kamu semua. Apabila kamu semua telah memandikan dan mengafaniku, maka letakanlah aku di atas tempat tidurku, di dalam rumahku ini, di tepi liang kuburku, kemudian keluarlah kamu semua dari sisiku. Maka yang pertama-tama menshalatkan aku adalah sahabatku Jibril as. Kemudian Mikail, kemudian Israfil kemudian Malaikat Izrail (Malaikat Maut) beserta bala tentaranya. Kemudian masuklah kalian dengan sebaik-baiknya. Dan hendaklah yang mula shalat adalah kaum lelaki dari pihak keluargaku, kemudian yang wanita-wanitanya, dan kemudian kamu sekalian.”

Sehari menjelang baginda wafat yaitu pada hari Ahad, penyakit baginda semakin bertambah serius. Pada hari itu, setelah Bilal bin Rabah selesai mengumandangkan adzannya, ia berdiri di depan pintu rumah Rasulullah, kemudian memberi salam: “Assalamualaikum ya Rasulullah?” Kemudian ia berkata lagi “Assholah yarhamukallah.”

Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali bin Abi Thalib dan Abbas ra, sambil dibimbing oleh mereka berdua, maka baginda berjalan menuju ke masjid. Baginda shalat dua rakaat, setelah itu baginda melihat kepada orang ramai dan bersabda: “Ya ma’aasyiral Muslimin, kamu semua berada dalam pemeliharaan dan perlindungan Allah, sesungguhnya Dia adalah penggantiku atas kamu semua setelah aku tiada. Aku berwasiat kepada kamu semua agar bertakwa kepada Allah SWT, karena aku akan meninggalkan dunia yang fana ini. Hari ini adalah hari pertamaku memasuki alam akhirat, dan sebagai hari terakhirku berada di alam dunia ini.”

Malaikat Maut Datang Bertamu
Pada esoknya, yaitu Senin, Allah mewahyukan kepada Malaikat Maut supaya ia turun menemui Rasulullah SAW dengan berpakaian sebaik-baiknya. Dan Allah menyuruh kepada Malaikat Maut mencabut nyawa Rasulullah SAW dengan lemah lembut. Seandainya Rasulullah menyuruhnya masuk, maka ia dibolehkan masuk, namun jika Rasulullah SAW tidak mengizinkannya, ia tidak boleh masuk, dan hendaklah ia kembali saja.

Maka turunlah Malaikat Maut untuk menunaikan perintah Allah SWT. Ia menyamar sebagai seorang biasa. Setelah sampai di depan pintu tempat kediaman Rasulullah SAW, Malaikat Maut itupun berkata: “Assalamualaikum Wahai ahli rumah kenabian, sumber wahyu dan risalah!” Siti Fatimah pun keluar menemuinya dan berkata kepada tamunya itu: “Maafkanlah, ayahku sedang demam”, kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya,

Kemudian Malaikat Maut itu memberi salam lagi: “Assalamualaikum. Bolehkah saya masuk?” Akhirnya Rasulullah SAW mendengar suara Malaikat Maut itu, lalu baginda bertanya kepada puterinya Fatimah: “Siapakah itu wahai anakku?” Fatimah menjawab: “Seorang lelaki, sepertinya baru sekali ini saya melihatnya,” tutur Fatimah lembut.

Rasulullah SAW bersabda: “Tahukah kamu siapakah dia, wahai anakku?” Fatimah menjawab: “Tidak wahai Rasulullah.” Lalu Rasulullah SAW menjelaskan sambil menatap wajah anaknya, seolah-olah bagian demi bagian wajah anaknya itu hendak dikenang “Wahai Fatimah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut.” Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Masuklah, Wahai Malaikat Maut. Maka masuklah Malaikat Maut itu sambil mengucapkan ‘Assalamualaika ya Rasulullah.” Rasulullah SAW pun menjawab: Waalaikassalam Ya Malaikat Maut. Engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?”

Malaikat Maut menjawab: “Saya datang untuk ziarah sekaligus mencabut nyawa. Jika anda izinkan akan saya lakukan, kalau tidak, saya akan pulang.

Rasulullah SAW bertanya: “Wahai Malaikat Maut, di mana engkau tinggalkan kecintaanku Jibril? “Saya tinggal dia di langit dunia” Jawab Malaikat Maut.

Baru saja Malaikat Maut selesai bicara, tiba-tiba Jibril as datang kemudian duduk di samping Rasulullah SAW. Maka bersabdalah Rasulullah SAW: “Wahai Jibril, tidakkah engkau mengetahui bahawa ajalku telah dekat? Jibril menjawab: Ya, Wahai kekasih Allah.”

Ketika Sakaratul Maut Tiba
Seterusnya Rasulullah SAW bersabda: “Beritahu kepadaku Wahai Jibril, apakah yang telah disediakan Allah untukku di sisinya? Jibril pun menjawab; “Bahawasanya pintu-pintu langit telah dibuka, sedangkan malaikat-malaikat telah berbaris untuk menyambut ruhmu.”

Rasulullah SAW bersabda: “Segala puji dan syukur bagi Tuhanku. Wahai Jibril, apa lagi yang telah disediakan Allah untukku? Jibril menjawab lagi: Bahawasanya pintu-pintu Syurga telah dibuka, dan bidadari-bidadari telah berhias, sungai-sungai telah mengalir, dan buah-buahnya telah ranum, semuanya menanti kedatangan ruhmu.”

Rasulullah SAW bersabda lagi: “Segala puji dan syukur untuk Tuhanku. Beritahu lagi wahai Jibril, apa lagi yang di sediakan Allah untukku? Jibril menjawab: Aku memberikan berita gembira untuk anda wahai kekasih Allah. Engkaulah yang pertama-tama diizinkan sebagai pemberi syafaat pada hari kiamat nanti.”

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Segala puji dan syukur, aku panjatkan untuk Tuhanku. Wahai Jibril beritahu kepadaku lagi tentang kabar yang menggembirakan aku?”

Jibril as bertanya: “Wahai kekasih Allah, apa sebenarnya yang ingin tuan tanyakan? Rasulullah SAW menjawab: “Tentang kegelisahanku, apakah yang akan diperolehi oleh orang-orang yang membaca Al-Quran sesudahku? Apakah yang akan diperoleh orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan sesudahku? Apakah yang akan diperolehi orang-orang yang berziarah ke Baitul Haram sesudahku?”

Jibril menjawab: “Saya membawa kabar gembira untuk baginda. Sesungguhnya Allah telah berfirman: Aku telah mengharamkan Syurga bagi semua Nabi dan umat, sampai engkau (Muhammad) dan umatmu memasukinya terlebih dahulu.”

Maka berkatalah Rasulullah SAW: “Sekarang, tenanglah hati dan perasaanku. Wahai Malaikat Maut dekatlah kepadaku” Lalu Malaikat Maut pun berada dekat Rasulullah SAW.

Imam Ali kw, bertanya: “Wahai Rasulullah SAW, siapakah yang akan memandikan anda dan siapakah yang akan mengafaninya? Rasulullah menjawab: Adapun yang memandikan aku adalah engkau wahai Ali, sedangkan Ibnu Abbas menyiramkan airnya dan Jibril akan membawa hanuth (minyak wangi) dari dalam Syurga.

Kemudian Malaikat Maut pun mulai mencabut nyawa Rasulullah. Ketika ruh baginda sampai di pusat perut, baginda berkata: “Wahai Jibril, alangkah pedihnya maut.”

Mendengar ucapan Rasulullah itu, Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam, Jibril as memalingkan mukanya. Lalu Rasulullah SAW bertanya: “Wahai Jibril, apakah engkau tidak suka memandang mukaku? Jibril menjawab: Wahai kekasih Allah, siapakah yang sanggup melihat muka baginda, sedangkan baginda sedang merasakan sakitnya maut?”

“Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku” “peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”

Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

“Ummatii,ummatii, ummatiii” – “Umatku, umatku, umatku”

    Fathimah Az-Zahra` a.s. di masa-masa terakhir Kehidupan Rasulullah SAW
    Di akhir-akhir umurnya Rasulullah SAW, Fathimah a.s. menatap wajah ayahnya yang bercahaya dan mengalirkan keringat dingin. Sambil menangis ia menatap ayahnya. Sang ayah tidak tega melihat putrinya menangis dan gelisah. Akhirnya sang ayah membisikkan sebuah ucapan di telinganya sehingga ia tenang dan tersenyum. Senyumnya pada masa-masa krisis seperti itu terlihat sangat aneh. Mereka bertanya kepadanya: “Rahasia apakah yang telah ia ucapkan?” Ia hanya menjawab: “Selama ayahku hidup aku akan bungkam seribu bahasa”. Setelah Rasulullah SAW meninggal dunia, ia membongkar rahasia itu. Fathimah a.s. berkata: “Ayahku mengatakan kepadaku bahwa engkau adalah orang pertama dari Ahlul Baitku yang akan menyusulku. Oleh karena itu, aku bahagia”.

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?

Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa alih wasalam. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita..




-------
(Qiyamul lail lah... wahai hamba Allah)


Kupersembahkan untuk kekasih sejatiku 4JJ1

Merataplah karena ratapanmu dapat

Berbuat banyak hal

Bertahajudlah, karena seratus bahaya

Terhindarkan

Hapuslah amarah dengan cintamu

Setetes air mata cintamu pada-Nya

Mampu memadamkan api neraka-Nya

Bangunlah di malam hari wahai hamba Allah,

Karena para kekasih Allah membisikan rahasia

Mereka di penghujung malam

Bangunlah wahai hamba Allah,

Sucikan diri, dan hadapkan wajahmu kepada-Nya

Di penghujung malam

Di tengah sunyinya dunia

Ketika yang lain masih lelap dengan mimpi dan harapannya

Bertahajjudlah wahai hamba Allah

Ia menantimu dengan CINTA

Menanti untaian harapanmu untuk dipenuhi

Menanti ungkapan hatimu untuk dihibur-Nya

Menanti lantunan tobatmu untuk diampuni

Tidak kah kalian ingin menjadi salah satu kekasih-Nya?

Tidakkah kalian ingin menatap wajah-Nya kelak?

Bangunlah wahai hamba Allah...

Ketika semua pintu tertutup rapat di malam hari...

Hanya pintu-Nya yang terbuka lebar untuk kau masuki

Tidak kah kau dengar panggilan lembut-Nya...

Yang menyapamu untuk datang dan bermunajat pada-Nya?

Jangan lalai, wahai hamba Allah...

Bangunlah segera untuk datang pada-Nya

Di penghujung malam, ketika yang lain enggan hadir

dan memilih tetap terlelap dalam mimpi indahnya...

Jangan lalai, wahai hamba Allah...

Bagaimana mungkin kita mengabaikan tawaran-Nya...

Bagaimana mungkin kita melewatkan kesempatan indah

Untuk dapat bermesraan dengan-Nya...

Ketika semua doa, harapan, dan tobat...

Di janjikan untuk dipenuhi oleh-Nya

Ayam - ayam berkokok di pagi buta

Hanya untuk bermunajat pada-Nya...

Bangunlah wahai hamba Allah....

Munajatmu dinanti oleh-Nya...

Mereka yang hadir di penghujung malam

Sibuk bermunajat kepada Tuhannya...

Tidak kah kau dengar panggilan lembut-Nya...

Ia turun ke langit dunia, hanya untuk menantikan

Kehadiran hamba - hamba-Nya...

Bangkitlah dari tidurmu, wahai hamba Allah

Jadilah para pecintaNya...

Pabila kau cuci hatimu dengan air mata tulusmu

Niscaya para malaikat akan turut memebrsihkan hatimu...

Robeklah keheningan malam dengan ratapan hati

Carilah jalan menuju pada-nya dengan munajatmu

Doamu kan di ijabah

Pintamu kan dikabulkan

Taubat mu pun kan diterima

Bangunlah wahai hamba Allah...

Gapailah keberkahan-Nya dengan bangun di penghujung malam

Balaslah sapa pembutnya dengan munajatmu

Qiyamul lail lah... wahai hamba Allah

Tenggelamkan dirimu dalam kekhusyu'an bermesraan dengan-Nya

Hingga kau dapat dengar sapa lembut-Nya

"Ya Allah, akal, hati dan jiwaku telah kuhadapkan padaMu, akal yang penuh keyakinan terhadapMu, hati yang penuh dengan keimanan padaMu, serta jiwa yang senantiasa mencintaiMu. Ku bergantung padaMu untuk setiap langkah yang kubuat. Aku hanyalah hamba yang tak memiliki kemampuan apapun bila tanpa kuasaMu. Sholatku, hidupku dan matiku, ku akui hanya Engkaulah Tuhanku. Ku bersaksi hingga akhir nanti hanya Engkaulah tempatku menyembah. Tuntun aku ya Allah, agar senantiasa mampu selalu mensyukuri nikmatMu. Agar dapat sealu memperbaiku ibadah - ibahdah kepadaMu. Agar aku pulang kepadaMu kelak dalam keadaan KAU Cintai. " Amin...

Website Syababul Huda Mahabbah Qolbu 2011