UMAT YANG BERCAHAYA DI HARI KIAMAT

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إِنَّ أُمَّتِيْ يُدْعَوْنَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِيْنَ مِنْ آثَارِ اْلوُضُوْءِ فَمَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيْلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ

(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw :
“ Sungguh ummatku digelari di hari kiamat sebagai cahaya yang terang benderang, dari bekas wudhunya, maka barangsiapa yang mampu diantara kalian untuk memperluas bagian (yang disentuh air) pada anggota wudhunya , maka lakukanlah” (Shahih Bukhari)



فَحَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ الْحَمْدُلِلهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِيْ هَذَا اْلمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِيْ هَذِهِ اْلمُنَاسَبَةِ اْلمُبَارَكَةِ...

Limpahan puji ke hadirat Allah Yang selalu menyeru hambaNya pada keluhuran, walaupun mereka selalu berada dalam kehinaan, namun Sang Maha tidak berputus asa terus mengundang para pendosa menuju pengampunan dan kasih sayangNya, Dialah Allah Maha bercahaya dan Maha menerangi jiwa hamba-hambaNya dengan cahaya keindahanNya, yang jika cahaya keindahan itu berpijar pada jiwa hambaNya maka teranglah sanubarinya, tenang dan damailah hari-harinya, tenanglah wilayahnya tenanglah wilayah-wilayah sekitarnya, dan tercerahkanlah jiwanya dengan Allah . Ia selalu asyik melakukan sujud, ia selalu menikmati lezatnya menyebut nama Allah, ia selalu merasa lezat ketika mengingat Allah, ketika ia sampai pada puncak kesulitan dan musibah lalu ia teringat perjumpaannya dengan Allah ia lupa dan gembira dengan detik kerinduan berjumpa dengan Allah . Jika seorang kekasih mencintai kekasihnya, kemudian ia mendapat musibah apapun lantas teringat kepada kekasihnya maka lupalah ia segala musibahnya. Sebaliknya dia yang sedang dalam kenikmatan dunia,dalam keluasan harta seluas apapun ia akan lupa dengan harta dan kekayaannya itu jika ia diputuskan hubungannya oleh kekasihnya. Yang paling dirisaukan oleh hamba yang mengerti hubungan antara makhluk dan Khalik (pencipta) adalah diputusnya hubungannya oleh Allah, jika cintanya diputus oleh Allah. Datang kepada saya keluhan tentang kesedihan karena diputus oleh kekasih “ saya diputus oleh kekasih saya”, beruntung kau tidak diputus oleh Allah kasihNya swt, (tapi) tetap tersambung. Seribu makhluk di langit dan bumi memutuskan hubungan asal Engkau (Wahai) Rabbi bersamaku dan mencintaiku, biarkan seluruh makhkuk memutuskan hubungan denganku...

Namun, orang yang mencintai dan merindukan Allah maka Allah akan berikan cahaya cinta hingga orang tidak mau memutus hubungan dengannya, maka kita perdalam cinta kita kepada Allah daripada kepada makhlukNya swt. Yang paling ditakutkan dan dirisaukan adalah diputusnya hubungan oleh Allah, oleh cinta Allah. Oleh karena itu, manusia yang paling mulia yang paling mencintai Allah, Sayyidina Muhammad saw, ketika beliau dilempari di Thaif maka beliau bersabda :

إِنْ لَمْ يَكُنْ لَكَ غَضَبٌ عَلَيَّ فَلاَ أُبَالِي

“ Asalkan Engkau tidak murka padaku, maka aku tidak peduli”

Kemana aku ( Nabi Muhammad ) akan pergi wahai Tuhanku, aku pergi kepada musuhku aku dicabik-cabik , dipukuli dan lain sebagainya, pergi kepada teman-temanku mereka di bantai oleh musuhku, kemana aku harus pergi wahai Rabb,, tapi asalkan Engkau tidak murka kepadaku aku tidak peduli wahai Rabbi.

Demikian hadirin hadirat, cinta Sayyidina Muhammad SAW kepada Allah SWT. Mau dilempar oleh musuh-musuhnya , disiksa dan dicabik-cabik, atau musuh datang pada temannya kemudian juga menyiksa dan membantainya, semua ini terjadi Rasul saw tidak peduli asalkan Allah tidak murka padanya. Inilah makna hakikat cinta tersuci dari manusia tersuci kepada Yang Maha Suci, Allah SAW.

Bagaimana dengan kita, apakah ada keputusan dari Allah untuk memutus hubunganNya dengan kita? Allah SWT berfirman :

قُلْ يَاعِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ( الزمر : 53

“ Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (banyak sekali berdosa), janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ”. ( QS. Az Zumar : 53)

kita sudah risau, bisa saja Allah memutus hubunganNya dengan kita sehingga kita tidak mencium wanginya surga selama-lamanya, namun Rabbul ‘Alamin berfirman “ Jangan berputus asa dari rahmat ( cinta dan kasih sayang ) Allah”.

إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ( الزمر :53

“ Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa “. ( QS. Az Zumar : 53 )

inilah indahnya Rabbul ‘Alamin SWT, seraya berfirman :

وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْبُرُوجِ ¤ وَالْيَوْمِ الْمَوْعُودِ ¤ وَشَاهِدٍ وَمَشْهُودٍ ¤ قُتِلَ أَصْحَابُ الأُخْدُودِ ¤ النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ ( البروج :1-5

“ Demi langit yang mempunyai gugusan bintang, dan hari yang dijanjikan, dan yang menyaksikan dan yang disaksikan, Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit, ”. ( QS. Al Buruuj: 1-5 )

وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْبُرُوجِ ( البروج :1

“ Demi langit yang mempunyai gugusan bintang ”. ( QS. Al Buruuj: 1 )

Al Buruuj adalah bintang yang berpijar dengan cahaya dan berpijar dari cahaya bintang lainnya dan juga termasuk meteor yaitu bintang yang melintas dengan cepatnya, kesemua itu di sebut Al Buruuj. Demi langit yang menyimpan berjuta triliun bintang dan planet ,demikian firman Allah.

وَالْيَوْمِ الْمَوْعُودِ ( البروج : 2

“ Dan demi hari yang dijanjikan “. ( QS. Al Buruuj : 2 )

Hari yang dijanjikan oleh Allah yaitu hari kiamat, hari dimana tidak ada sesuatu dari aib dan kebaikan yang bisa disembunyikan di hadapan Rabbul ‘Alamin Allah SWT.

وَشَاهِدٍ وَمَشْهُودٍ ( البروج : 3

“ Dan demi yang menyaksikan dan yang disaksikan “. ( QS. Al Buruuj : 4 )

Para mufassir imam imam ahli tafsir) banyak yang menafsirkan makna kata “ Syaahid dan Masyhuud “ , sebagian mengatakan hari ‘Arafah dan hari Jum’at , dan sebagian lagi menafsirkan bahwa makna Syaahid ( yang menyaksikan ) adalah Allah SWT, dan Masyhuud ( yang disaksikan ) adalah makhluk-makhlukNya.

قُتِلَ أَصْحَابُ الأُخْدُودِ ( البروج : 4

“ Binasalah orang-orang yang membuat parit “. ( QS. Al Buruuj : 5 )

Disini akan saya jelaskan riwayat Shahih Muslim, tentang seorang anak kecil yang sangat shalih. Berkata seorang tukang sihir yang tua renta kepada raja ; “ Aku sudah tua renta dan tidak lama lagi aku akan mati, maka tolong carilah anak muda atau anak kecil untuk kuajarkan sihirku dan kuwariskan ilmuku supaya bisa berbakti padamu“, maka Raja mencari anak kecil yang baik dan cerdas kemudian dibawa dan belajar pada tukang sihir itu, anak ini sudah belajar juga pada seorang Rahib (ulama’ dimasa itu), tapi karena ini adalah perintah raja maka ia pun datang. Karena dia masih kecil, tiap kali datang menjumpai tukang sihir itu ia menampar tukang sihir yang sudah tua itu lalu pergi. Maka orang-orang mengatakan anak ini kurang ajar, tukang sihir berkata :“ sudah biarkan saja, namanya juga anak kecil “, hari kedua berbuat begitu lagi, dan hari ketiga tukang sihir berkata : “ Wahai raja, carikan anak yang lain saja karena aku mempunyai firasat anak itu akan membawa kejahatan bagi kerajaan “. Anak kecil ini terus belajar kepada Rahib, sehingga ia menjadi anak shalih yang dimuliakan Allah dan doanya mustajab. Semua orang yang datang kepadanya meminta doa, dikabul oleh Allah SWT. Ada diantara mereka yang buta, sembuh dari butanya, ada yang tidak bisa bicara akhirnya bisa bicara, ada yang lumpuh sembuh dari lumpuhnya, semua hajat dikabulkan setelah meminta doa pada anak kecil ini. Maka seseorang yang biasa duduk bersama raja dia seorang yang buta, ia penasaran kemudian pulang dan meminta doa pada anak kecil itu,iapun didoakan oleh anak kecil itu maka si buta ini pun sembuh. Kemudian orang ini balik kepada sang raja, raja berkata : “ kamu kan yang biasa duduk bersamaku?, kamu kan buta?”, orang itu menjawab : “ ia, dulu aku buta, tapi sekarang sembuh”, sang raja bertanya lagi:“ siapa yang menyembuhkanmu?”, ia berkata : “ ALLAH “. Maksudmu ada Tuhan selain aku ?, kata raja. “Tentu, Tuhanku ALLAH bukan engkau wahai raja”, maka raja pun marah ditangkaplah orang ini teman yang selalu duduk menemaninya, disiksa dan ditanya dari mana kau dapat ajaran ini, yang mengatakan bahwa Tuhan adalah Allah?, maka ia pun akhirnya berkata “ aku belajar dari anak kecil itu, dan meminta doa darinya”. Maka anak kecil itu ditanya, belajar dari mana kau wahai anak kecil? dia menjawab :” aku belajar dari Rahib “, maka Rahib pun ditangkap dan ketiganya dikumpulkan. Pertama Rahib yang ditanya “ kau yang menjadi biang dari ajaran ini, mau tinggalkan kepercayaan yang mengatakan Tuhan adalah Allah, kembali pada ajaranku bahwa aku adalah Tuhan, kalau tidak aku akan membunuhmu?!”, maka Rahib menjawab : “ Aku tidak akan menyembahmu, Tuhanku tetap ALLAH”. Maka Rahib itu digergaji, tubuhnya dibelah menjadi dua, kenapa di gergaji dan tidak disembelih langsung?, karena supaya terasa pedihnya. Kemudian raja melihat orang yang kedua, orang buta yang menjadi sembuh dan berkata:” wahai temanku kau telah melihat siksa yang begitu pedih, kau mau seperti itu atau kau kembali pada ajaranku?! orang itu berkata “ Tuhanku ALLAH ”, maka ia pun digergaji. Tinggallah anak kecil itu, untuk anak kecil ini raja tidak berani, karena kalau raja perbuat hal seperti itu pada anak kecil rakyatnya akan protes, maka anak kecil itu dibebaskan. Lalu raja memanggil anak-anak kecil yang seumur dia dan berkata : “ kalian ajak anak ini ke atas gunung, kalian ku beri dinar dan dirham, sesampainya di puncak gunung jatuhkan dia ke jurang “, pasukan raja diikutkan bersama mereka. Sesampainya di atas gunung anak kecil ini sudah mempunyai firasat bahwa ia akan dicelakakan , maka ia berdoa kepada Allah “ Wahai Allah lindungi aku dari mereka “, maka gunung pun terguncang dan semuanya wafat kecuali anak kecil ini. Anak kecil itu kembali pada raja (namanya anak kecil, kalau orang dewasa pasti dia lari menjauh dari raja), raja terkejut melihat anak itu kembali seraya bertanya : “mana teman-temanmu dan pasukanku?”, semuanya mati di gunung hanya aku yang selamat, Allah menyelamatkan aku, jawab anak itu. Kemudian raja berkata “ ya sudah sana kamu pulang”,
lalu raja berkata kepada orang-orang yang diatas usianya dan beberapa pasukannya : “ ajak dia main ke laut, sampai di tengah laut masukkan ke dalam tong besar dan tenggelamkan dia di laut, lalu kalian pulang”. Maka anak kecil ini di bawa ke laut sesampainya di laut dia dimasukkan ke dalam tong, lantas anak keci itu berdoa kepada Allah: “ Ya Allah lindungi aku dari mereka “, maka Allah menjadikan gelombang lautan yang sangat dahsyat dan menenggelamkan semuanya, tong yang memang berisi udara belum di beri pemberat terus mengambang sampai ke tepi pantai, selamat lagi anak kecil ini, maka ia balik kepada raja, raja kaget melihat anak itu kembali dan bertanya “mana teman mu yang lain?” Anak itu menjawab : “semuanya mati tenggelam di laut, hanya aku yang selamat, Allah yang selamatkan aku!!” maka raja terdiam.

Kemudian anak kecil itu berkata “ wahai raja, jika kau ingin membunuh aku maka taati perintahku, kalau kau tidak taat perintahku kau tidak akan bisa membunuh aku”, maka raja taat dan berkata : “ ya sudah, apa yang kau perintahkan”? raja pun taat kepada anak kecil yang menyembah Allah SWT. Anak itu berkata : “ kau kumpulkan semua rakyatmu, lalu ikat aku di sebuah tiang kemudian panah aku dengan panah milikku, saat akan memanah sang pemanah harus berteriak :

بِسْمِ اللهِ رَبِّ اْلغُلاَمِ

“ Dengan nama Allah, Tuhan anak kecil ini…! “

Maka raja tidak sadar dengan perbuatan itu, raja mengumpulkan rakyatnya dan mengikat anak itu di sebuah tiang di tengah-tengah rakyat, dan raja berkata “lihat anak yang kalian anggap hebat, dan setiap doanya mustajab dia sekarang akan mati di tangan pemanahku” , maka saat memanah sang pemanah sudah diperintah untuk berteriak :

بِسْمِ اللهِ رَبِّ اْلغُلاَمِ

maka panah sampai ke tubuh anak kecil itu dan ia pun wafat. Maka semua orang berseru :

أَمَنَّا بِرَبِّ اْلغُلاَمِ

“ Kami beriman kepada Tuhan anak itu….! “

Dan rakyat tidak lagi mau menyembah raja, karena raja berkata dengan kewibawaannya “ lihat anak ini akan mati”, bukan kewibawaan dia membuat kematian anak ini tapi justru karena kemuliaan Tuhan anak kecil itu karena sang pemanah sudah diperintah untuk mengucapkan “ Bismillaahi Rabbil Ghulaam”, maka ini yang benar maka banyak yang masuk Islam. Sang raja risau, lalu ia menggali Ukhduud Parit), barusan yang saya sebut dalam surah Al Buruuj, tafsir daripada firman Allah :

قُتِلَ أَصْحَابُ الأُخْدُودِ ( البروج : 4

“ Binasalah orang-orang yang membuat parit “. ( QS. Al Buruuj : 5 )

Ukhduud yaitu sebuah parit besar di isi kayu bakar dan dinyalakan apinya, maka orang yang tidak mau meninggalkan agama yang mereka anut yaitu agama Allah, maka akan dibakar dilempar ke dalam api.

Al Imam At Thabari di dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ketika kejadian itu,,,,Allah mewafatkan mereka sebelum di sentuh api, sebelum disentuh api mereka sudah wafat sehingga mereka tidak merasakan terbakarnya api, sebaliknya Allah SWT berfirman :

قُتِلَ أَصْحَابُ الأُخْدُودِ ¤ النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ ¤ إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ ¤ وَهُمْ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ ¤ وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ ¤ الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ ¤ إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ ( البروج : -104

“ Binasalah orang-orang yang membuat parit, yang berapi (yang mempunyai) kayu bakar , ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman, Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu, Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan kesulitan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan, kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar “. ( QS. Al Buruuj : 4-10 )

Al Imam At Thabari mengatakan makna siksa api jahannam sudah jelas, maka yang tidak mau tobat dan tidak mau menyembah Allah, akan mendapatkan itu. Tapi apa maksud kalimat :

وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ ( البروج : 11

“ Dan bagi mereka siksaan yang membakar” ( QS. Al Buruuj : 11 )

Al Imam At Thabari menukil beberapa riwayat yang tsiqah ( kuat ) di dalam tafsirnya, bahwa setelah api selesai membenamkan muslimin di dalam parit itu, maka api itu keluar dari parit itu dan membakar semua orang yang menyaksikan disekitarnya, mereka di siksa dan lama di bakar oleh api itu tetapi tidak juga mati, mereka terus hidup dan terus tersiksa dengan api itu padahal kalau orang di bakar dengan api hanya bertahan beberapa puluh detik saja, namun mereka tidak juga mati walaupun api sudah membakar mereka, karena firman Allah bahwa mereka akan mendapatkan siksaan api yang demikian dahsyat panasnya, disebabkan mereka menyiksa dan membakar muslimin muslimat di masa itu.

Demikian hadirin hadirat…Yang ingin saya ulas adalah kekuatan muslimin muslimat itu ada pada Allah SWT . Seorang anak kecil, yang kelihatannnya tidak berdaya hati-hati kalau dia sudah dicintai Allah SWT .

Inilah Jiwa yang mulia dan suci itu kalau sudah dicintai oleh Allah SWT, beruntung orang yang mendekat padaNya dan merugi orang yang menjauh dariNya. Kemudian Allah meneruskan firmanNya :

إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ ) البروج : 11

“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar”. ( QS. Al Buruuj : 11)

tawaran Ilahi menawarkan ini kepada kita, dan tentunya semua kita yang hadir berharap untuk melihat surga Allah SWT. Semoga Allah SWT Yang Maha Agung, yang memiliki ‘arsy yang agung dan yang memiliki kerajaan langit dan bumi memastikan seluruh kita yang hadir ini adalah penduduk sorga dan tidak melihat neraka selama-lamanya, dan tidak juga terkena siksa kubur , tidak juga terkena sulitnya sakaratul maut, tidak juga terkena banyaknya musibah di dunia, selalu dalam rahmat di dunia dan akhirah.


Rasul SAW bersabda diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari berkaitan dengan firman Allah SWT :

إِنَّمَا يَخْشَى الله َمِنْ عِبَادِهِ اْلعُلَمَاءُ ( فاطر : 28

“ Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama “. ( QS. Fathir : 28 )

Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari :

اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ

“ Ulama’ adalah pewaris para Nabi “

Maksudnya apa? Kemuliaan-kemuliaan tuntunan Ilahi dan keberkahan yang ada di masa Rasulullah SAW itu tidak sirna dan padam tapi berkesinambungan sepanjang generasi dan tidak akan pernah ada akhirnya, hingga akhir zaman. Sebagaimana sabda beliau riwayat Shahih Al Bukhari :

لاَ تَزَالُ طاَئِفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ ظاَهِرِيْنَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ ظاَهِرُوْنَ ( صحيح البخاري

“Selalu ada kelompok dari ummatku yang terus muncul dengan kebenaran, hingga mereka menghadap Allah mereka akan terus ada dan terlihat jelas” (Shahih Bukhari)

Kecuali di saat-saat kehancuran (hari kiamat) maka tiada lagi muslimin muslimat, hari kehancuran yaitu hari kiamat. Namun yang dimaksud Nabi adalah sampai sebelum datangnya hari kiamat, pada saat akan dekat waktu kiamat di saat itu masih ada ulama’, masih ada orang-orang mulia dan para shalihin dan mereka itu akan terus terlihat di hari kiamat .

Sesungguhnya orang yang paling risau dan khusyu’ hatinya kepada Allah adalah para Ulama’. Kalau kita temukan di masa sekarang orang yang mengaku ulama, mengaku hafal Al Qur’an, mengaku hafal banyak hadits tapi bertentangan dengan sunnah Nabi Muhammad SAW dan juga tidak khusyu’ maka tentunya bukan ulama’ yang diakui oleh Allah SWT. Masa sekarang, mau disebut ulama’ tapi mengharamkan orang berzikir, mengharamkan orang-orang bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, sedangkan berkumpul dalam kemaksiatan tidak diributkan tetapi berkumpul karena berzikir dan bershalawat dikatakan hati-hati bid’ah, syirik. Maasyaallah!! Yang seperti ini bukan ulama’ tapi ini adalah orang-orang yang belum memahami Ilmu Hadits .

Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari, Rasulullah SAW bersabda :

يَذْهَبُ الصَّالِحُونَ الأَوَّلُ فَاْلأَوَّلُ وَيَبْقَى ‏حُفَالَةٌ ‏‏كَحُفَالَةِ الشَّعِيرِ أَوِ التَّمْرِ لاَ يُبَالِيهِمُ اللَّهُ بَالَةً

“Orang-orang shalih telah pergi (wafat), satu per satu, sampai tidak tersisa seorangpun kecuali manusia-manusia yang buruk, ibarat sampah gandum atau ampas kurma yang Allah tidak lagi mempedulikan mereka sedikitpun.” ( HR. Bukhari )

Maksudnya adalah kalau suatu lingkungan masyarakat tiada lagi orang shalih, tidak ada lagi ulama disitu, maka hati-hati wilayah itu berada pada peringkat nomor satu untuk mendapatkan musibah, karena Allah tidak peduli. Bukan Allah tidak peduli pada mereka berarti Allah kejam pada mereka, bukan. Namun tentunya musibah datang kepada mereka untuk menghapus dosa-dosa, itu menjadi bentuk cinta Allah. Maksudnya, Allah tidak peduli adalah kalau ada orang – orang shalih ada kumpulan majelis zikir, majelis ta’lim, ketika Allah akan menurunkan musibah maka di tunda dulu, karena masih ada orang shalih berdoa meminta untuk dijauhkan dari musibah, masih ada orang yang beristighfar, masih ada orang yang memuji Allah, maka Allah SWT menyingkirkan musibah itu. Tetapi, jika tidak ada lagi orang shalih maka Allah tidak segan-segan untuk menghapus dan menghabisi dosa-dosa mereka dengan menumpahkan kesedihan kepada umat itu, hal ini adalah dari kasih sayang Allah tapi kasih sayang yang pedih, seperti seorang Ibu yang melihat anaknya sakit, misalnya anak itu tidak bisa diobati hanya dengan diberi vitamin c, harus dengan disuntik, mau tidak mau sang anak merasakan pedihnya jarum yang ditusukkan ke tubuhnya demi mengobatinya. Demikian juga masyarakat suatu wilayah yang tidak mau mendekat kepada Allah kecuali setelah diberi musibah, maka didatangkanlah musibah.


Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari mensyarahkan makna hadits ini “ Janganlah kalian bermukhalafah (bertentangan) dengan para ulama’ dan shalihin karena jika ini terjadi maka keadaan kita tidak dipedulikan oleh Allah”. Maka semoga para ulama’ kita, Shalihin kita senantiasa mengajarkan kita untuk selalu bersamar para ulama’ dan shalihin, lebih-lebih lagi selalu bershalawat mencintai Sayyidina Nabi Muhammad SAW. Yang Allah SWT telah berfirman :

وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ ( الأنفال :33

“ Dan Allah tidak akan mengazab mereka, selama engkau ( Muhammad ) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, selama mereka meminta ampunan “. ( QS. Al Anfaal : 33 )

Perbanyaklah istighfar kepada Allah, karena itu akan menjadi benteng dari datangnya musibah, perbanyak shalawat dan cinta kepada Allah dan Nabi Muhammad dan para shalihin, makmurkan masjid, makmurkan majelis taklim, makmurkan majelis zikir maka musibah akan semakin jauh dari kita, Insyaallah.


Sampailah kita pada hadits mulia, yang mana Nabi kita Muhammad SAW ingin membanggakan ummatnya di hari kiamat, seraya bersabda :

إِنَّ أُمَّتِيْ يُدْعَوْنَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِيْنَ مِنْ آثَارِ اْلوُضُوْءِ فَمَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيْلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ ( صحيح البخاري

“ Sungguh ummatku digelari di hari kiamat sebagai cahaya yang terang benderang, dari bekas wdhunya, maka barangsiapa yang mampu diantara kalian untuk memperluas bagian ( yang disentuh air) pada anggota wudhunya , maka lakukanlah ( HR. Bukhari )

Maksud dari hadits ini adalah memperbanyak wudhu. Dan para ulama’ kita di dalam mazhab As Syafi’i diantaranya Al Imam An Nawawi Al Imam Ar Raafi’i dan lainnya mengatakan, yang di maksud adalah anggota wudhu itu kita lebihkan yang di sentuh air . Jadi kalau wajah sudah jelas anggota wudhu dan batasnya dari telinga kiri ke telinga kanan dari ujung dahi teratas sampai ujung dagu, itu batas yang wajib terkena air dalam berwudhu. Kalau mau mendapatkan Ghurran Muhajjalin ( cahaya yang terang benderang ), maka membasuhnya diperluas ke kanan kiri dan atas bawah hingga sampai ke leher, jadi bukan hanya batas wajib saja yang terkena air wudhu. Kalau membasuh tangan disunnahkan untuk melebihkannya sampai tengah-tengah ‘adhud (di antara siku dan tulang punggung, di atas siku) bukan di siku karena kalau sampai di siku itu adalah batas wajib. Jadi agar mendapatkan ghurran muhajjalin, maka basuhlah tangan sampai ke atas siku. Adapun kaki, maka membasuhnya dilebihkan sedikit di atas mata kaki. Jadi kalau berwudhu jangan dipaskan di batasan yang wajib saja, tapi lebihkan sedikit. Demikian pula rambut jangan di hanya yang fardhu saja, untuk rambut meskipun yang dikenai air hanya beberapa helai saja itupun sudah sah wudhunya, tapi sunnah kesemuanya untuk mendapatkan Ghurran muhajjalin. Maka kita akan dibanggakan oleh Nabi kelak di hari kiamat. Demikian sabda Rasulullah SAW yang tiada lain Rasul ingin kita bercahaya, Rasul SAW ingin kita terang benderang, Rasul ingin kita indah, tampan dan cantik di hari kiamat karena bekas air wudhu, Ghurran Muhajjalin di hari kiamat. Ghurran itu adalah salah satu bintang seperti najm, bintang yang berpijar. Muhajjalin itu berpijar dengan cahaya yang terang benderang. Indahnya Sang Nabi memberi tahu perhiasan yang memperindah wajah kita di hari kiamat yaitu dengan memperbanyak wudhu , dan wudhu itu menghapus dosa,,Nabi kita selalu menginginkan kita pada sesuatu yang paling mulia, pada hal-hal yang paling indah.

Semoga aku dan kalian di hari kiamat berkumpul dengan golongan “ Ghurran Muhajjalin” wajah yang terang benderang karena bekas air wudhu kita. Dan semoga hadits yang kita baca ini membawa keberkahan bagi kita, karena hadits ini sangat musalsal dari guru ke guru hingga kepada Rasulullah SAW. Semoga kita di dalam kemuliaan Ghurran Muhajjalin di yaumul qiyamah dan juga di dunia kita terang benderang dengan cahaya wudhu’ kita, Amiin.


Ada beberapa hal yang perlu saya jelaskan tentang beberapa pertanyaan yang muncul dari saudara saudari kita, yaitu tentang khitan bagi bayi wanita. Kedokteran tidak memperbolehkan khitan bagi bayi wanita, karena hal itu akan membahayakan kesehatan bayi wanita. Tapi khitan bagi bayi wanita adalah sunnah muakkadah, diriwayatkan oleh Al Imam Abi Daud dan Al Imam At Turmuzi di dalam Mazhab Al Imam As Syafi’i bahwa khitan bagi bayi wanita sunnah muakkadah, dan bagi bayi laki-laki hukumnya wajib walaupun namanya “Sunat” tapi hukumnya wajib. Jadi khitan bagi bayi wanita , mereka yang mau melakukannya, lakukanlah dan yang tidak mau melakukannya tidak berdosa. Namun kalau ditanya hukumnya adalah sunnah, walaupun semua kedokteran di barat dan timur melarang, maka kita ummat muslimin tetap mengikuti Sayyidina Muhammad SAW . Namun karena hal ini sunnah maka boleh dilakukan, boleh tidak. Tapi kalau seandainya dilakukan akan membawa mudharat ( bahaya ), maka jangan dilakukan.


Yang kedua adalah pertanyaan tentang apakah keturunan Rasulullah SAW itu sudah terputus, karena wafatnya Sayyidina Husain ibn Ali bin Abi Thalib di dalam peperangan karbala, jawabannya adalah tentunya orang yang mengatakan keturunan Rasulullah itu putus sudah ada sejak zaman Nabi SAW, dan sudah Allah jawab dengan firmanNya :

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ ¤ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ ¤ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ ( الكوثر : 1-3

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu Telaga Alkautsar, Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berqurbanlah, Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus keturunannya”. ( QS. Al Kautsar : 1-3 )

Ayat yang ketiga yang menjawab orang yang mengatakan keturunan Nabi terputus. Orang-orang di masa Nabi mengatakan keturunan Nabi itu putus, karena anak laki-lakinya semua wafat (Qasim, Ibrahim, Abdullah ) yang tersisa Sayyidatuna Fathimah Az Zahra’ dan putrid putri beliau saw, maka dikecoh oleh kaum kuffar qurays dikatakan putus keturunannya, dalam bahasa arabnya adalah Abtar. Abtar itu tidak punya keturunan, kenapa? karena semua anaknya wanita, tidak punya anak laki-laki, maka Allah SWT menjawab :

إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ ( الكوثر : 3

“ Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus”. ( QS. Al Kautsar : 3 )

Ayat ini menjawab semua mereka yang mengatakan putusnya keturunan Rasulullah SAW, merekalah yang akan di putus keturunannya oleh Allah swt, wal’iyazubillah, jadi kalau bicara hati-hati. Dan ayat ini menjawab bahwa keturunan Rasul SAW berkesinambungan, tidak terputus.

Lebih dari seratus hadits yang meriwayatkan bahwa keturunan Rasul berkesinambungan sampai di masa Nabi Isa bin Maryam dibangkitkan kembali di akhir zaman.


Dan juga pertanyaan lain tentang hukum nikah Mut’ah. Nikah mut’ah ini kawin kontrak hanya beberapa hari selesai, hal ini pernah diperbolehkan oleh Rasul SAW kemudian diharamkan. Sebagaimana arak, khamr, minuman keras pernah dihalalkan kemudian dihalalkan. Jadi hal ini sudah diharamkan, diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari oleh Sayyidina Ali Bin Abi Thali Kw bahwa Rasul telah mengharamkan nikah mut’ah, dan hal ini juga teriwayatkan lebih dari sebelas hadits di dalam Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim tentang diharamkannya nikah kontrak (kawin mut;ah), demikian hadirin hadirat. Sebenarnya masih banyak pertanyaan lain, namun hanya ini yang bisa kita bahas malam hari ini.

sentuhan kulit bisa dilepas lagi, tapi sentuhan hati tidak bisa lepas dunia dan akhirah. Semoga kita selalu dalam keluhuran.


Ya Rahman Ya Rahiim, singkirkan dari kami keinginan untuk membuat dosa, munculkan kepada kami keinginan untuk berbuat baik. Ya Rahman Ya Rahim,, kami berdoa untuk saudara saudari kami yang terkena musibah, yang wafat agar dikumpulkan bersama para syuhada’, yang masih hidup semoga Engkau gantikan dengan kemuliaan dunia dan akhirat. Dan kami berdoa untuk teman-teman kami yang masih terjebak dalam narkotika atau perjudian, yang terjebak dalam perzinahan dan semua kriminal yang barangkali mereka terjebak di dalamnya, hujani mereka dengan taubat dan hidayah, undang mereka untuk berbuat luhur, undang mereka agar berbuat mulia Ya Allah. Ya Rahman Ya Rahim,, dan kami berdoa untuk negeri kami ini yang baru saja di pimpin oleh pemimpin dan kabinet-kabinet yang terpilih. Rabbi jadikan pemimpin dan kabinet menteri kami dilimpahi rahmat dan keberkahan dan Kau tuntun mereka pada keluhuran, barangkali mereka ada yang dalam kesalahan maka bimbing dalam kebenaran, mereka yang dalam kesalahan bimbing pada keluhuran, mereka yang dalam ketidakfahaman balikkan pada kebenaran, Ya Rahman Ya Rahim Ya Zal Jalaali wal Ikram, mereka juga yang telah maju, para konglomerat mereka para pengusaha yang menindas orang-orang muslim, Rabbi.. beri mereka hidayah, gantikan hati mereka dengan hati yang suka mencurahkan harta kepada para fuqaraa’, dan para kaum fuqara’ kami, kaum –kaum susah dan miskin kami, Rabbi.. mereka terus merintih dalam kesusahan, jika niatMu ingin mengangkat mereka pada derajat yang luhur maka percepatlah dan ganti dengan kemakmuran dunia dan akhirah . Banyak para fuqara’ yang Kau tindihkan dengan masalah-masalah yang sulit dan kefaqiran demi mengangkat derajat mereka luhur di akhirah, maka percepatlah wahai Rabbi dan kemudian muliakan mereka dalam kemakmuran dunia dan akhirah. Wahai Allah Yang memiliki alam semesta, kami berdoa dan memanggil namaMu yang Kau telah berfirman dalam hadits qudsi :

ياَابْنَ آدَم إِنَّكَ ماَرَجَوْتَنِيْ وَدَعَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كاَنَ مِنْكَ وَلاَ أُباَلِي

“ Wahai anak Adam! Sesungguhnya jika engkau berharap dan memohon ampunan dariKu, maka akan Aku ampuni segala dosa-dosamu dan tidak Kupedulikan lagi “.

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا...

0 komentar:

Posting Komentar

Website Syababul Huda Mahabbah Qolbu 2011