قال رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ (صحيح البخاري
Sabda Rasulullah saw :
“Siwak adalah menyucikan mulut dan membawa keridhoan Allah” (Shahih Bukhari)
Limpahan Puji Kehadirat Allah yang seluruh alam semesta tiada berhenti bergemuruh memuji Allah, yang langit dan bumi tiada berhenti mensucikan dan mengagungkan Allah. Maha Raja Tunggal dan Abadi, Maha Memiliki segala yang ada, Maha Menjadikan semua yang di alam semesta berkaitan satu sama lain di dalam rantai kehidupan antara hewan, tumbuhan dan lautan dan lainnya. Yang kesemuanya itu merupakan rantaian kehidupan yang berada di dalam satu genggaman Yang Maha Tunggal dan Maha Abadi. Kehidupan dan kematian silih berganti memenuhi permukaan bumi. Berjuta – juta nama diizinkan hidup di atas bumi dan kemudian wafat. Demikian dari generasi ke generasi, permukaan bumi dihamparkan oleh Allah untuk keturunan Adam mencapai tujuannya kembali kehadirat Rabbul Alamin. Kembali kepada tujuannya berjuang mencapai keridhoan Allah. Inilah tujuan penciptaan manusia, demikianlah Allah Swt membuat aku dan kalian hidup di muka bumi dengan satu tujuan agar kita mendekat Kehadirat-Nya agar memahami Keluhuran-Nya yg tersimpan di dalam Keridhoan-Nya, yang Keridhoan Allah berpadu pada tuntunan Sayyidina Muhammad Saw. Beruntunglah mereka yang memahami samudera tuntunan Illahi yang dibawa oleh Sang Nabi saw. Beruntunglah jiwa yang mencintai Rasulullah saw.
Ketika Allah menciptakan langit dan bumi lalu Allah juga menjadikan surga yang jauh lebih indah dari dunia dengan segala kemewahannya dan segala keindahannya sebagai lambang Kasih Sayang-Nya. “falaa ta’lamu nafsun ma ukhfiya lahum min qurrati a’yunin jazaa’an bimaa kaanu ya’maluun” QS. Assajdah : 17 “manusia itu tidak mengetahui apa yang disembunyikan Allah untuknya, untuk membalas apa – apa yang ia perbuat”. Alangkah indahnya Allah karena Allah sebenarnya tidak perlu membalas setiap ketaatan. Karena ketaatan sudah jelas tidak mampu membayar segala kenikmatan oleh Maha Raja Yang Berhutang Jasa kepada-Nya seluruh makhluk-Nya, tiada akan pernah terbayar dengan ketaatan sepanjang waktu dan zaman.
Namun Sang Maha Indah menjadikan ketaatan itu ada padanya balasan demi mengundang hamba-Nya untuk lebih ingin dekat Kehadirat-Nya. Untuk apa Allah menciptakan pahala? Untuk apa Allah mengingatkan manusia dengan neraka?, agar mereka mendekat kehadirat Allah. Padahal Allah Maha Tidak Membutuhkan kita. Demikian samudera keindahan Ilahi yang tiada akan pernah kita temukan pada makhluk-Nya terkecuali Maha Tunggal Rabbul Alamin Swt. Bahkan melipatgandakan pembalasan amal pahala 10X lipat hingga 700X lipat. Padahal tidak perlu ada yang disebut pembalasan pahala karena setiap manusia sudah berhutang jasa yang tidak akan pernah terbayar dengan kenikmatan yang Allah berikan dan Dia menamakan Dirinya “ADDAYYAAN”, Yang Maha Berhutang Jasa kepada-Nya seluruh makhluk. Agar setiap makhluk mamahami bahwa setiap kehidupan mereka terikat kepada jasa Rabbul Alamin Yang Maha Abadi.
Semakin seseorang memahami syaria’tul muthahharah dan mendalami ilmu mulia ini, ia akan semakin paham betapa agungnya Sang Pemilik dirinya yang menawarkan padanya setiap nafas untuk bisa dekat kehadirat Allah. Setiap nafas kita itu, ditawarkan kepada kita untuk dekat kepada Allah Jalla Wa Alla. Inilah Nama Yang Terindah untuk dijawab panggilan dan seruan-Nya. Seruan Kasih Sayang Ilahi memanggil kita. Adakah kita menjawabnya dengan ibadah kita?
Kebangkitan Muhammad Rasulullah Saw membawa Rahmat-Nya Allah. Rahmat-Nya Allah yang bersifat Kekal dan Abadi. Maka di malam ini kita melihat 1 hadits yang membuka gerbang keluhuran tertinggi dari semua gerbang anugerah. Kita memahami anugerah Allah itu Surga dan Keabadiannya, dan surga itu Kita tahu itu anugerah besar tetapi diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa Rasul saw bersabda bahwa Allah berfirman didalam hadits qudsiy “ketika semua penduduk surga sudah masuk surga, sudah tahu dan merasakan kenikmatannya, sudah tinggal di istana – istana kemewahan yang selalu semakin indah berubah semakin indah dan semakin indah sepanjang waktu dan saat, Allah memanggil hamba – hambaNya dan berfirman : “maukah kalian Ku-beri yang lebih dari ini..?”, kata Allah. Hamba-Nya bertanya “Rabbiy..apa lagi anugerah yang lebih dari ini? Ini sudah surga dengan segala kemewahannya..??”.
(*hb munzir menghentikan sesaat kelanjutan hadits qudsiy ini dan mengalihkan pembahasan sesaat demi memperkuat pemahaman hadirin)
Dari hadits yang kita dengar riwayat Shahih Bukhari, beberapa waktu yang pernah saya sebutkan bahwa “derajat terendah bagi orang yang terakhir masuk ke dalam surga adalah mendapatkan istana yang luasnya 10X lebih besar dari dunia”. “wadzalika adhnal maqam fil jannah” itulah derajat yang paling rendah di surga, kata Rasul saw. Demikian riwayat Shahih Bukhari. Sang Maha Kaya dan Maha Melimpahkan kemuliaan ini, yang derajatnya paling rendah hamba-Nya yang masuk surga itu 10X lebih luas dari dunia ini, menawarkan anugerah yang lebih dari itu. Bagaimana kalau yang paling rendah derajatnya lalu bagaimana yang paling tinggi? Bagaimana megah dan mewahnya istana Sayyidina Muhammad Saw di yaumal qiyamah. Allah berkata : Maukah kalian kuberi lebih dari surga ini? hamba – hamba Nya bertanya “apa wahai Allah yang lebih dari ini?” “Uhilla alaikum ridwani falaa askhat alaikum ba’dahu abadaa” Aku halalkan ridho dan cinta-Ku untuk kalian dan aku jadikan itu abadi untuk kalian..!”.
Cinta dan restunya Allah. Ternyata cinta dan restunya Allah itu lebih mahal dan lebih agung dari surga dan segala isinya. Bagaimana mendapatkannya? Gerbang tuntunan Nabi Muhammad Saw terbuka bagi kita..!.
Hadits yang kita baca, satu batang kayu kecil yang tidak seberapa harganya. “Assiwak muthahharatun lilfami mardhaatun lirrabb” siwak adalah pensuci mulut kita dan pembawa keridhoan bagi Allah. Al Imam Ibn Hajar didalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan bahwa “Rasul saw berkali – kali, belasan bahkan puluhan bahkan ratusan riwayat yang menyebutkan tentang kemuliaan siwak. Didalam hadits lainnya riwayat Shahih Bukhari Rasul saw bersabda “lawla an asyuqqa alaa ummatiy La amartuhum bissiwaaki ma’a kulli sholaatin” kalau tidak karena risau akan memberatkan umatku niscaya kuwajibkan siwak itu pada setiap akan melakukan sholat.
Ada apa dibelakang siwak? Didalam riwayat Shahih Bukhari lainnya Rasul saw bersabda “aktsartu ‘alaikum fissiwaak” aku sarankan dan aku himbau kalian dengan memperbanyak bersiwak. Didalam riwayat tsigah lainnya Rasul saw bersabda “sholat bissiwak tafdhulu min sab’iin sholat bilaa siwak” shalat dengan memakai siwak spahalanya 70X lebih besar dari shalat tanpa memakai siwak.
Ada apa dengan 1 batang kayu yang terbuat dari pohon siwak ini? Hadirin, ketika Rasul saw berkata “muthahharatun lilfam” pembersih mulut. Kita berkata kalau pembersih mulut pasta gigi zaman sekarang bisa lebih membersihkan mulut. Tapi kita bertanya maksudnya, maksudnya ini membersihkan mulut yang bagaimana? (jawabannya adalah) Membersihkan mulut dari dosa – dosa. Adakah 1000 pasta gigi di muka bumi ini bisa mensucikannya? Siwak mensucikan kotoran – kotoran dosa – dosa yang ada di mulut kita. Mana buktinya? kalimat selanjutnya “mardhotun lirrabb” membawa keridhoan bagi Allah Swt. Jadi yang memakai siwak itu membuka keridhoan Allah.
Para ilmuwan kita membuktikan pada kayu siwak itu banyak zat – zat yang bermanfaat bagi manusia. Diantaranya ada zat yang ketika terserap oleh syaraf di gigi dan mulut kita mempengaruhi syaraf pada otak kita dan menenangkan syaraf otak. Syaraf – syaraf otak itu menjadi tenang apabila terkena dan terangsang oleh zat yang ada pada kayu siwak. Turun emosinya. Kalau seseorang sudah turun emosinya, terjaga bibirnya, terjaga mulutnya dari mencaci, terjaga mulutnya dari membicarakan aib orang lain, terjaga mulutnya dari memfitnah orang karena emosi dan hatinya tenang. Demikian hebatnya tuntunan Sayyidina Muhammad Saw yang super modern. Oleh sebab itu beliau bersabda aktsartu a’laikum fissiwak” aku sunnahkan, aku ajarkan, aku wasiatkan pada kalian untuk banyak memakai siwak. Demikian karena semakin banyak seseorang memakai siwak, makin tenang pikirannya, makin rendah emosinya, dan “muthahharatun lilfam” mensucikan mulutnya dari dosa – dosa. Kalau mulut itu bersih dari dosa – dosa, doanya lebih cepat diijabah oleh Allah.
Sehingga diriwayatkan didalam Shahih Bukhari ketika Rasul saw disaat beliau wafat pun, beliau sedang di pangkuan Sayyidatuna Aisyah radiyallahu anha. Berkata Sayyidatuna Aisyah Rasulullah saw yuhibbu siwak” Rasul saw itu cinta sekali dengan siwak, selalu bersiwak dalam keadaan apapun. Maka saat beliau sudah di sakaratul maut, dahi beliau sudah terus keluar keringat dan beliau dalam demam berhari – hari seraya melirik siwak di tangan Abdurrahman bin Abi Bakar Ashshiddiq radiyallahu anhum. Siwak dipegang oleh saudara kandungnya Sayyidatuna Aisyah yaitu Abdurrahman bin Abi Bakar Ashshiddiq. Ada siwak ditangannya, Rasul melirik siwak itu. Rasul sudah lemah menanti detik detik kemangkatan. Maka Sayyidatuna Aisyah yang terus menangis berkata “aturiidussiwaak ya Rasulallah?” kau ingin siwak wahai Rasul? karena Rasul melirik siwak ditangan Abdurrahman bin Abi Bakar Ashshiddiq, Rasul mengangguk. Maka Sayyidatuna Aisyah mengambilnya dan membersihkan siwak itu, setelah bersih diberikan kepada Rasul dan beliau bersiwak. Setelah beliau bersiwak, beliau mengambil air di bejana dan membasuh wajahnya lalu berkata “Laa ilaaha illallah…., inna lilmauti sakaraat” beliau berkata “lailahailallah, sungguh dalam kematian itu sakarat yang memedihkan, kata Rasul saw lalu beliau mengangkat telunjuknya ke langit dan berkata beliau : “lirrafiiqil a’la” aku memilih untuk bersama Yang Maha Tinggi. Dan jatuhlah tangan beliau dan saat itulah beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, hal tadi yang saya sebut.
Didalam riwayat lainnya dijelaskan Rasul saw berdoa kepada Allah “wahai Allah pedihkan sakaratul mautku ini dan ringankan untuk ummatku”. Aku saja, pedihkan untukku (Rasul saw) sakaratul maut sepedih – pedihnya dan ringankan untuk ummatku. Maka beliau berkata “inna lil mauti sakarat” sungguh pada kematian itu kepedihan, kata Rasul saw. Lalu mengangkat tangannya dan berkata “firrafiiqil a’laa” aku memilih untuk bersama Yang Maha Tinggi. Dan jatuhlah tangannya, berkata Aisyah ra nafas terakhir beliau kurasakan menghembus di pipiku dan wafatlah beliau saw.
Beliau wafat dengan mengamalkan sunnah hingga berkata para muhadditsin, sunnah terakhir yang diamalkan oleh Rasul saw adalah siwak sampai saat beliau ingin menghadap Allah pun masih beradab dengan bersiwak dulu baru menghadap Allah Swt. “Wa innaka la’alaa khuluqin adzim” dan akhlak agung beliau terlihat dari beliau belum memangku beban risalah sampai menjadi Rasul walaupun beliau menjadi Rasul sebelum beliau lahir ke muka bumi tapi pembawa tugas risalah mulai usia 40 tahun. Tapi beliau mulai dari lahir sudah digelari “Al Amin” akhlak yang agung. Lahir dalam keadaan sujud, demikian riwayat tsigah pada sirah Ibn Hisyam. Lalu beliau mempunyai akhlak yang sangat sempurna dan indah bahkan diakui oleh musuh – musuhnya sampai mengemban risalah, sampai wafat pun beliau dalam akhlak yang agung. Dalam akhlak yang agung bersiwak dulu sebelum menghadap Allah. Demikian Nabiku dan Nabi kalian, junjunganku dan junjungan kalian Sayyidina Muhammad Saw.
Ketika jenazah sudah ditutupkan. Para sahabat, yang memandikan beliau adalah Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw, Sayyidina Abbas bin Abdul Mutholib radiyallahu anhum dan beberapa kerabat beliau. Selesai dimandikan, jenazah ditutup dengan kain hibaraan dan saat itu hadirin – hadirat para sahabat yang mendengar kabar, datang satu – persatu. Lantas Rasul saw sudah berwasiat kepada Sayyidina Ali bin Abi Tholib “jika aku wafat nanti jangan langsung di shalatkan karena beri kesempatan Jibril dan para malaikat menyolatkan aku setelah itu baru kalian menyolatkan aku saw”.
Dihadapan kita bulan Maulid Nabi Muhammad Saw. Insya Allah dari tahun ke tahun kita lihat maulid ini dari tahun ke tahun semakin makmur. Semoga semakin makmur para pecinta Nabiyyuna Muhammad Saw.
Inilah kemuliaan siwak dan bagi kita yang ingin mendapatkan pecahan dari keridhoan Allah. Ini bukan pecahan berlian, bukan pecahan emas. Kalau pecahan berlian dan emas saja bias diperebutkan oleh manusia, bagaimana pecahan keridhoan Allah yang ada di sebatang siwak yang tidak seberapa harganya. Ini disampaikan oleh Nabiyyuna Muhammad Saw “Assiwak muthahhartun lilfami mardhotun lirrabb”. Benahi hari – hari kita dengan sunnah Nabi Muhammad Saw dan ternyata hal itu membawa manfaat besar bagi kehidupan kita, jasad kita, kesehatan kita dan kebahagiaan kita yang akan datang. Insya Allah semoga aku dan kalian berkumpul bersama Nabiyyuna Muhammad Saw di yaumal qiyamah.
Tadi KH. Abdurrahman Alwi mengatakan Rasul saw hadir di majelis seperti ini. Ini pertanyaan sering dipertanyakan, apa iya Rasulullah hadir di majelis – majelis? Tentunya ini kalau mau bicara dalil. Diriwayatkan didalam Shahih Muslim saat Rasul saw bermi’raj beliau bertemu dengan Nabiyullah Musa as “ra'aytu musa qaaimun fii qabrihi yushalliy” kulihat Musa berdiri diatas kuburnya dan melakukan shalat. Lalu aku ke Masjidil Aqsa jumpa lagi dengan Nabi Musa as disitu lalu aku naik kelangit jumpa lagi dengan Nabi Musa as disana. Ini arwah Para Anbiya bias disana, sebentar diatas kuburnya, sebentar di Masjidil Aqsa, sebentar di langit. Jadi tidak ada satu batas pun bagi mereka yang telah wafat dari para syuhada, dari para awlia dan para anbiya. Oleh sebab itu tentunya tidak ada satu dalil yang shahih dan tsigah mengatakan Rasul saw hadir di majelis maulid. Akan tetapi tentunya dalil yang menguatkan ini bahwa ruh Para Nabi bisa saja ada dimana pun sebagaimana hadits riwayat Shahih Muslim. Jangankan di bumi, bahkan di langit pun Rasul saw bertemu dengam mereka. Bertemu Nabi IBrahim as di langit ke 7, bertemu dengan para Nabi di langit, bertemu lagi di Masjidil Aqsa.
hal ini tentunya sangat tidak mustahil bahwa didalam kemuliaan – kemuliaan majelis dzikir yang dihadiri para malaikat muqarrabin agar tentunya kita semua yang mencintai Nabi Muhammad Saw selalu berkeinginan untuk bisa jumpa dengan beliau dan perkumpulan seperti ini sangat dirindukan oleh Nabi Muhammad Saw. Sebagaimana riwayat Shahih Muslim ketika Rasul saw berkata “aku rindu pada saudara – saudaraku, mereka itu orang – orang yang ingin jumpa, melihat wajahku dan mereka itu meninggalkan keluarganya dan hartanya demi ingin melihat aku dan mereka itu hidup setelah aku wafat, aku rindu kepada mereka”. Di malam ini kita meninggalkan rumah kita, meninggalkan keluarga, pekerjaan kita, duduk disini padahal disini kita tidak melihat Rasul saw lebih – lebih lagi kalau seandainya kita melihat Rasulullah Saw. Oleh sebab itu majelis – majelis seperti inilah, tentunya majelis – majelis lain banyak bukan hanya majelis kita. Majelis – majelis kerinduan terhadap Nabi saw inilah yang dirindukan oleh Rasulullah Saw yang mengalirkan airmata beliau saw.
diriwayatkan didalam Shahih Bukhari tentang salah satu rahasia, ini pembahasan saya yang terakhir. Tentang salah satu rahasia kemuliaan kesehatan kita. Ketika para ilmuwan kita menemukan bahwa ternyata satu cara yang paling efektif untuk menyembuhkan penyakit penyumbatan darah, penggumpalan darah seperti stroke dan lain sebagainya. Ternyata caranya itu adalah posisi bersujud. Posisi sujud itu 7 anggota sujud yaitu 2 telapak tangan, dahi, 2 lutut, kedua kaki. Itu 7 anggota sujud ternyata yang paling banyak dan sensitif urat syaraf di tubuh kita. Ketujuh – tujuhnya disentuhkan ke bumi dan bumi adalah grafitasi yang terbesar yang ada dari semua magnet. Kita sekarang dengar pengobatan pakai magnet. Ternyata magnet terbesar itu adalah grafitasi bumi tentunya, lebih dari semua magnet karena bumi adalah magnet terbesar. Ketika 7 anggota tubuh itu disentuhkan ke bumi bagaikan charger yang melancarkan aliran darah di pusat – pusat syaraf. 2 telapak tangan, 2 kaki, 2 lutut dan di dahi. Lebih dari itu posisi kepala yang berada dibawah jantung membuat jantung memompa darah. Terpompa dengan derasnya ke seluruh urat syaraf otak dan itu membuat terbukanya penyumbatan – penyumbatan yang ada di otak manusia. Jadi posisi sujud itu sangat efektif. Makin lama sujud seseorang, makin sehat wal afiah ia dari penyakit – penyakit berupa penyumbatan darah.
Kita lihat riwayat Shahih Bukhari, dijelaskan bahwa Rasul saw itu kalau shalat malam sujudnya seperti membaca 50 ayat. 50 ayat itu kira – kira 10 sampai 15 menit. Posisi itulah yang barangkali kita terberat tapi ternyata justru posisi itu membawa kesehatan bagi tubuh kita, membawa manfaat bagi kita. Inilah ajaran yang paling modern tuntunan Sayyidina Muhammad Saw. Semakin dalam ilmuwan mempelajari biologi dan ilmu – ilmu ini makin ia semakin membuktikan betapa sempurnanya sunnah Sayyidina Muhammad Saw.
Kita mengingat Nabi Saw yang hanya seseorang tidak punya apa – apa, tidak punya harta, tidak punya pasukan, tidak punya kedudukan dan tidak punya sesuatu. Akan tetapi punya kekuatan Allah yang hanya seorang ini diutus oleh Allah di permukaan bumi seorang diri, seorang muslim dan yang lainnya adalah orang yang menyembah selain Allah. Maka Rasul saw disaat itu berdakwah dengan segala keterbatasannya, akan tetapi Allah jadikan beliau saw orang yang paling sukses dari semua orang yang pernah hidup di muka bumi Allah Swt. Siapa yang paling sukses? Sayyidina Muhammad Saw. Karena apa? karena dakwah beliau itu bagaikan batu yang dilemparkan ke dalam genangan air, jatuh, gelombangnya kecil tapi semakin jauh gelombang makin besar dan makin besar. Demikian gelombang dakwah Nabiyyuna Muhammad Saw. Beliau yang terjebak hanya di Makkah, Madinah dan sekitarnya wilayah yang paling jauh adalah hanya sampai di Tabuk, beliau tidak sampai ke Barat dan Timur. Apalagi tidak pula sampai ke Indonesia di masa itu. Akan tetapi gelombang dakwah beliau yang menyampaikan risalah itu sampai disini. Sampai ratusan ribu, jutaan manusia masih mengikuti tuntunan Islam. Inilah semua berkat salah satu doa beliau sebagaimana riwayat Musnad Ahmad bin Hambal beliau mengangkat tangannya lantas menghadap ke Timur, menghadap ke Barat, menghadap ke semua penjuru dengan satu doa “Allahumma aqbil biquluubihim” wahai Allah datangkan hati mereka, menghadap ke kanan, ke kiri, kata Rasul. Orang – orang yang melihat Rasul “mau apa ini? di depannya tidak ada orang – orang, kiri kanan, depan belakang, semua penjuru beliau berdoa “Ya Allah datangkan hati mereka datangkan hati mereka”. Ternyata munajat itu tentunya di dengar oleh Rabbul Alamin, disampaikan dengan gelombang kemuliaan yang Allah munculkan lewat para muhajirin dan anshar, tabi’in, tabiut tabi’in, aslafunnasshalihin sampai malam hari ini ummat Nabi Muhammad Saw. Beliau adalah orang yang paling banyak pengikutnya di dunia dan di akhirat dari salah satu keberkahan doa beliau “Allahumma aqbil biquluubihim”
Kita bermunajat kepada Allah Swt demi kesempurnaan doa Nabi Muhammad Saw, kita berdoa untuk saudara kita yang terjebak dalam perzinahan, dalam perjudian, dalam kemaksiatan, dalam narkotika, dalam kerusakan aqidah, dalam kehancuran aqidah, dalam penyelewengan aqidah atau segala dosa besar atau yang durhaka kepada ayah ibunya atau dosa besar lainnya. “Allahumma aqbil biquluubihim” wahai Allah datangkan hati mereka pada keluhuran, datangkan hati mereka kepada taubat, datangkan jiwa mereka kepada hidayah, datangkan jiwa mereka kepada kemuliaan syari’ah.
Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am Ya Rahman Ya Rahim tak lupa kami berdoa untuk diri kami Ya Rahman Ya Rahim. Rabbiy Rabbiy benahi jiwa kami, benahi sanubari kami, tumbuhkan sifat – sifat mulia pada kami. Barangkali ada banyak sifat – sifat hina yang belum bisa tercabut dari hati kami maka benahilah, maka cabutlah dan gantikan dengan kemuliaan. Segala musibah atau penyakit atau kesulitan yang belum terselesaikan pada kehidupan kami, cabut dan ganti dengan kesembuhan, ganti dengan kemudahan dan penyelesaian. Ya Rahman Ya Rahim Wahai Yang Maha Tunggal dan Abadi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar