BANYAK UMAT SAYIDINA MUHAMMAD SAW MENGIKUTI KEBIASAAN ORANG NON MUSLIM

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لَتَتَّبِعُنَّ سُنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ سَلَكُوْا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوْهُ ، قُلْنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ اَلْيَهُوْد وَالنَّصَارَى ، قَالَ فَمَنْ ؟

“ Sungguh kalian ( banyak diantara ummatku ) yang akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, lalau sehasta demi sehasta . Kami ( para sahabat ) berkata : “ wahai Rasulullah, kebiasaan orang sebelum kami maksudnya siapa?, Yahudi dan Nasrani kah?, rasul bersbada: “ siapa lagi kalau bukan mereka ? “ ( Shahih Al Bukhari )



حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِيْ هَذَا الْجَمْعِ اْلعَظِيْمِ

Limpahan puji ke hadirat Allah , Maha Penguasa setiap ruh dan jiwa , Maha menerangi jiwa dan sanubari dengan cahaya khusyu’ , Maha menenangkan jiwa dengan lezatnya doa , Maha memberi kemuliaan dalam sanubari agar terang benderang dan menjauh dari segala perbuatan hina dan selalu ingin dekat dengan Yang Maha Bercahaya , Allah Sang Penerang tunggal seluruh langit dan bumi , menerangi sanubari hamba-hamba-Nya , menuntun mereka dengan tuntunan-tuntunan keluhuran dengan perantara hamba-hamba-Nya yang dipimpin oleh kekasih-Nya , sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang dengan mencintai beliau maka sampailah seseorang kepada kesempurnaan iman , seraya bersabda :

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ

“ Belum sempurna iman seorang diantara kalian sampai aku lebih dicintainya dari ayah dan ibunya, dari anak-anaknya dan dari seluruh manusia “.

Berkata Hujjatul Islam wabarakatul anam Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari , menukil perkataan Hujjatul Islam Al Imam Qadhi Iyadh yang berkata : “ Belum sempurna iman seseorang sebelum benar-benar memahami tingginya derajat sang nabi melebihi seluruh makhluk-Nya Allah” , makhluk Allah yang paling mulia sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , makhluk Allah yang menjadi rahasia kelembutan Ilahi yang abadi bagi hamba-hamba yang terpilih untuk mencapai keluhuran Allah subhanahu wata’ala .

Maka terangkaltlah derajat para sahabat rasul radiyallahu ‘anhum wa ardhahum , sebagaimana yang telah saya sampaikan di malam Selasa yang lalu bahwa ketika gunung Uhud berguncang , Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

اُثْبُتْ أُحُد فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِيٌّ وَصِدِّيْقٌ وَشَهِيْدَانِ
“ Tenanglah wahai Uhud sesungguhnya di atasmu ada nabi , shiddiq , dan dua orang syahid “

Mereka adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alihi wasallam , sayyidina Abi Bakr As Shiddiq , sayyidina Umar bin Khattab dan sayyidina Utsman bin Affan Radiyallahu ‘anhum , namun nabi tidak menyebut namanya , tidak menyebut ada Abu Bakr , Umar dan Utsman tetapi beliau menyebut dengan “ Nabiy , Shiddiq , Syahiidan “. Kalau Shiddiq berarti bukan Abu Bakr As Shiddiq saja , siapapun para shiddiqin yang berkesinambungan dari masa ke masa , maka dengan keberadaan seorang As Shiddiq di atas sebuah gunung maka tidak pantas gunung itu berguncang dengan instruksi nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Maka yang seharusnya ada musibah yang terjadi akan menjadi jauh dengan keberadaan para shiddiqin yaitu orang yang bersungguh-sungguh dalam mencapai keridhaan Allah mereka adalah para wali Allah ,Ulama , dan Shalihin .

Namun sebaliknya, Rasul selalu menghindari tanah atau tempat-tempat yang dimurkai Allah , wilayah-wilayah bekas injakan orang-orang yang dimurkai Allah . Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa ketika rasul shallahu ‘alaihi wasallam dalam perjalanan menuju Tabuk , rasul melewati tempat atau kampung bekas kaum tsamud ribuan tahun yang lalu , maka Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Jangan ambil sesuatu dari tempat itu , dan jangan meminum air dari sumur-sumurnya karena Allah pernah menurunkan bala’ di tempat ini kepada kaum Tsamud “. Demikian tempat-tempat yang pernah diturunkan musibah oleh Allah di masa-masa lalu (tempat-tempat yg pernah dimurkai Allah swt), Rasulullah tidak mau berhenti untuk mengambil air atau makanan dari tempat itu , lewat saja dengan segera dan tidak mau berhenti .

Namun sebaliknya , tempat-tempat suci dan mulia maka para nabi dan rasul ingin selalu dekat dengannya . Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa nabi Musa ketika telah mendekati ajal , nabi Musa selalu ingin banyak beribadah maka diutuslah malaikat Izrail untuk mengujinya , ketika malikat Izrail datang ia ditampar oleh nabi Musa yang ketika itu ia berwujud manusia hingga keluar matanya dari tempatnya, maka kembalilah malaikat Izrail kepada Allah dan berkata : “ wahai Allah , Engkau mengutus aku kepada orang yang tidak mau mati , orang yang bisa melawan kepadaku “ , maka Allah subhanahu wata’ala menjawab : “ kembali kau kepada Musa katakan kepadanya jika dia ingin terus hidup maka tempelkan tangannya di kulit seekor kerbau dan berapa jumlah rambut ynag tersentuh telapak tangannya maka usianya akan bertambah sebanyak rambut kerbau yang tersentuh tangannya itu “ .

Maka datanglah malaikat Izrail as kepada nabi Musa as dengan wujud manusia dalam keadaan matanya telah disembuhkan oleh Allah dan berkata kepada nabi Musa : “Allah berkata jika kau ingin tetap hidup maka tempelkan tanganmu di seekor kulit kerbau dan berapa banyak rambut kerbau yang tersentuh maka sebanyak itulah akan bertambah nyawamu“ , nabi Musa as bertanya : “lalu setelah itu apa ?“ , malaikat Izrail as menjawab : “ setelah itu kau wafat “ maka nabi Musa berkata : “jika memang akhirnya wafat juga maka sekarang saja“ , maka nabi Musa as memohon kepada Allah agar jenazahnya didekatkan ke wilayah yang dekat dengan tanah suci“ (Shahih Bukhari), yaitu Palestina . Demikian permohonan nabi Musa yang meminta agar diwafatkan di tanah yang suci , jika tadi Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam di tanah yang dimurkai Allah beliau hanya sekedar melintas, tapi di wilayah para shalihin justru disanalah banyak diturunkan rahmat dan keberkahan .

Demikian pula sayyidina Umar Ibn Khattab radiyallahu ‘anhu , diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari yang berdoa :

اَللّهُمَّ ارْزُقْنِي شَهَادَةَ في بَلَدِ رَسُوْلِك
“ Wahai Allah berilah kepadaku mati syahid di kota utusan-Mu “

Sayyidina Umar meminta mati syahid tapi di kotanya Rasul saw, ingin dimakamkan disana di Madinah Al Munawwarah jangan di tempat yang lain . Demikian sayyidina Umar dan para sahabat yang lainnya . Sampailah kita pada hadits rasul shallallahu ‘alaihi wasallam , beliau bersabda :

لَتَتَّبِعُنَّ سُنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ سَلَكُوْا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوْهُ ، قُلْنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ اَلْيَهُوْد وَالنَّصَارَى ، قَالَ فَمَنْ ؟
“ Sungguh kalian ( banyak diantara ummatku ) yang akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, lalau sehasta demi sehasta . Kami ( para sahabat ) berkata : “ wahai Rasulullah, kebiasaan orang sebelum kami maksudnya siapa?, Yahudi dan Nasrani kah?, rasul bersbada : “ siapa lagi kalau bukan mereka ? “ ( Shahih Al Bukhari )

Maka ummat ini semakin hari akan terus mengikuti adat non muslim dan akan semakin jauh dari sunnah nabi Muhammad (saw), meskipun seandainya non muslim itu masuk ke lubang biawak niscaya mereka akan ikut juga ke lubang biawak . Maksudnya meskipun itu adalah hal-hal yang hina maka akan diikuti juga oleh sebagian orang dari ummat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam , maka ketika itu para sahabat bertanya : “ siapa mereka yang akan diikuti oleh ummatmu kelak di akhir zaman , apakah mereka yahudi dan nashrani kah “ ? maka rasul menjawab : “ kalau bukan mereka siapa lagi “ !.

Kebiasaan-kebiasaan baik dari non muslim itu sunnah diikuti , tetapi kebiasaan-kebiasaan buruk tidak dibenarkan untuk diikuti , sebagaimana diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika Rasul melewati orang Yahudi yang berpuasa ‘asyura ( tanggal 10 Muharram ) maka ditanya oleh Rasul (Saw) : “ kenapa kalian puasa wahai orang-orang yahudi “ ? maka orang yahudi menjawab : “ kami berpuasa karena hari ini hari keselamatan Musa “ , maka rasul menjawab : “ kami juga lebih berhak memuliakan Musa daripada kalian” , maka Rasul saw juga memerintahkan ummatnya untuk puasa ‘Asyura . Bukankah ini juga mengikuti adat yahudi ?! , tapi tentunya ada manfaat dan kemuliaannya, padahal nabi Musa juga termasuk orang yang berada di bawah payung nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , yang telah disumpah oleh Allah untuk setia kepada nabi Muhammad dalam firman-Nya :

وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ لَمَا آَتَيْتُكُمْ مِنْ كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ وَلَتَنْصُرُنَّهُ قَالَ أَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَى ذَلِكُمْ إِصْرِي قَالُوا أَقْرَرْنَا قَالَ فَاشْهَدُوا وَأَنَا مَعَكُمْ مِنَ الشَّاهِدِينَ

( آل عمران : 81 )
“ Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi, “ketika Aku memberikan kitab dan hikmah kepada kalian (wahai para Nabi), lalu seorang rasul muncul (Nabi Muhammad saw di akhir zaman) dan membenarkan apa yang ada pada kalian, niscaya kalian mesti sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya, apakah kalian setuju dan menerima perjanjian dengan-Ku atas yang demikian itu?” mereka menjawab : “ kami berjanji” . (lalu Allah berfirman) : kalau begitu bersaksilah kalian ( para nabi ) dan Aku menjadi saksi bersama kalian” . ( QS. Al Imran : 81 )

Seluruh nabi adalah pendukung nabi Muhammad saw, di masa mereka masing-masing telah mendakwahkan bahwa akan datangnya nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebelum beliau saw lahir ke muka bumi . Maka jelas sudah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berbijaksana atas hal-hal yang bermanfaat dan boleh diikuti , tetapi yang tidak bermanfaat jangan diikuti seperti yang telah disabdakan nabi saw memasuki lubang biawak , maksudnya adalah mengikuti hal-hal ynag tidak bermanfaat seperti memakai anting di hidung atau di lidahnya , hal ini tidak membawa manfaat mengapa diikuti ?! namun sebagian dari ummat Islam mengikutinya , sebagian diantara ummat terdahulu ada yang homoseksual, lesbian dan lainnya maka ummat di zaman sekarang ada yang mengikutinya , wal’iyazubillah . Semoga Allah menjaga kita semua dari maksiat .

semakin kedepan semakin banyak orang-orang yang menginginkan hal-hal seperti mulia tersebarluas , mereka menginginkan juga orang-orang yang memusuhi nabi semakin banyak , supaya yang mengaku nabi semakin banyak , supaya yang mengaku Tuhan semakin banyak , yang mengaku malaikat semakin banyak , mereka ingin semua itu ada .

Maka tugas kita sebagai pengikut sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak boleh sekedar diam, tapi masing-masing mempunyai cara, ada yang dengan cara terjun ke politik, kalau kita tidak terjun ke politik, kita berjalan dengan manhaj (tuntunan) Guru mulia kita , kita tetap membenahi umat dengan kedamaian , dengan ketenangan , dengan zikir , dengan shalawat, dengan budi pekerti yang baik, tidak ada daripada Majelis Rasulullah yang mendukung gerakan demo, kita membenahi dengan cara lain jadi tidak ada permusuhan dengan mereka yg berdemo karena satu niat dan satu tujuan.

Seandainya dicontohkan satu saudara kita jatuh ke jurang dan tersangkut hampir jatuh ke dalamnya, ketika itu ada dua orang yang mau menolong , yang satu dengan cara turun langsung ke jurang untuk menolong, sedangkan yang satu lagi dengan cara menurunkan tali, keduanya sama-sama ingin menolong tetapi dengan cara yang berbeda . Jadi jangan saling menyalahkan karena sama-sama untuk menyelamatkan Islam . Majelis Rasulullah mempunyai cara , dan yang lain juga mempunyai cara , kaum muslimin muslimat berjalan dengan caranya sendiri tanpa ada permusuhan dengan siapapun , yang masih mengakui “ Laa ilaaha illallah Muhammadurrasulullah “ maka mereka masih saudara kita , jika ia baik maka ia lebih kita cintai , jika ia jahat , fasiq , zhalim dan selalu bermaksiat maka kita ajak dan doakan ia agar mendapat hidayah , itulah budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam .

Sebagaimana wasiat guru mulia kita kemarin ketika di Senayan bahwa orang orang muslim yang bermaksiat jangan dihardik, dicaci atau dimaki, tapi sampaikan kepadanya kemuliaan dengan lemah lembut dan doakan dan kasihani , seperti itu peringatan Guru mulia kita ketika di Senayan kemarin, mungkin sebagian besar diantara kalian telah mendengarnya.

Keadaan yang telah disampaikan nabi terjadi saat ini, kebanyakan ummat beliau telah menjauh dari sunnah-sunnahnya , dan gerakan Majelis Rasulullah mengembalikan ummat untuk kembali kepada ajaran sayyidina Muhammad saw, sunnah nabi Muhammad saw. Semoga gerakan-gerakan seperti ini di bangkitkan oleh Allah menjadi semakin makmur . Kini semakin besar gerakan-gerakan yang merusak tuntunan kedamaian sang nabi , semakin banyak muncul ajaran-ajaran sesat , semoga Allah makmurkan majelis-majelis nabi Muhammad saw, Allah makmurkan panggung-panggung dakwah sayyidina Muhammad saw yang membawa kedamaian , yang membawa kesejahteraan , sejahtera pada masyarakat dan juga pada alam , jika ketika ada Abu Bakr As Shiddiq di atas gunung Uhud maka gunung itu tidak boleh guncang , demikian yang disabdakan sang Nabi .

Ya Allah , perbanyak para shiddiqin di wilayah kami agar semakin reda musibah , jika ada As Shiddiq dalam suatu wilayah maka musibah akan menjauh , karena mendapat larangan langsung dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam . Allah perintahkan kepada alam semesta untuk taat kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , Bulan ketika dipanggil oleh rasulullah saw maka bulan itu datang , diperintah terbelah maka bulan itu terbelah , diperintah kembali bulan itu kembali . Ketika pohon dipanggil maka pohon itu datang ia keluar dengan mencabut akarnya bergerak ke kiri dan ke kanan ke depan dan ke belakang untuk mengeluarkan seluruh akarnya dari bumi , dan menyeret akarnya yang penuh tanah datang ke hadapan rasululullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bersalam kepada beliau saw, demikian yang telah disampaikan oleh Al Imam Qadhi Iyadh di dalam kitab As Syifaa . Oleh sebab itu para shiddiqin dan shalihin inilah yang seharusnya kita makmurkan lagi , karena para zhalimin sudah begitu banyak , orang-orang fasik sedemikian banyak dan semakin bertambah , semoga semakin banyak pula orang yang bertobat .

Ya Rabb, makmurkan majelis-majelis yang mendukung pada bangkitnya para shalihin dan shiddiqin . Dan jangan lupa bahwa tidak sempurna iman kita jika belum sempurna cinta kita kepada sayyidina Muhammad . Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah adalah seorang yang sangat mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang digelari “ Madinah Al ‘ilm “ ( kota ilmu ) , Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari, Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

ياَ عَلِيُّ أَنْتَ مِنِّيْ وَأَنَا مِنْكَ
“ Wahai Ali kau adalah bagian dariku dan aku adalah bagian dari kamu”

Diriwayatkan juga di dalam Shahih Al Bukhari , rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah :

أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُوْنَ مِنِّي بِمَنْزِلَةِ هَارُوْنَ مِنْ مُوْسَى

( صحيح البخاري )
“ Apakah engkau tidak ridha kedudukanmu di sisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa ” ( Shahih Al Bukhari )

Begitu dekat kedudukan sayyidina Ali di sisi Rasul saw , namun ketika sayyidina Ali memegang khilafah dan banyak terjadi permasalahan , maka sayyidina Ali berkata :

اقْضَوْا كَمَا كُنْتم تَقْضُوْنَ فَإِنِّيْ أَكْرَهُ اْلِإخْتِلاَفَ حَتَّى يَكُوْنَ لِلنَّاسِ جَمَاعَةً أَوْ أَمُوْتَ كَمَا ماَتَ أَصْحَابِيْ

“ Musyawarahkan dan putuskan apa yang kalian inginkan, sungguh aku benci perpecahan dan perselisihan sampai ada persatuan pada manusia, atau aku wafat seperti sahabat-sahabatku”

Yang dimaksud Sahabat beliau adalah sayyidina Abu Bakr , sayyidina Umar dan sayyidina Utsman radhiyallahu anhum, yaitu khalifah khalifah sebelum beliau . Cita-cita beliau adalah persatuan, kalau tidak bisa menyatukan maka beliau memilih wafat menyusul para sahabatnya terdahulu. Demikian sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah yang sangat dicintai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam .

0 komentar:

Posting Komentar

Website Syababul Huda Mahabbah Qolbu 2011