Taqwa Itu Apa..?

Kalimah 'Taqwa' asal maknanya adalah mengambil tindakan penjagaan dan memelihara dari sesuatu yang mengganggu dan memudaratkan.

Menurut Syara', 'Taqwa' berarti : "Menjaga dan memelihara diri dari siksa dan murka Allah Ta'ala dengan jalan melaksanakan perintah-perintahNya, taat kepadaNya dan menjauhi larangan-laranganNya serta menjauhi perbuatan maksiat".[2]

Rasulullah s.a.w. pernah menjelaskan hakikat taqwa dengan sabda baginda saw yang bermaksud :

"Mentaati Allah dan tidak mengingkari perintah-Nya, sentiasa mengingat Allah dan tidak melupakannya, bersyukur kepada-Nya dan tidak mengkufuri nikmat-Nya". ( Riwayat Imam Bukhari dari Abdullah bin Abbas rha. )

Sayidina Umar r.a. pernah bertanya kepada seorang sahabat yang lain bernama Ubai bin Ka'ab r.a. makna taqwa. Lalu Ubai bertanya kepada Umar : "Adakah engkau pernah melalui satu jalan yang berduri..? Jawab Umar: "Ya". Tanya Ubai lagi: "Apakah yang kamu lakukan untuk melalui jalan tersebut?".

Jawab Umar : "Aku melangkah dengan waspada dan berhati-hati". Balas Ubai : "Itulah yang dikatakan taqwa".

Menurut Ibnu Abbas r.a. : "Al-Muttaqin (yakni orang-orang bertaqwa) ialah orang-orang beriman yang memelihara diri mereka dari mensyirikkan Allah dan beramal menta'atiNya".

Menurut Hasan al-Basri : "Orang-orang bertaqwa ialah orang-orang yang memelihara diri dari melakukan perkara yang diharamkan Allah dan mengerjakan apa yang difardhukan Allah ke atas mereka".

Berkata Abu Yazid al-Bustami : "Orang bertaqwa ialah seorang yang apabila bercakap, ia berbicara karena Allah dan apabila ia beramal, ia beramal karena Allah".

Martabat Taqwa

Menurut Al-'Allamah Mustafa al-Khairi al-Manshuri, taqwa ini mempunyai tiga martabat;

Martabat pertama : Membebaskan diri dari kekufuran

Inilah yang diisyaratkan oleh Allah dengan "Kalimat at-Taqwa" dalam firmanNya :

"...lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mu'min dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat taqwa ...". (Surah Al-Fath. Ayat : 26)

Maksud kalimah at-Taqwa dalam ayat di atas ialah kalimah : "لا إله إلا الله محمد رسول الله" atau dua kalimah syahadah. Kalimah ini merupakan kalimah iman yang menjadi asas atau puncak kepada taqwa.

Martabat kedua : Menjauhkan diri dari segala perkara yang membawa kepada dosa.

Martabat ketiga : Membersihkan bathin (hati) dari segala yang menyibukkan atau melalaikan diri dari Allah swt.

Martabat yang ketiga inilah yang dimaksudkan oleh firman Allah;

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati melainkan kamu menyerah diri ( kepada Allah swt )." (Surah Ali Imran. Ayat : 102)

Muslim yang Berjuang dan Bertaqwa

Merentasi era peradaban modern yang menyaksikan keruntuhan akhlak , moral dan aqidah ummah kini di paras bahaya , memerlukan kuasa taqwa yang tinggi untuk kembali membina struktur asas ummat Islam yang kian runtuh .

Taqwa adalah formula tepat untuk memproses penawar bagi memulihkan kecederaan iman yang sangat parah dewasa kini, khasnya dikalangan mereka yang mengaku muslim .

Kecederaan hancur di bagian iman inilah yang meletakkan ummat Islam turut terjebak dalam kancah perlecehan akhlak, moral dan aqidah.

Saksikanlah, bagaimana dunia kini amannya dan negara kita khasnya dilanda kehancuran peradaban Insaniyyah, sehingga hilang peri kemanusiaan sebaliknya peri kebinatangan menguasai minda sebagian besar ummat manusia.

Menyadari realiti dunia dan ummah hari ini, marilah kita mengambil kesempatan daripada ibadah puasa yang dijalani sebulan di bulan Ramadhan untuk membina syakhsiyyah muslim yang berjuang dan bertaqwa dengan mendidik jiwa, minda dan seluruh pancaindera agar tunduk dan patuh kepada Allah swt. serta siap untuk menjunjung tinggi segala tanggungjawab mempertahankan dan memperjuangkan Islam di persada alam ini .

Kitalah selayaknya memikul tanggungjawab sebagai pejuang untuk menyelamatkan diri , dunia dan ummah dari bahana syahwah yang menyimpang jauh dari Manhaj Ilahi .

Pejuang yang dilengkapi sifat taqwa yang mantap sebagai alat keselamatan dan asas kekuatan diri demi memenangkan pertempuran antara iman dan kufur , hak dan bhatil serta islam dan jahiliyyah.

Tentang Syababul Huda


Assalamu'alaikum wr.wb.
Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan kita nikmat iman dan islam,Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjunan Nabi Agung kita Nabi Muhammad saw beserta keluarga,sahabat,tabiin nya serta untuk seluruh kaum muslimin dan muslimah. Disini vandi akan menjelaskan keutamaan dan hukumnya bershalawat kepada Rasulullah saw yang dimana jika kita mengaku sebagai umatnya tentu kita harus tau apa itu shalawat dan apa keutamaannya dari shalawat itu,namun sebelum ke pokok pembahasan vandi ingin berbagi koleksi shalawat yang alhamdulillah kumpulan shalawat ini dibawakan oleh grup Marawis Syababul Huda yang di didirikan oleh Habib Fikri Al kaff dan di asuh oleh Ustadz Ahmad shodiq juga Habib Zaky Alaydrus sebagai penasehat,yang insya Allah kumpulan shalawat ini dapat bermanfaat untuk kita dalam mengamalkan keutamaan bershalawat kepada Nabi Muhammad saw sesuai dengan Aqidah Ahlussunnah wal jama'ah.

Berikut daftar dari kumpulan shalawat Album pertama grup Marawis Syababul Huda dan semuanya Free Download..

Catatan : Untuk mendownload klik banner download dibawah ini dan jika masuk ke halaman sponsor klik saja tulisan SKIP ADD di pojok kanan atas, Semoga bermanfaat..

01 Assalamu'alaik

02 Shalawatullah

03 Daunii Falladzii Ahwaa da'aanii

04 Ya Habibana

05 Ya Rabbana

06 Zayyidil wujud

07 Annaby Shollu 'alaik

08 Laa illaha ilallah

09 Ya Ala Baitin Nabi

10 Shola'atun

Keutamaan dan Hukum Bershalawat kepada Nabi saw :

"Sesungguhnya Shalawat kepada Nabi saw memiliki kedudukan yang tinggi di dalam hati setiap muslim, dan bershalawat merupakan bagian dari perintah Allah swt, artinya, “Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah dengan penuh penghormatan.”(QS. Al-Ahzab: 56)"


Ibnu Katsir rahimahullaah berkata, “Maksud dari ayat ini adalah, bahwa Allah Subhanahu waTa’ala mengabarkan kepada para hamba-Nya, tentang kedudukan hamba dan Nabi-Nya di sisi-Nya dan di sisi para makhluk yang tinggi (Malaikat). Dan bahwasanya Allah Subhanahu waTa’ala memuji beliau di hadapan para Malaikatnya, dan para Malaikat pun bershalawat kepada beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam. Kemudian Allah Subhanahu waTa’ala memerintahkan penduduk bumi untuk bershalawat dan mengucapkan salam kepada beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam, supaya terkumpul pujian terhadap beliau dari peghuni dua alam, alam atas (langit) dan alam bawah (bumi) secara bersama-sama.”(Tasir Ibnu Katsir Jilid 3 hal 514)


Makna Shalawat Kepada Nabi saw


Abu ‘Aliyah rahimahullah berkata, “Shalawat Allah atas Nabi adalah pujian-Nya kepada beliau di hadapan para Malaikat-Nya, shalawat Malaikat kepada beliau adalah do’a (maksudnya: bahwa para Malaikat memohon kepada Allah tambahan dari pujian Allah kepada Nabi).”


Ibnu‘Abbas radiyallaahu ‘anhuma berkata, “ يصلون/mereka bershalawat, maksudnya adalah mereka mendoakan untuk beliau keberkahan.” (Shahih al-Bukhari Kitab Tafsir bab:10)


Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, ”Makna shalawat Allah atas Nabi saw adalah pujian-Nya terhadap Rasulullah saw dan penjagaan-Nya terhadap beliau, penampakkan kemuliaan, keutamaan dan kehormatan beliau. Dan shalawat kita kepada Nabi saw adalah, kita memohon kepada Allah swt tambahan di dalam pujian-Nya kepada Rasulullah saw dan penampakkan kemuliaan, keutamaan dan kehormatan beliau serta kedekatan beliau kepada Allah.” (Jalaa’ul Afhaam, hal 261-262)



Hukum Shalawat Kepada Nabi saw


Shalawat terhadap Nabi saw adalah wajib atas setiap muslim, baligh (dewasa menurut kacamata agama) dan berakal, sekali seumur hidup. Adapun selain itu (selain shalawat yang sekali) adalah sunnah yang dianjurkan. (asy-Syifaa, oleh al-Qadhi ‘Iyadh jilid 2 hal 62)



Keutamaan Shalawat Kepada Nabi saw


Banyak sekali hadits yang menjelaskan tentang keutamaan bershalawat kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, di antaranya:


Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa saja yang bershalawat kepadaku satu shalawat, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh.” (HR. Muslim, hadits no.408)


Dari Abu Darda radiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Siapa saja yang bershalawat kepadaku sepuluh kali di waktu pagi dan sore, maka dia akan mendapatkan syafa’atku pada hari Kiamat.” (Hadis hasan, Shahih al-Jami’ oleh al-Albani hadits no.6357)



Peringatan Terhadap Orang Yang Meninggalkan Shalawat Secara Sengaja


Imam at-Tirmidzi rahimahullah meriwayatkan dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Terhinalah seseorang yang namaku disebut di sisinya, tetapi dia tidak bershalawat kepadaku.” (hadits shahih, Shahih at-Tirmidzi hadits no.2870)


Beliau juga meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Orang yang bakhil (kikir) adalah orang yang apabila namaku disebut di sisinya, dia tidak bershalawat kepadaku.” (hadits shahih, Shahih at-Tirmidzi hadits no.2811)


Beliau juga meriwayatkan dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah suatu kaum duduk di sebuah majelis, yang mereka tidak menyebut nama Allah di dalamnya dan juga tidak bershalawat kepada Nabi-Nya, kecuali hal itu menjadi kerugian dan penyesalan, maka kalau Allah menghendaki Dia akan mengadzabnya dan apabila menghedaki Dia akan mengampuni mereka.” (hadits shahih, Shahih at-Tirmidzi hadits no.2691)



Bentuk Shalawat Kepada Nabi saw


Di antara bentuk Shalawat kepada Nabi saw yang paling shahih, yaitu:


Asy-Syaikhan (al-Bukhari dan Muslim rahimahumallah) meriwayatkan dari Ka’ab bin ‘Ujrah radiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam keluar kepada kami, maka kami berkata, “Wahai Rasulullah saw, kami telah mengetahui, bagaimana mengucapkan salam kepada engkau. Maka bagaimana kami bershalawat kepada engkau..?” Beliau berkata, “Ucapkanlah oleh kalian:



اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد وَعَلَى آلِ مُحَمَّد، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدِ، الَلَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّد وَعَلَى آلِ مُحَمَّد، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد. [البخاري حديث 6357، ومسلم حديث 406


Waktu-waktu yang Disunnahkan untuk Mengucapkan Shalawat


Para ulama menyebutkan ada waktu-waktu dan kondisi-kondisi yang disunahkan untuk bershalawat, dan mungkin secara singkat penjelasannya sebagai berikut:

1. Setelah mendengar dan mengikuti ucapan muadzin ketika adzan.

2. Ketika masuk dan keluar masjid.

3. Setelah tasyahud (tahiyat) akhir di dalam shalat.

4. Setelah doa qunut.

5. Di dalam shalat Jenazah setelah takbir yang kedua.

6. Sebelum dan sesudah berdoa.

7. Ketika berkhutbah jum’at, I’ed, Istisqa dan lain-lain (khusus bagi khatib).

8. Ketika disebut nama beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam.

9. Ketika berada di Shafa dan Marwah bagi orang yang sedang Haji atau Umrah.

10.Hari jum’at.

11.Ketika pagi dan sore.

12.Ketika menutup sebuah majelis atau pertemuan (taklim, kajian, pelajaran dll).

13.Ketika menyampaikan pelajaran dan ketika selesainya.

14. Di antara takbir-takbir dalam shalat I’ed (Asy-Syifaa, oleh al-Qadhi ‘Iyadh, dan Jalaaul Afham).

~* Semoga Bermanfaat.. Allahumma shlli 'ala Muhammad wa 'ala alihi sayidina Muhammad *~

Kutitip Surat ini untukmu Ukhti

Ini adalah sepucuk surat buat segenap ukhti yang beriman kepada Allah swt dan hari akhir. Buat segenap wanita… baik sebagai ummi, ukhti, istri maupun binti…yang oleh Allah Ta’ala telah diberi amanah memelihara tanggung jawabnya masing-masing… niscaya di hari kiamat kelak akan menanyakan apa yang menjadi tangggung jawab anti semua.
Buat segenap remaja putri yang mengimani Allah… buat siapa saja yang hari ini menjadi ukhti… kemudian esok bakal menjadi istri dan selanjutnya menjadi ummi.

Wahai wanita yang mengimani Allah swt sebagai Rabb-nya, Islam sebagai dien-nya dan Nabi Muhammad saw sebagai nabi serta rasulnya. Mudah-mudahan engkau pernah membaca seruan nan luhur dari Allah swt: “Hai istri-istri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertaqwa maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara (melembut-lembutkan suara) sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik. Dan hendaklah kamu tetap berada di dalam rumahamu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya… (Al Ahzab: 32-33)

Itulah seruan Allah swt kepada siapa saja yang memahami firman-Nya: “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan wanita yang mukmin apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barang saiap yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat dalam kesesatan yang nyata. (Al Ahzab: 36)


Wahai ukhti… bacalah dan jangan terperdaya. Engkau hidup di zaman dimana kehinaan telah menguasai keutamaan. Karena itu berhati-hatilah terhadap model-model busana menyolok para wanita telanjang, model-model yang menjadi salah satu penyebab kejahatan dan kerusakan.

Wahai ukhti… janganlah engkau terperdaya oleh para dajjal, turis-turis yang menyerukan tabarruj dan buka-bukaan. Mereka adalah musuh-musuhmu wahai putri Islam-khususnya- dan musuh para kaum muslimin pada umumnya.
Wahai ukhti… sebenarnya Allah swt telah menurunkan ayat-ayatNya yang telah jelas, supaya dengan melaksanakan tuntunan-tuntunan syari’at yang ada di dalamnya, engkau menjadi terpelihara dan tersucikan dari kotoran-kotoran jahiliyah yang hari ini, musuh-musuh Islam, para penyeru kebebasan, berusaha keras untuk sekali lagi mengembalikan kaum wanita ke abad jahiliyah dengan bersembunyidi bawah cover Peradaban, Modernisasi dan Kebebasan.

Namun sebenarnya orang-orang gila itu lupa dan tidak pernah memperhatikan bahwa wanita muslimah tidak mungkin akan dapat menerima pembebasan dirinya lepas dari pengabdiannya kepada rabb-Nya untuk kemudian jatuh menjadi mangsa bagi budak-budak tentara iblis.

Wahai putri Islam…para penyeru tabarruj dan buka-bukaan amat berambisi untuk melepaskan hijabmu, mereka berlomba-lomba ingin mengeluarkanmu dari rumah-rumahmu dengan dalih emansipasi.

Sayang seribu kali sayang, ternyata banyak wanita yang telah keluar rumah dengan pakaian yang menampakan ketelanjangannya (berpakaian tapi telanjang). Mereka berjalan berlenggak-lenggok, sanggul kepalanya seperti punuk onta, menggugah kelelakian kaum lelaki dan membangkitkan letupan-letupan nafsu seksual yang mestinya terpendam.

Wahai putri fitrah… janganlah engkau tertipu dengan semboyan peradaban yang sebenarnya hanya akan menjajakan wanita sebagai barang dagangan yang ditawarkan kepada siapa saja yang menghendakinya. Jangan pula engkau tertipu dengan tipu daya yang tak tahu malu. Allah swt berfirman: “Dan jika kamu mengikuti kebanyakan manusia yang ada di muka bumi niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Alloh, tidaklah mereka mengikuti melainkan hanya persangkaan belaka dan tidaklah mereka melainkan hanya berdusta. (Al An’am: 116)

Pada busana sebatas lutut engkau bergegas..?
Demi Allah, sungai manakah yang kan engkau seberangi..?
Seolah pakaian masih panjang di pagi hari
Namun kian tersingsing saat demi saat
Engkau sangka kamu laki-laki itu tanpa rasa..?
Sebab engkau mungkin tak lagi punya rasa .?
Tidak malukah engkau terhadap pandangan-pandangan mata itu..?
Aduhai ukhti… ! bacalah dan jangan terperdaya! Malukah engkau untuk bertaqwa dan berbusana iman..? Sementara engkau tiada malu untuk bertabarruj dan buka-bukaan..?

Wahai ukhti…, adakah akan merugikanmu penghinaan kaum juhala (orang-orang yang bodoh) itu selama kita berada di atas al haq sedang mereka di atas al bathil..?

Tidakkah engkau dengar firman Allah swt: “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka yang dahulunya di dunia menertawakan orang-orang yang beriman. Dan bila orang-orang yang beriman lewat di hadapan mereka mereka saling mengedip-edipkan matanya. Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali dengan gembira. Dan jika mereka melihat orang-orang mukmin mereka berkata: ‘Sungguh mereka itu benar-benar orang yang sesat’, padahal orang-orang yang berdosa itu tiada dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin. Maka pada hari ini, orang–orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir, mereka duduk di atas dipan-dipan sambil memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (Al Muthafifin: 29-36)

Wahai ukhti… siapa yang kelak tertawa di akhirat niscaya dia akan banyak tertawa.
Atau engkau pernah berfikir bahwa hijabmu itu akan menghalanginya untuk mendapatkan seorang suami..?

Hai ukhti… Demi Allah! Pikiran itu hanyalah waswasah (bisikan) syetan.
Tidakkah engaku tahu bahwa Allah telah menetapkan bagi wanita pasangannya masing-masing..? Maka karena itu dengarkan firman-Nya: “Perempuan-perempuan buruk (jahat) untuk pasangan laki-laki yang buruk (jahat). Laki-laki yang buruk untuk pasangan perempuan-perempuan yang buruk pula. Dan perempuan-perempuan yang baik untuk pasangan laki-laki yang baik untuk pasangan perempuan-prempauan yang baik.” (An Nur: 26)

Oleh sebab itu mestinya engkau jangan ridha kecuali jika menjadi pedamping seorang suami yang baik, yang berpegang teguh pada ajaran diennya dan selalu merasa diawasi oleh RabbNya.

Suami seperti inilah yang engkau bakal merasa aman bagi jaminan hidup masa depanmu. Lihatlah! Di sana banyak sekali putri-putri sebangsamu yang terjebak dalam tipu daya kehidupan Romantisme dan Cinta menyesatkan. Ternayata banyak di antara mereka kemudian gagal dalam menempuh jalan hidupnya…. Begitu tragis.

Allah berfirman swt: “…Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah swt. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah swt dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah swt niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar”.

“Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (At Thalaq: 2-3)

Tapi bagaimanakah engkau sanggup berbusana seperti ini di tengah musim panas dan teriknya sengatan matahari..?
Wahai putri fitrah… sesungguhnya di dalam iman terdapat rasa manis bagi jiwadan rasa tentram bagi dada. Kalau engkau tahu bahwa neraka jahannam itu lebih panas niscaya segala rasa panas dunia akan, menjadi ringan bagimu.

Ketahuilah, sungguh seringan-ringannya orang yang disiksa di neraka pada hari kiamat aialah seseorang yang di bawah telapak kakinya diletakkan sepotong ‘bara’ dari api neraka, tetapi dari sepotong bara di bawah kakinya itu kan mendidih otaknya…

Waspadalah akan godaan-godaan syetan. Dengan demikain apakah gerangan yang menyebabkanmu berpaling dari seruan Alloh? Dunia dan perhiasannyakah …?

Bacalah firman-Nya: “Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permaianan, perhiasan dan bermegah-megahan anatar kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak seperti hujan yang tanam-tanamannya itu mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu melihat warnanya menjadi kuning kemudian manjadi hancur. Dan akhirat nanti ada adzab yang keras dan ampunaan dari Alloh serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenagan yang menipu.” (Al Hadid: 20)

Atau adakah engkau kini sedang bergembira ria dengan para pemuda dan dengan dunia kecantikan, seraya engku berkata: “Nantilah saya akan berhijab kalau umurku sudah tua”..?

Ketahuilah semoga Allah swt menunjuki kita semua- bahwa apa yang engku gembirakan itu adalah nikmat Allah sebab; “Apa-apa yang ada padamu dari suatu nikmat maka ia adalah datangnya dari Allah.” (an Nahl: 53)

Mestinya engkau wajib bersyukur kepada Allah swt dengan cara mentaati-Nya.
betapa banyak remaja yang hari-harinya penuh tawa…
padahal kain-kain kafan t’lah siap untuknya
sedang ia tak mengira betapa banyak temanten putri dihias ‘tuk sang suami tiba-tiba nyawa melayang di malam taqdir.

Wahai ukhti… kembalilah segera kepada nilai-nilai dan prinsip Islam, niscaya harga diri dan kehormatanmu akan terjaga di hadapan siapa saja. Angkatlah kemuliaanmu wahai ukhti dengan cara menutup aurat dan berhijab. Semoga Allah swt memberi taufik kepada kita semua untuk bisa melakukan apa yang dicintai dan diridahi-Nya. Akhirnya akau memohon pada Allah swt agar Ia menjadikan amalan kita ikhlas karena wajah-Nya.

~* Wallahu'alam Sishowab *~

Website Syababul Huda Mahabbah Qolbu 2011